Nara baru terbangun dari tidurnya saat waktu telah menunjukkan pukul 07.35, dan saat ini ia telah siap dengan seragamnya setelah sebelumnya mandi dengan sangat kilat. Bukan hanya santri saja yang bisa kilat, Nara juga bisa. Ngerti gak nih?
Nara menuruni anak tangga dengan tergesa gesa. Bisa bisa ia telat datang ke sekolah. Masih ada waktu sekitar 15 menit. Kalau ia menggunakan angkutan umum pasti telat. Nara akan meminta pada abangnya untuk mengantar dirinya.
Nara langsung saja berjalan ke arah ruang tamu. Ia mendengar suara abangnya yang sedang mengobrol dengan seseorang. Siapa orang yang bertamu sepagi ini, itu lah yang ada dipikiran gadis itu.
"Bang Jo anter-" Nara terdiam sesaat. Terpaku melihat seseorang yang berada disebelah abangnya. Seseorang yang kini sedang tersenyum menatap dirinya. Ganteng banget pacar gue, gumam Nara tanpa sadar.
"Udahan dulu tatap tatapannya. Sekarang kalian cepet berangkat. Daripada nanti telat"
Wajah Nara sedikit memerah. Gadis itu malu sendiri karena ketahuan sedang menatap Gabriel dengan tatapan memujanya. Salahkan saja Gabriel, kenapa dia memiliki wajah yang begitu rupawan. Nara kan jadi salfok sama wajah gantengnya itu.
Nara sedikit berlari kecil keluar rumahnya. Gabriel dan Jonathan tersenyum geli melihat tingkah Nara. Pantas saja Nara selalu dikatai bocil oleh Jonathan. Ya karena tingkahnya pun masih pantas disebut anak kecil. Tapi Gabriel selalu gemas dengan tingkah gadisnya itu.
Gabriel menghampiri motornya yang berada dihalaman rumah Nara. Ia menaiki motor dan menghidupkannya.
"Mau kemana?" tanya Gabriel saat melihat Nara berjalan ke arahnya.
"Mau berangkat sekolah" balas Nara.
"Terus ngapain nyamperin aku?"
"Hah?" sepertinya Nara belum juga mudeng. Gabriel menahan diri untuk tidak tertawa. Apalagi saat melihat wajah Nara yang begitu kebingungan.
"Kamu kan biasanya naik angkot" ucap Gabriel dengan santainya.
"Lho kok gitu?" Nara sudah mengerti maksud dari Gabriel. Terlihat wajahnya mengeruh. Menatap sebal cowok dihadapannya.
"Gitu kenapa?"
"Terus ngapain lo dateng kesini?" Nara sudah terpancing emosi.
"Emangnya kenapa? Orang tadinya cuma mau ketemu sama bang Jo kok"
"IHH NYEBELIN BANGET SIH LO JADI COWOK" ujar Nara dengan berteriak tepat ditelinga kiri Gabriel. Ia berjalan meninggalkan Gabriel. Berjalan dengan mulut yang tidak diam. Mencak mencak kelakuan Gabriel yang sangat menyebalkan baginya.
Nara tersentak dengan suara klakson motor yang memekakkan telinga. Nara menoleh kesumber suara. Dengan menahan kesalnya, Nara mempercepat jalannya.
"Hei" ucap Gabriel sambil mencekal tangan Nara. Gadis itu ingin menepisnya, tetapi Gabriel terlalu kuat memegang tangannya.
"Mau apa sih?"
"Naik"
"Nggak mau"
"Naik Nara"
"Terserah gue dong mau berangkat sama lo apa nggak" Nara sebenarnya ingin berangkat bareng Gabriel. Tapi ia terlalu gengsi jika langsung menerima ajakan dari cowoknya itu. Setidaknya jual mahal sedikitlah.
"Bebal banget ya"
Gabriel turun dari motornya. Ia memutar untuk sampai dihadapan gadisnya. Tanpa aba aba ia langsung mengangkat tubuh Nara dan ia letakkan dijok belakang motornya. Tanpa ingin berlama lama lagi, Gabriel mulai menancap gas dengan kecepatan penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAREGA
Fiksi RemajaGabriello Aldevaro Narega Seorang lelaki yang selalu mampu memikat semua gadis yang melihatnya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan lelaki tampan yang memiliki hidung mancung, mata hitam pekat yang mampu memikat para gadis yang menatapnya, juga bi...