Kuakui ku sangat sangat menginginkanmu
Tapi kini ku sadar ku diantara kalian
Aku tak mengerti ini semua harus terjadiKuakui ku sangat sangat mengharapkanmu
Tapi kini ku sadar ku tak akan bisa
Aku tak mengerti ini semua harus terjadiLupakan aku kembali padanya
Aku bukan siapa-siapa untukmu
Kucintaimu tak berarti bahwa
Ku harus memilikimu slamanya(D'masiv _ Diantara kalian)
Berhenti bertahan untuk sesuatu yang tak seharusnya aku pertahankan, meski akan terluka saat melepasnya tapi akan ada penyembuh nantinya. Setidaknya aku bisa tersenyum menyaksikan dua orang yang kucintai dan kusayangi dapat merasakan kebahagiaan yang tanpa sengaja pernah ku rampas dari mereka. Aku sudah memaafkan Mas Raihan ketika dia dengan tulus meminta maaf, tapi aku tidak bisa memberinya kesempatan. Aku sudah bertekad akan mengembalikannya pada seseorang yang memang seharusnya bersamanya.
Ditengah perayaan ulang tahunnya, aku yang bermaksud mengungkapkan nasib rumah tangga kami pada keluarga justru dikejutkan dengan lamaran tiba-tiba yang diajukan oleh sepupu iparku Bang Yoga untuk kakakku Nadira. Meski jawaban Mba Dira masih menggantung tapi aku tahu dia menaruh harapan pada pria bertubuh tegap itu.
Tidak boleh, ini tidak boleh terjadi. Mba Dira tidak boleh lagi mengorbankan dirinya hanya untukku. Bisa saja kan dia menerima lamaran tersebut agar aku mengurungkan niatku untuk berpisah dengan Mas Raihan.
Segera kuajak Mba Dira ke ruang kerja milik Papa mertuaku dan bicara empat mata dengannya.
"Mba, Diza mohon jangan hiraukan lamaran yang tadi diajukan Bang Yoga. Aku tahu Mba ngga punya perasaan khusus terhadapnya. Yang harus Mba lakukan sekarang hanyalah bersabar menunggu sampai aku dan Mas Raihan menyelesaikan proses perceraian kami. Setelah itu kalian bisa kembali bersama lagi."
"Jadi kamu serius ingin berpisah dengan Raihan, Diz?" Tanyanya lirih.
Aku mengangguk cepat "Tadi pagi aku udah ketemu Tante Melvi dan memintanya menjadi pengacaraku. Dan besok aku akan meminta Mas Raihan menandatangani surat gugatannya."
Tiba-tiba saja pintu terbuka sampai aku dan Mba Dira hampir melompat sangking terkejutnya, dan Mas Raihan muncul dengan wajah murkanya "Jangan bermimpi aku akan memberikan tanda tanganku di surat sialan itu. Aku tidak akan pernah menceraikanmu. Kamu dengar itu!!!"
Aku menatapnya kemudian menghela nafas panjang "Tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari pernikahan kita Mas, semuanya sudah selesai. Dengan atau tanpa persetujuan Mas aku akan tetap mengajukan gugatan cerai ke pengadilan."
Kulihat Mas Raihan hanya menatapku, entah apa artinya tatapan itu. Mungkin dia menganggap aku adalah wanita terjahat yang pernah ditemuinya.
"Apa yang kalian bicarakan?"
Kami menoleh ke arah sumber suara, Mama berdiri di ambang pintu dengan wajah super terkejutnya namun matanya memancarkan kilat marah pada kami.
"Siapa yang kalian bicarakan? Siapa yang mau bercerai??"
Kami diam, tak ada yang berusaha untuk menjawab pertanyan Mama.
"Jawab Mama Ray!!!!"
Mas Raihan masih diam tak menjawab, kepalanya bahkan menunduk meskipun Mama sudah menuntutnya untuk segera menjawab.
"Ma..." aku mulai ambil suara, kurasa sudah tidak ada yang perlu disembunyikan lagi. Lambat laun mereka akan tahu apa yang sudah terjadi pada rumah tangga kami.
Aku menoleh ke arah Mas Raihan sebentar "Aku...dan Mas Raihan...akan bercerai." Jelasku pada akhirnya.
Kulihat Mama terkejut, tangannya langsung memegang dadanya sebelah kiri. Dan kemudian yang kulakukan hanyalah berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadiza
Randomkeputusan Ayah untuk menikah lagi setelah bunda meninggal memberi kesan kalau dia sudah tidak menyayangiku lagi sebagai putrinya. Kakak perempuan yang kuharapkan bisa menjadi tempatku berbagi pun mengkhianatiku, dia menerima dengan senang hati kehad...