"Tolong katakan pada si Devo" teriak Cia dengan nada sesuai dengan lagu yang kini sedang buming di Indonesia. saat ini mereka berempat sedang kumpul dipinggir lapangan. Mereka menggunakan waktu istirahatnya untuk menonton para most wanted sekolah yang sedang melakukan pertandingan basket. Dikubu sebelah kanan lapangan ada Gabriel dkk, ditambah satu lagi si Juned dari kelas Nara. Dan tim lawannya adalah anak anak kelas sebelas.
"Lagu ini ku tuliskan untuknya, namanya selalu Cia sebut dalam doa" lanjut Cia. Walau terdengar agak aneh saat ia mengganti liriknya dengan menyebut namanya sendiri.
"Agar Devo mampu, ucap maukah Cia jadi pacarku" ucap Cia tidak nyambung dari nada lagu yang asli.
Banyak siswi yang menatap sinis kepada Cia. Karena telah bernyanyi dengan suara falsnya. Memang Cia tuh urat malunya putus kalau menyangkut Devo. Apapun bakal ia jabanin untuk mendapatkan hati Devo.
Pertandingan masih berlanjut. Terlihat dari skor nilai bahwa tim Gabriel dkk lebih unggul dari lawannya. Dengan selisih poin yang cukup jauh. Sedari tadi yang selalu mencetak poin adalah Gabriel. Karena basket dan Gabriel adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Basket sudah menjadi bagian hidup Gabriel sejak ia kecil.
Nara sedari tadi fokus pada satu titik, Gabriel. Ia sangat mengagumi sosok tersebut. Dengan kelihaiannya dalam bermain basket, membuat seluruh siswi yang menonton terkagum kagum padanya. Nara tidak suka jika miliknya ditatap dengan tatapan memuja oleh siswi siswi disekolahnya. Menyebalkan sekali rasanya.
Kini ditangan Nara dan ketiga temannya sudah tersedia minuman dingin. Nara berniat ingin memberikan minuman ini kepada Gabriel. Tetapi tidak disini. Ia akan memberikannya didepan ruang musik. Tempat yang jarang dilewati oleh murid sekolah. Paling saat ada mapel senbud aja mereka akan datang kesana. Karena tempatnya terletak dibelakang perpustakaan. Berbeda dari ruangan lainnya.
Nara telah janjian dengan Gabriel tadi pagi. Gabriel memberitahu Nara kalau dirinya akan melakukan pertandingan basket saat jam istirahat. Dan ia meminta pada Nara untuk ikut menonton dirinya. Mereka telah bersepakat untuk menutupi hubungan mereka pada teman temannya.
Akhirnya pertandingan telah selesai dan tentu saja dimenangkan oleh tim Gabriel. Mereka sedang duduk dibangku panjang yang ada dipinggir lapangan. Terlihat mereka sangat kelelahan, terkecuali Gabriel. Karena hal ini sudah biasa bagi dirinya.
Cia tiba tiba langsung berlari menghampiri Devo yang sedang menyeka keringat dengan tangannya. Disusul oleh yang lainnya. Saat ini keempatnya sudah berada dihadapan Gabriel juga teman temannya.
"Aloo Devo, nih Cia bawa minum buat Devo" ujar Cia dengan menyodorkan minumannya dihadapan Devo. Mau tak mau Devo menerima minuman pemberian Cia. Tak tega lihat wajah berharap Cia. Dan benar saja, Cia langsung kegirangan. Baru kayak gini aja udah girang, apalagi kalau Devo nembak dia. Bisa mati mendadak nanti Cia.
Kini giliran Vivi yang memberikan minumannya pada Reno. Tumben, biasanya Vivi malas berurusan sama Reno. Nara sedari tadi melirik Gabriel. Memberi kode untuk segera menyusul dirinya ke tempat janjian mereka. Baru saja Nara melangkahkan kakinya. Tetapi suara seseorang membuat langkahnya terhenti.
"Oh iya Gab, emm i-ni minuman buat lo" ujar Agatha dengan menyodorkan minumannya kehadapan Gabriel. Terlihat sekali bahwa Agatha sangat gugup. Karena suara terdengar sedikit terbata.
Gabriel terdiam sesaat. Dia bingung harus menerima apa tidak. Ia sedikit tidak tega jika menolaknya. Akhirnya ia memutuskan untuk menerima minuman yang berikan oleh Agatha. Gabriel sempat melihat pada Nara.
Ia merasa keputusannya menerima minuman dari Agatha adalah keputusan yang salah. Karena sebelum Nara meninggalkan lapangan, Nara sempat menatap Gabriel dengan tatapan yang sulit diartikan oleh dirinya. Apa Nara marah? Shit!!
KAMU SEDANG MEMBACA
NAREGA
Teen FictionGabriello Aldevaro Narega Seorang lelaki yang selalu mampu memikat semua gadis yang melihatnya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan lelaki tampan yang memiliki hidung mancung, mata hitam pekat yang mampu memikat para gadis yang menatapnya, juga bi...