4. e m p a t

227 56 2
                                    

katanya sayang, tapi baru marahan dikit udah ghosting seharian.
situ sehat?

4. Kepanjangan Kamis itu, kamu manis. Iya kamu yang nulis ini cerita.

Hari sudah berganti, hari ini, Kamis, tanggal 5 Juli 2020. Tidak ada yang spesial, tapi hari ini udara cukup sejuk dan mampu membuat makhluk yang masih terlelap dibalik selimut birunya itu enggan bangun atau sekedar membuka mata. Kehangatan yang disalurkan oleh selimut tersebut mampu memberikan kenyamanan hingga si tokoh tidak mau beranjak dari tempat tidurnya.

Tidur meringkuk sambil memeluk guling adalah kenikmatan haqiqi dikala cuaca sedang seperti ini. Ditambah alunan murattal yang dibunyikan pihak masjid tak jauh dari kediaman Mahendra membuat rasa sejuk dan damai di kalbu. Lantunan surah Al Mulk yang berkumandang mampu menghangatkan hati. Pokoknya rasanya.... Ahhhh mantapsss.

Namun semua kenikmatan itu sirna seketika saat terdengar auman, ah maksudnya teriakan maut dari depan kamar.

"ATHAFARIZ ARABELLA AYO BANGUN!!!"

Siapa lagi jika bukan mama Aruna pelakunya. Ajaibnya teriakan itu hanya mengusik seorang gadis yang masih menolak untuk bangun. Sedangkan si laki laki sudah terlonjak bangun dari tidurnya dan langsung terduduk di kasur.

"SIAP MAMA!" Teriaknya sambil menghormat entah pada siapa.

Mendengar anak laki lakinya sudah bangun duluan, Aruna langsung masuk ke kamar dengan warna abu abu mendominasi ruangan tersebut.

"Nah gini dong, bangun pagi pagi biar rezekinya ngga di patok ayam. Biar jodohnya juga cepet ketemu." Kata Aruna sambil membersihkan selimut Atha yang sudah terlempar kebawah.

"Wah iya dong ma, anak mama yang inikan rajin." Bangga Atha lalu ikut merapikan kasurnya.

"Tolong bangunin adik kamu, mama mau ke dapur." Pesan Aruna sebelum keluar dari kamar putra sulungnya.

Atha dengan semangat dan muka yang masih dipenuhi hawa hawa bangun tidur langsung melangkah ke kamar tepat di sebelah kamarnya berada.

Kamar yang memiliki tulisan 'JANGAN MASUK BAGI KETURUNANNYA SETAN' di pintunya memiliki aroma strawberry yang cukup kuat. Sialnya aroma ini yang menjadi candu bagi Atha untuk sering berkunjung ke ruangan ini.

Melangkah pelan dan melihat bahwa objek yang dituju masih nyaman bergelung dibawah selimut tebalnya, Atha tersenyum memandangi wajah damai Ara yang tengah tidur, walaupun ada bekas air liur yang sudah mengering di sudut bibirnya. Atha tidak mempermasalahkan itu, malahan ia pernah melihat yang lebih buruk dari ini sebelumnya.

"Boncelkuu sayangg ayoo bangunnn." Ucap Atha lembut sambil mengelus kepala Ara. Ia sudah duduk di pinggir kasur dan tangannya asik mengelus pelan rambut lembut milik Ara.

Tidak mendapat respon, akhirnya jati diri Atha yang sebenarnya pun keluar.

"Araa! Bangun! Mandii! Gue seret juga nih!" Teriak Atha sambil melotot.

"Engghhh apasih?" Gumam Ara yang langsung menutup kepalanya dengan selimut.

"Mandii Ara mandiii." Geram Atha sambil menurunkan selimut Ara.

"Engghh, iya iya." Ucapnya dengan suara bangun tidur.

"Halah gausah sok sok tidur,
Ayo bangun." Atha malah kesal sendiri dan mengambil cara dengan menarik paksa tangan Ara.

Shivviness  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang