akan ada masanya semua terlihat membosankan
tapi jangan pernah berhenti, istirahatlah sebentar lalu kembali berlari.24. boleh pinjam pelukmu sebentar? sebentar saja, aku lelah.
Pukul empat lewat dua puluh menit, Ara terbangun dari tidur siangnya. Badannya terasa lemas dan kepalanya menjadi pusing. Ia duduk di tepi ranjang sambil memegang kepalanya yang terasa nyeri. Ini pasti karena ia terlalu lama tidur.
"Jam berapa nih." Gumam Ara seraya menoleh ke arah dinding tempat jam bertengger. Jarum panjang di antara angka empat dan lima. Ternyata dirinya tidur tiga jam.
Dengan susah payah Ara berusaha untuk berdiri, namun gagal karena dunia serasa berputar. Ia memegang ujung nakas agar bisa menahan tubuhnya yang kian limbung.
"Maaa..." Panggil Ara dengan suara pelan.
"Mama..." Ulangnya namun kian lirih. Sakit di kepalanya semakin menjadi.
Karena tidak kuat berdiri, Ara kembali terduduk di pinggir kasur. Badannya terlalu lemas untuk dibawa berjalan keluar dan tidak mungkin suara pelannya mampu didengar mama yang pastinya ada di lantai bawah.
Di luar kamar, terdengar samar samar suara orang tengah bersenandung. Suaranya merdu tapi jika tidak didengarkan.
"Mmmmmm mmmmm mmmmmm hmm nannaanana." Begitulah ia bersenandung. Entah lagu apa, hanya nada saja.
Orang tersebut berjalan ke arah kamar Ara. Berniat untuk membangunkan adik kesayangannya.
"Celll bangun ngebo bang- EH CELL!" Pekik Atha. Ia tampak panik ketika melihat Ara yang limbung ke samping dan hampir menghantam pinggiran kasur. Dengan gerakan cepat Atha menahan tubuh Ara dengan kedua tangannya.
"Cell Cell, bangun dekkk." Atha mencoba menepuk nepuk pipi Ara pelan agar sadar.
"Cell, lo kenapa sih. Lo demam astaga Cell bangun elah jangan bikin khawatir." Atha semakin panik melihat Ara yang tak kunjung membuka mata.
Atha masih memangku Ara, ia kebingungan sendiri harus melakukan apa. Hingga akhirnya satu satunya cara adalah berteriak memanggil mama.
"MAAAAAAA!!"
"MAMAAAAAA!!" Teriak Atha dengan suara tenornya. Bayangkan saja suaranya yang ngebass harus dibuat berteriak agar bisa didengar satu rumah.
"MAAAAAAAA MAMAAAAA!!"
Mama belum juga menampakkan diri di kamar Ara, jadilah Atha kian bingung. Ia merubah posisi Ara untuk dibaringkan di kasur miliknya. Tak lupa ia menyelimuti setengah badan adiknya hingga menutupi perut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shivviness
RandomBahagia itu sederhana. Misalnya, ketika kamu peroleh kenyamanan haqiqi saat mengenakan pakaian dalam baru. Dalam Bahasa Inggris kuno, perasaan nyaman itu adalah definisi kata "𝙎𝙝𝙞𝙫𝙫𝙞𝙣𝙚𝙨𝙨" Ada yang nyaman dalam kesendirian Ada yang nyaman s...