Entah ada angin apa, Bella dan Vino sedang bermanja-manja di kelas. Mulai dari jam istirahat sampai jam pelajaran. Elina yang berada di depan mereka hanya bisa berdoa supaya mereka tidak ditegur oleh guru.
Elina tidak sengaja melihat pak guru yang sedang melihat ke arah mereka berdua.
"Bel, diam jangan berisik! Itu dilihat bapak, lho," ucap Elina, mengingatkan.
"Iya El tapi Vinonya nih yang gak bisa diam!"
"Semoga gak dilempar atau dimarahin bapak."
"Iya--"
Prak! Satu buah spidol baru saja melayang dari meja pak guru sampai meja Vino. Bikin Elina jantungan.
"Kalian berdua, jam istirahat keruangan saya!!" Titah pak guru dengan tatapan galaknya.
"Semoga beruntung, Bel, Vin," bisik Elina.
"Iya.." jawab Bella, lirih.
---
Jam istirahat kali ini Elina tidak pergi ke kantin, karena ia sedang menunggu Bella dan Vino keluar dari sidang mereka yang kesekian kalinya. Salah satu pasangan di sekolah ini yang sering di panggil guru.
"Elina ada?" Suara seseorang yang membuat beberapa orang dikelas melihat kepadanya.
'Si Ham, hak asasi manusia ini ngapain cari gue?' pikir Elina. Berusaha menundukkan kepalanya dan menutupi dengan buku.
"Oh, Lo, Ham. Itu Elina, lagi tidur di mejanya," jawab si ketua kelas yang nyebelin.
"Oke."
Hambali menghampiri Elina. Membungkukkan sedikit badannya dan berbisik di telinganya. "Gak usah pura-pura tidur. Gue tunggu di perpus, ruangan buku paket! Gak dateng, bakal ada hadiahnya!" Ucap Hambali, membuat Elina langsung membuka mata mendengarnya. Ia pun pergi dari kelas itu.
Tetap di posisi yang sama, Elina masih memikirkan perkataan Hambali tadi.
"Pergi gak ya? Pergi atau gak? Hm, gimana nih..." Elina merasa frustasi.
Suara tangisan seketika memenuhi seisi ruangan kelas. Ternyata tangisnya Bella.
"Bel, kenapa? Vino, si Bella kenapa?" Tanya Elina yang tidak dijawab oleh Vino.
"Kak El, kakak ditunggu kak Hambali diperpus. Disuruh cepat, katanya," ucap adek kelas si pengantar pesan dari Hambali.
"Hais.. nanti kita cerita ya Bel, oke. Gue perpus dulu," kata Elina, berlari keluar kelas menuju perpustakaan.
___
"Maaf, Bu, Hambali dimana ya?"
"Dia diruangan khusus buku paket. Kenapa? Kamu mau bantuin dia??"
"Mmm iya, Bu, bantuin dia."
"Bagus sekali. Semangat ya.."
"Baik, Bu."
Cklek.. pintu terbuka. Tapi tiba-tiba, dengan cepat ada yang menarik dirinya, huft.. ternyata Hambali pelakunya.
"Kenapa lama sekali, hmm? Apa sebegitu gak maunya ketemu aku??" Tanyanya, masih memeluk Elina. Dan memakai kata aku-kamu.
"Bisa lepas dulu gak nih?" Ucap Elina.
Hambali melepaskan pelukannya tapi kemudian ia mencium Elina, lagi, lagi dan lagi.
"El, aku suka kamu. I love you. Kamu mau jadi pacar aku?" Ucap Hambali. Ia langsung menyatakan perasaannya setelah memeluk dan mengambil ciuman Elina.
"Kamu ingin aku menjawabnya kan? Maka jawaban ku, iya, aku mau!"
"Sungguh?"
"Iyes..!" "Haha.. ciee kena tipu mau, hahaha..." Tawa Elina seketika pecah. Membuat Hambali terdiam sesaat sebelum akhirnya bersuara.
"Maksud kamu apa??"
"Ya gue bercanda, gue gak mau pacaran sama Lo!"
"Kenapa? Apa kurangnya aku?? Aku ganteng, dan juga pintar!" Ucap Hambali.
"Iya tau.. tapi gue emang gak mau pacaran!" Tegas Elina.
"Ck! Basi!"
"Emangnya nasi apa, basi segala."
"Huft.. El, aku serius!"
"Dahlah! Gue mau balik ke kelas. Gara-gara Lo, gue harus ninggalin teman gue yang lagi nangis dikelas!"
"El!"
"Ck! Gue tinju juga Lo!" Mode galak Elina, on. Ia hampir saja meninju Hambali jika Hambali tidak segera mundur, membiarkan Elina pergi.
...
Love youuu ❤️
🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy and Chubby Girl (END)
Random"Aku suka bikin dia nangis. Karena saat dia nangis pipinya yang tembem itu jadi gemesin. Makanya aku suka kalau lihat dia nangis" - Sanjaya Delvino Putra. **************** Start: Kamis, 24 Des 2020 (11.30) Finished: Jumat, 29 Des 2023 (19.10) Tamat.