19

180 3 0
                                    

  Hambali melihat ke dalam kelas serta keluar kelas. Tidak terlalu ramai, berjalan masuk ke dalam.

"Elina!" Panggilnya ketika melihat Elina sedang membaca buku dengan serius.

Brak!

  Hambali mengebrak meja Elina membuatnya kaget, menatap tajam ke si pelaku.

  Menutup bukunya. Menyisihkannya.

"Baca apa sih, serius banget!"

"Baca buku lah!"

"Tau kok gue, lo baca buku. Apa judulnya, ceritanya tentang apa?"

"Kepo deh lo! Lo mau cari siapa?"

"Gue cari Bara."

"Bara gak masuk hari ini. Jadi lo keluar sekarang!" Elina mengusirnya.

  Hambali duduk di bangku sebelah Elina.

"Kok, lo malah duduk disini sih?" Tanya Elina.

"Suka-suka gue dong. Elina, siapa pacar lo?"

"Gak ada!"

"Gak ada, apa ada?" Tanya Hambali.

"Kenapa sih lo! Kepo banget!" Jawab Elina penuh penekanan.

"Kalo gue jadi pacar lo, lo mau gak?"

"Jangan harap! Udah deh keluar sana atau gue cubit lo!" Ancam Elina.

"Ck! Ngancem mulu lo!" Hambali berdiri, pergi dari sana dengan santainya.

  Sepertinya Hambali suka sama Elina tapi Elina nya nggak peka. Perjuangannya harus ekstra untuk dapatin Elina. Apalagi Elina sifatnya sedikit galak dan cuek, pokoknya setengah sifat cowok lah jadi lumayan susah buat dapetinnya kecuali emang orangnya sendiri yang suka pasti gampang.

"Heran deh sama ketos Ham satu ini. Gangguin gue mulu!" Kesal Elina. Melanjutkan baca bukunya. Sampai Bella dan Vino datang begitu juga dengan teman-teman sekelas.

"Elina, lo kenapa?" Tanya Bella.

"Gakpapa kok. Nanti temanin ke wc ya."

"Iya."

  Jam pelajaran di mulai.

  Sampai bel pulang berbunyi dan semua murid berhamburan keluar dari kelas menuju pagar.

  Saat pintu pagar di buka maka bisa terlihat jelas lautan murid keluar. Sedikit mengerikan bagi para orang tua yang menjemput anaknya karena melihat ribuan anak sekolah. Itu baru satu sekolah, bagaimana kalau seluruh sekolah di wilayah ini di satukan? Pasti tambah seru dan menegangkan.

"El!" Teriak seseorang di balik helm.

Elina melihat orang tersebut, motor gede? Hambali nih! Siapa lagi yang pakai motor itu kalo bukan dia! Pikir Elina.

"Bella, lo bawa motor gak?" Tanya Elina.

"Lo, 'kan tau gue gak bisa naik motor!"

"Oh iya, lupa, hehe."

"Kenapa? Lo gak bawa motor?"

"Gak. Bannya bocor makanya gue dianter. Terus lo pulang sama siapa?" Tanya Elina.

"Sama Vino, sekalian nanti mau main kerumahnya."

"Ohh, oke!" Ucap Elina. "Eh, itu Vino tuh! Buruan gih, udah ditungguin tuh."

"Eh iya, duluan ya El."

"Iya, hati-hati."

  Saat Bella dan Vino sudah pergi, ada seseorang yang megang tangan Elina yaitu Hambali. Dia membuka kaca helm. "Pulang sama gue!" Menarik Elina menuju parkiran motor yang sudah sepi. Elina pasrah, dia sudah nggak mau ribut, capek, pengennya cepat pulang dan sampai rumah tidur.

"Ngebut ya Ham, gue ngantuk."

"Iya, tapi lo pegangan! Ntar jatuh lagi!" Ucap Hambali sambil memasang helm kodok warna hitam yang selalu dibawa. "Udah. Kita berangkat."

"Hm." Dia baik juga ya, batin Elina.

  Di tengah perjalanan pulang Hambali tampak senang di balik helm tersebut karena tangan Elina melingkar di pinggangnya. Apalagi Elina duduknya mepet juga.

"Rumah lo belok mana nih?" Hambali sedikit berteriak.

"Ada masjid sebelah kiri, nah, belok kiri. Lurus aja trus belok kanan, turunin gue disitu aja."

"Oke."

...

  Di rumah Vino.

"Ayo masuk!" Ucap Vino. Bella mengikuti Vino dari belakang.

  Sambil menunggu Vino mengganti pakaian, Bella duduk di ruang tamu memainkan ponselnya.

"Yang! Kesini 'yang!" Teriak Vino dari dalam kamar.

"Iya!" Bella berjalan ke kamar Vino yang tidak jauh dari ruang tamu.

"Mau kemana?" Tanya mbak Cia, kakaknya Vino yang hendak pergi ke luar.

"Eh, ke kamar Vino. Tadi di panggil," jawab Bella, sopan.

"Iya. Mbak jalan dulu ya."

"Iya mbak, hati-hati."

"Iya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

  Vino melihat Bella yang sudah berada di kamarnya.

"Mbak Cia, kah?"

"Iya. Mau jalan katanya."

"Oh. Sini, bantuin pilih baju!" Ucap Vino.

  Hari ini mereka berdua sudah bikin janji untuk melakukan foto berdua di studio foto, sudah booking juga sama sudah bayar DP

  Setelah mendapatkan beberapa baju yang bagus dan cocok, mereka berdua langsung berangkat ke lokasi foto.

  Lokasinya tidak terlalu jauh, hanya butuh beberapa menit dari tempat Vino.

  Sesampainya di lokasi mereka berdua langsung saja ganti baju, siap-siap buat foto. Sudah cari beberapa gaya foto juga jadi nggak usah bingung lagi mikirin gaya fotonya harus bagaimana. Fotonya juga pakai remote kecil yang tinggal di pencet jadi, bisa diatur juga ke mode hitungan. Nanti kalau sudah selesai tinggal dipilih foto-foto yang menurut mereka berdua bagus kemudian cetak, bisa kirim file juga. Simpel kan? Cobain deh.

  Kali ini Vino mau ada satu foto yang beda yaitu dengan berciuman! Vino mencium bibir Bella dan cekrek.. foto diambil. Bella merasa malu dengan tingkah Vino yang menciumnya, apalagi ada beberapa orang yang mau berfoto juga yang melihat mereka berciuman.

"Kenapa?" Tanya Vino.

"Kamu tuh! Gak tau tempat! Malu tau!" Jawab Bella.

"Terus kenapa? Gak suka? Kalo gak suka hapus aja fotonya!"

"Eh, bukan! Suka kok!"

"Ya udah!"

"Iya."

  Begitulah sifat Vino, lebih dominan daripada Bella. Tapi kalau sudah bucin nggak ketulungan! Maunya nempel terus kayak perangko, terkadang tidak memperdulikan tempat.

Bad Boy and Chubby Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang