13. t i g a b e l a s

120 34 9
                                    

semudah itu percaya,
segampang itu kecewa.

13. sekali sayang, ehh salah orang. ah, anjim.

Setelah debat mendebat siapa yang akan ke toilet duluan, akhirnya Ara memutuskan untuk mengalah. Dengan kata kata hasutan Salsa yang bilang "yang waras ngalah." Jadilah Ara mengalah dan membiarkan Salsa menuntaskan hajatnya terlebih dulu.

Sebentar lagi bel istirahat berbunyi, tapi Ara dan Salsa memilih keluar duluan berhubung satu les jamkos dan ada yang mendesak di bagian bawah untuk segera dikeluarkan. Maka, disinilah mereka, toilet khusus perempuan yang disediakan di lantai dua. Ruangannya cukup bersih dengan tiga bilik yang ada. Ada cermin besar tepat di depan deretan bilik bilik toilet tersebut, juga ada wastafel kecil biasa untuk mencuci muka dan tangan di ujung tempat ini.

Pada saat masuk, dua bilik tampak terkunci, jadilah Salsa dan Ara harus bergantian.

Ara menunggu sambil bersandar di dinding bilik, menghadap cermin sambil sesekali membuka ponselnya -hanya scroll Instagram.

Ceklek

Salah satu bilik terbuka, tapi bukan bilik yang tadi ditempati Salsa. Seorang gadis muda dengan kacamata bulat bertengger di pangkal hidungnya tampak membereskan rok yang ia pakai. Ia masih menunduk, lalu mengangkat wajah. Pandangan Ara tidak sengaja bertemu dengan siswi tadi yang juga sama menatapnya.

"Eh Kak Ara." Sapa siswi tadi.

"Iya Tit." Jawab Ara lalu mengantongi ponselnya kembali.

"Ih, kan udah Tita bilang jangan suka panggil Tita kaya gitu kakkk." Siswi yang dipanggil 'Tit' tadi tampak mencebik tidak suka, sedangkan Ara malah terkekeh.

"Iya iya maap, kebiasaan." Ucap Ara.

"Ambigu tau kak, Tit Tit gitu." Kesal Tita.

Lalita Malik Ahmad, kerap dipanggil Tita, seorang siswi yang merupakan adik kelas Ara dan kawan kawan. Tita masih kelas 11 dan duduk di bangku MIPA 5. Menurut gosip yang beredar -tentu Salsa yang menjadi sumbernya- Tita ini merupakan secret admirer Davin. Hohoho, ini semua terbukti ketika Salsa tidak sengaja melihat Tita jauh jauh mendatangi loker Davin yang berada di lantai tiga, sedangkan kelas Tita berada di lantai dua. Salsa juga melihat Tita menyelipkan sesuatu yang disimpulkannya adalah sebuah surat cinta, love letter. Sejak itulah Tita sering menjadi ceng cengan bagi Davin dan sering di goda jika lima anak kampret berpapasan dengan Tita di kantin.

Ara lumayan dekat dengan Tita karena pernah dulu menjadi kakak pembina PMR semasa dirinya kelas sebelas. Selama masuk kelas dua belas ini, ia lebih memilih rehat dan fokus pada akademiknya saja. Tapi Ara baru tau jika Tita suka pada Davin setelah Salsa heboh di grup waktu itu.

"Sendiri aja Ta?" Tanya Ara dengan mengubah panggilan Tita.

"Iya kak, tadi kelas Bu Ema, jadi ngga ada yang bisa nemenin." Jawab Tita.

"Ta, gue boleh kasih saran?" Ucap Ara membuat Tita menoleh dengan sebelumnya sedang merapikan rambutnya.

"Boleh boleh aja kak, asal ngga sesat kaya bang Davin." Saat menyebutkan nama Davin, ada senyum singkat yang terbit di bibir Tita.

"Gue kasih saran nih ya, kalo lo emang suka, bilang langsung. Jangan tanggung tanggung buat nyatain perasaan. Mending lo nyesel setelah ngelakuin hal yang lo pengenin, daripada lo nyesel karena lo ga ngelakuin hal itu sama sekali. Be better lo secepatnya ungkapin apa yang lo rasa, sebelum lo keduluanan orang lain." Ucap Ara panjang sok bijak. Padahal diri sendiri belum pernah ngungkapin perasaan ke orang yang disuka, atau malah sudah (?)

Shivviness  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang