Ada apa dengan Arsen?

90 9 1
                                    

"Ra nanti pulang bareng gue ya?"

Nara mengernyit bingung, untuk apa Arsen mengajaknya pulang bareng. Biasanya jika dirinya yang meminta tebengan, cowok itu selalu males malesan, tumben.

"Ada mau nya lo ya?"

"Ah elah, suudzon mulu lo mah, gue cuma pengen ngajak lo jalan nih, mau gak? Gue traktir tenang aja"

"Kemana?" Nara sepertinya tergiur dengan kata traktir yang Arsen tawarkan padanya.

"Cafe biasa kita sering pergi dulu"

"Okey deh, mumpung uang bulanan gue mulai menipis, jadi gue bisa porotin lo deh" ujar Nara dengan tenangnya.

Arsen membalasnya dengan dumelan saja. Oke Sen, duit lo masih banyak, jadi tenang aja. Tak lama, guru pun masuk untuk mengajar pelajaran terakhir pada hari ini.

******

Kini ketiganya berjalan beriringan dikoridor kelas 12. Dengan posisi Nara yang berada diantara Agatha dan juga Arsen. Saat telah sampai diparkiran, mereka bertemu dengan Gabriel dan yang lainnya.

Sedari tadi tatapan Gabriel tak lepas dari mereka berdua, Nara dan Arsen.   Ingin rasanya dirinya menarik tangan Nara dan pergi dari sana secepatnya. Ia tak suka jika gadisnya selalu terlihat bersama dengan lelaki lain, walau itu temannya sendiri.

"Lo pulang sama siapa Ra?" tanya Reno

"Gue.."

"Nara pulang sama gue" omongannya dipotong oleh Arsen. Nara mendelikkan mata tak suka pada Arsen.

"Ayo Ra" Arsen langsung saja menarik tangan Nara menuju motornya. Diikuti yang lainnya yang mulai menaiki motornya masing-masing.

Ting

Suara pesan masuk pada ponselnya. Terlihat nama kekasihnya yang telah mengiriminya pesan.

Gabriello Narega
Mau selingkuh?

Naraya Clarissa
Apa sih Ga_-

Gabriello Narega
Selingkuh kok terang
terangan

Naraya Clarissa
Siapa yang selingkuh?

Gabriello Narega
Ya elo lah, siapa lagi?

Nara langsung keluar dari room chatnya dengan Gabriel. Jika diteruskan masalahnya akan semakin rumit.

Arsen menjalankan motornya ke Gerbang Sekolah, yang sudah terhalang oleh ketiga motor teman-temannya. Reno dengan Vivi, Devo dengan Cia, entah bagaimana bisa Cia membujuk Devo agar mau memberinya tumpangan. Dan terakhir Gabriel. Cowok itu hanya sendirian dimotornya.

"Mau bareng Tha?"

Nara sungguh terkejut dengan tindakan Gabriel. Kini yang ia lihat adalah wajah Agatha yang tersenyum malu pada Gabriel. Rasanya dirinya ingin cepat cepat pergi dari sana.

Nara melihat tangan Gabriel yang terulur untuk membantu Agatha menaiki motornya. Ia langsung saja memerintah Arsen untuk segera melajukan motornya.

Nara tidak menengok saat berpapasan dengan Gabriel. Ia tidak mau Gabriel melihat matanya yang kini sudah memerah menahan tangis.

Mungkin jika Gabriel pergi dengan Cia ataupun Vivi sekalipun, dirinya tidak akan secemburu ini. Tapi masalahnya disini adalah Gabriel pergi bersama gadis yang jelas jelas menyukai kekasihnya itu.

NAREGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang