16

288 14 0
                                    

"Elina ayo balik ke kelas."

"Duluan deh, gue kekelas bareng Michel."

"Huh, oke!" Bete Bella.

  Kalau ngomongin Elina sama Michel, mereka berdua akhir-akhir ini hampir sering kemana-mana selalu berdua. Malah pernah waktu itu saat jam pertama pelajaran Michel datang ke kelas Elina, dia mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka. Dia berniat mengajak Elina ke kantin bersamanya, padahal kedua temannya meneriakinya agar cepat menyusul tapi tidak didengarkan.

  Sisa sepuluh menit lagi sebelum bel istirahat berbunyi tapi Michel masih setia menunggu.

"Hei, Ri" bisik Elina ke Riri, cewek bangku di sebelahnya.

"Apa?"

"Itu Michel nunggu siapa?"

"Gak tau, mungkin nunggu lo. Kan' Lo akhir-akhir ini sering sama dia."

"Ah, gak mungkin. Paling juga nunggu Udin, kan mereka temenan."

"Iya paling."

  Bel istirahat berbunyi dan pak guru mengakhiri kelasnya.

  Elina baru saja keluar kelas tapi sudah dikagetkan dengan tangan Michel yang memegang tangannya. "El, ayo kekantin bareng," ucapnya, penuh percaya diri.

"Ha? Gue?"

"Iya. Gue udah nungguin lo dari tadi nih."

"Eee, oke deh," Elina melepaskan tangan Michel. Sebenarnya ia malas pergi ke kantin, ia hendak pergi ke kelas sebelah untuk bermain tapi karena tidak enak dengan Michel jadi ia menyetujuinya.

  Elina memang tipe cewek yang bar-bar dan tidak pilih-pilih teman, mau itu cewek atau cowok dia anggap sama.

"Chel, Lo kantin mana?" Tanya Elina.

"Kantin itu, kenapa? Lo gak mau kesana?"

"Bukannya gak mau, cuman kemaren gue habis dari kantin itu jadi sekarang gue mau gantian ke sebelahnya," jelas Elina.

"Oh, gitu.. ya udah sana, nanti gue kesana. Kita balik ke kelas bareng."

"Oke."

  Entah kenapa, Elina memiliki firasat yang aneh terhadap Michel. Tapi ia tidak mempedulikan firasat itu, mungkin saja tidak benar.

  Baru saja Elina sampai di kantin, Diana temannya yang beda kelas memanggilnya. "El, sini, duduk sini."

"Iya, bentar."

  Elina duduk di sebelah Diana dan menaruh makanan beserta minumannya di meja.

"Elina."

"Hm?"

"Lo udah punya pacar belum?" Tanya Diana.

"Gak punya. Kenapa emangnya?"

"Gak kok cuman tanya aja. Hm.. misalkan nih El, misalkan aja ya, ada teman gue yang naksir sama lo, Lo mau gak? Lo terima gak?" Diana bertanya saat Michel baru saja sampai di kantin tempat Elina makan.

"Emangnya siapa teman Lo? Yang mana orangnya?" Tanya Elina.

"Lo gak perlu tahu dulu siapa nama dan orangnya, yang penting Lo jawab dulu pertanyaan gue tadi!"

"Maaf ya Din, untuk sementara ini gue gak mau pacaran karena gue udah janji dengan diri gue sendiri juga orang tua gue, untuk tidak pacaran selama gue belum lulus sekolah dan belum umur tujuh belas tahun!" Jelas Elina.

"Maksudnya? Gue gak paham?" Ucap Diana.

"Yang artinya adalah, selagi gue belum berumur tujuh belas tahun dan belum lulus sekolah, gue gak akan pacaran! Paham?"

  Diana mengernyitkan dahinya, bingung. Dia juga melihat ke Michel yang pasti sudah mendengar pernyataan dari Elina. Tapi dia tidak akan menyerah, demi orang yang disukai oleh temannya dia pasti akan berusaha dan terus berusaha.

  Sampai saat dimana mereka semua pergi ke kolam renang di hari Kamis untuk pengambilan nilai. Setelah selesai kegiatan tersebut, Michel berenang mendekati Elina yang berada di kolam atas, kolam renang yang tidak terlalu dalam.

"Michel, ngapain disini? Lo 'kan bisa berenang, kenapa gak dibawah?" Tanya Elina. Elina sudah sedikit lupa masalah tentang Michel yang menyukainya.

"Gak, rame disitu, gak enak juga," jawab Michel. "El..."

"Elina!" Panggil Bella, berbarengan dengan Michel.

"Apa?"

"Yuk kesana, kita berenang di kolam sana," ajak Bella.

"Oke." Jawab Elina. "Gue kesana dulu ya, Mic," kata Elina ke Michel.

"Iya."

  Sampai tiba waktunya, Michel memiliki kesempatan untuk berbicara empat mata dengan Elina. Tapi sayangnya disitu Elina sudah mulai peka, jadi dia berkata"Mic, Lo suka ya sama gue? Kalo, iya, gue cuman bisa bilang terima kasih karena sudah suka sama gue tapi.. gue gak bisa terima itu.."

"Tunggu, tau dari mana kalo gue suka sama Lo?"

"Sikap Lo dan omongan teman-teman."

"Jadi, Lo mau ja..."

"Maaf Mic, gue belum mau pacaran. Lebih baik Lo cari cewek lain aja. Oke?"

"Jadi Lo nolak gue nih? Hah! Serius, heh."

"Sorry..." Elina merasa kasian dengan Michel.

"Ck, baru kali ini ada cewek yang gak mau pacaran sama gue! Baru kali ini, seumur hidup gue! Heh, Lo bakal nyesel karena udah nolak gue."

"Gue gak bakal nyesel," ucap Elina, kelewat santai.

"Lihat aja nanti. Bakal nyesel Lo!" Tegas Michel.

"Mungkin," ucap Elina kemudian pergi ninggalin Michel.

  Jadi, seumur hidup Elina, baru kali ini dirinya menolak cinta seorang cowok bahkan membuat cinta cowok itu bertepuk sebelah tangan. Gitulah Elina, tidak terlalu memusingkan masalah seorang pacar walaupun sering mengeluh ingin mempunyai seorang pacar, bahkan iri dengan orang-orang sekitar. Padahal diri sendiri bikin sakit hati orang lain.









...
Bismillah..
Akhirnya bisa update lagi 🤩

Bad Boy and Chubby Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang