3

3K 104 2
                                    

"Pagi anak-anak," sapa Bu Dinda, guru PKN.

"Pagi, Bu..."

"Minggu lalu ibu bilang ke kalian bakalan membuat kelompok untuk nilai kalian, sekarang buat kelompok sesuai barisan tempat duduk kalian," jelas Bu Dinda.

"Dari depan ke samping atau ke belakang, Bu?" Tanya salah satu murid.

"Gini ya, kan ada empat baris jadi kelompok satu dari depan sampai belakang. Paham?"

"Paham, Bu."

"Nama dan nomor kelompok di tulis."

"Siap, Bu."

  Ibu Dinda menuliskan judul untuk bahan tugas kelompok, sedangkan muridnya menulis nama-nama anggota kelompok mereka.

"El, lo aja yang nulis namanya ya," ucap Bella.

"Oke."

  Elina mulai menuliskan nama anggotanya, "sudah!" Kata Elina.

"Coba lihat."

"Nih," Elina menyerahkan selembar kertas yang sudah ada namanya.

"Zaki nggak masuk?" Tanya Bella.

"Masuk. Tuh, disana," tunjuk Elina.

"Dia pindah, kenapa?"

"Gak tau."

"Kertasnya dikumpulkan!" Titah Bu Dinda.

  Elina mengambil kertas itu, mengumpulkan ke meja ibu.

  Ibu Dinda mulai menjelaskan judul-judul yang di tulis dipapan tulis.

  Semua murid mendengarkan kecuali dua orang yang berada di belakang Elina. Elina sedikit tidak fokus karena mereka berdua asik berbicara. "Bel, jangan berisik, ntar ditegur ibu lho," tegur Elina.

"Gak, El, cowok dibelakang kita nih tanya-tanya terus," ucap Bella.

  Elina menoleh kebelakang, pantes pindah kesini ternyata mau deketin Bella, batin Elina.

"Hei.. heii," panggil Vino, pelan supaya tidak ketahuan ibu.

"Apa?" Tanya Bella, pelan. Bella mulai sebel nih sama tingkah Vino.

"Nama gue, Sanjaya Delvino Putra."

"Iya," ucap Bella.

"Panggil gue Vino."

"Iya."

"Lo udah punya pacar belum?" Tanya Vino, "hmmm itu pipi lo kok bisa chubby gitu, lo apain?" Tanya Vino lagi.

  Vino terus mengeluarkan pertanyaan, terkadang merayu Bella, dan berusaha mengajak Bella berbicara kepadanya.

  Telinga Bella mulai kesal karena dari tadi Vino berbicara kepadanya, mulai dari ibu menjelaskan sampai ibu memberikan tugas tidak henti-hentinya Vino berbicara.

"Stop!" Bentak Bella.

  Semua murid dan Bu Dinda menoleh ke arahnya. Sedangkan Vino langsung kembali ke sikap awalnya.

"Kenapa lo?" Tanya Elina.

"Ya, Bella, kamu kenapa?" Tanya ibu.

"Maaf, Bu, nggak ada apa-apa kok," jawab Bella. Brengsek! Gara-gara dia nih, dasar Vino brengsek! Maki Bella di dalam batinnya.

"Ya udah, dilanjutkan tugas yang ibu kasih tadi," ucap ibu.

"Iya, Bu."

  Elina menjulurkan buku paket ke Bella.

"Lo cari tentang ini ya," ucap Elina.

"Cari sama-sama aja, gue belum paham," kata Bella.

"Oke."

→→→

"Bel, nanti siapa yang cari materi untuk tugas kelompok Bu Dinda?" Tanya Elina.

  Bella menyeruput minumannya.

  Mereka berdua berada di kantin, karena sudah jam istirahat.

"Gue aja yang cari. Nanti lo yang ngeprin," jawab Bella.

  Elina berfikir sebentar. Kemudian dia berkata, "oke deh."

  Elina dan Bella menghabiskan makanan mereka.

  Setelah selesai makan, mereka pergi untuk membayar. Kemudian berjalan meninggalkan kantin.

  Di jalan menuju kelas. Mereka melewati beberapa cowok yang nongkrong di bawah pohon.

"Heii pembem."

"Duh pipinya itu lho kayak bakpao, hahaha."

"Cewek pembem mau ke mana?"

  Elina menyiku Bella. Bella menoleh ke Elina. "Apa?" Tanya Bella.

"Tuh, lo, dipanggil pembem oleh Vino dan kawan-kawannya," jawab Elina.

"Udah biasa dibilang kayak gitu."

"Oh... Kalau gue lihat, Vino kayaknya mulai suka sama lo," ucap Elina.

"Apa sih."

"Iya, buktinya. Pertama lo memperkenalkan diri, cuman dia aja yang nanya. Kedua dia gangguin lo saat jam pelajaran Bu Dinda tadi, dan yang paling gue bingungin tiba-tiba aja Vino pindah tempat duduk jadi dibelakang lo," jelas Elina, "gue yakin tuh anak beneran suka sama lo," sambungnya lagi.

"Masa? Gue gak tau. Udah deh jangan bahas lagi, ayok kelas," ucap Bella.

"Cieee ciee, hahaha..."

"Gue tinggal nih," ucap Bella, meninggalkan Elina.

"Tunggu dong," Elina mengejar Bella.

  Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu.

  Bella menunggu ayahnya di halte sekolah bersama dengan yang lainnya.

"Bel, lo nunggu siapa?" Tanya Elina, yang berhenti di depan halte.

"Gue nunggu jemputan. Nungguin ayah," jawab Bella.

"Oh, ya udah gue duluan ya."

"Iya."

  Elina meninggalkan Bella.

  Saat Elina sudah jauh dari lingkungan sekolah, ayah Bella pun telah sampai di depan halte sekolah.

  Bella memakai helmnya kemudian duduk menyamping. Ayah pun pergi meninggalkan halte sekolah.

Bad Boy and Chubby Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang