7

1.1K 32 0
                                    

  Malam hari dirumah Elina.

"El!"

  Itu suara teriakan ibu Elina, Linda. Harimau betina di rumah Elina.

"Kenapa, Ma?"

"Ada teman mu diluar."

'teman? teman gue? siapa? gue gak pernah kasih tau alamat rumah gue ke teman-teman gue.' Pikir Elina.

"Teman kamu nungguin diluar tuh, tadi sudah disuruh masuk gak mau."

"Ya, Ma."

  Elina tidak pernah memberitahukan alamat rumahnya ke teman-temannya kecuali mereka bertanya ke Elina, kalau tidak bertanya ya tidak di kasih tahu.

  Seorang cowok, tingginya lebih dari dirinya. Kalau di lihat dari punggung dan bentuk tubuh belakangnya dia pasti... Vino?.

'apa?! Hambali. Kok dia bisa tau rumah gue?' Pikir Elina.

"Hambali?"

  Cowok itu membalikkan badannya.

  Sekarang mereka berdua sudah saling berhadapan. Elina melihat Hambali dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia melihat gaya berpakaian Hambali, rapi dan simpel tapi tetap keren.

"Wow, Ham, Lo mau ke mana? Rapi banget," tanya Elina.

"Lo lupa ya tadi sore di ruang rapat OSIS?" Hambali mengingatkan kembali percakapan diruang rapat OSIS.

  Sore, di ruang rapat OSIS.

  Elina masuk ke dalam ruang rapat OSIS. Dia sangat bingung, mengapa Hambali si ketua OSIS itu menyuruhnya datang ke sini sore hari, sendirian. Kan jadi berfikir yang tidak-tidak.

"Dia belum datang ya?"

"Gue dibelakang lo!"

  Elina menoleh kebelakang. Hambali bersandar di pintu satunya yang tidak terbuka dengan kedua tangan di dalam kantong celananya.

"Dari tadi gue nungguin Lo. Dari mana aja Lo?" tanya Hambali.

"Ngapain ditunggu kalo gue datangnya lama," gumam Elina.

"Lo ngomong apa?"

"Gue ngomong, ngapain kita disini?"

  Hambali duduk di salah satu meja.

"Oh, gue tau. Pak Ketos Ham mau ngasih gue uang ya? Atau permen?" tebak Elina.

"Bukan!" jawab Hambali.

"Terus apa?"

"Gue mau ajak Lo jalan ke pasar malam."

"Wah, pasar malam, banyak permainan. Oke, gue mau ikut." Elina langsung menyetujuinya tanpa bertanya maksud ajakan itu.

"Gue udah inget!" ucap Elina. "Tunggu bentar, gue ganti baju dulu."

"Iya."

  5 menit setelah selesai mengganti baju.

  Elina dan Hambali pun berangkat ke pasar malam.

  Mereka sudah sampai di tempat tujuan. Ramai? Tentu saja, namanya juga pasar malam, tempat berbagai macam mainan yang disenangi juga disukai oleh orang tua, anak muda, bahkan anak-anak kecil.

  Elina sedang menunggu Hambali, tadi sehabis memarkirkan motor dia mendapatkan telpon.

"Ayo kesana. Teman-teman gue udah nungguin," ucap Hambali. Elina mengikuti langkah Hambali.

Bad Boy and Chubby Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang