16. e n a m b e l a s

119 37 13
                                    

signalku 4G
kuotaku 4GB
hatiku 4U
tapi hatimu, 4HER

16. Ganteng doang.... Eh enggak, ganteng bangetttt.

Bugh

Sebuah bunyi benturan antara tubuh manusia dan dinding terdengar cukup keras dan mampu mengalihkan atensi seluruh pasang mata ke seseorang dengan jas merah yang baru saja memberikan bogeman mentah untuk seseorang yang kini terseok-seok untuk bangkit.

"JANGAN SENTUH ADEK GUE BAJINGAN!" Umpat orang tersebut yang sudah gelap mata dan bersiap memberikan bogeman lagi untuk orang di depannya.

"Lo siapa anjing!"

Tanpa mendapat jawaban, rahang laki laki yang tadi hampir mencium Ara kembali merasakan sakit yang teramat. Berkat bogeman kali ini sudut bibirnya tampak berdarah. Mungkin robek sedikit.

"Maksud lo apa meluk meluk adek gue BRENGSEK!" Lagi dan lagi ia memberikan pukulan maut untuk orang yang sudah tergeletak dibawahnya.

Salsa yang tadi ada di dekat meja hidangan berusaha sekuat tenaga untuk menyusup ke tempat Ara berada. Cukup sulit karena sudah banyak orang yang membuat kerumunan disana menyaksikan perkelahian yang terjadi. Hingga tinggal beberapa orang lagi yang harus ia lewati, samar samar ia melihat seseorang yang sangat ia kenali.

"BANG ATHA!" Pekik Salsa sangat amat terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini. Bahkan ia tak membiarkan seorang laki laki bertubuh besar menghalangi jalannya. Salsa langsung menerobos orang orang tadi dan menghampiri Ara yang tergeletak lemas di sofa. Karena setelah orang tadi terlempar, Ara pun terlepas begitu saja, karena lemas akhirnya dirinya ambruk ke sofa.

"WOY WOY GEMA DIPUKULIN!" Seru segerombolan pemuda yang mencoba menerobos masuk ke lingkaran tersebut.

"Lepas bangsat! Mau lo apain temen gue!" Seseorang berusaha menarik tubuh Atha yang tadi membabi buta memukuli laki laki yang dipanggil Gema itu.

"MINGGIR LO SEMUA! GUE MAU NGASIH PELAJARAN KE TEMEN BRENGSEK LO SATU ITU!" Atha berteriak nyalang berusaha lepas dari pegangan pria yang menahannya.

"G-gue pengen n-nolongin dia." Ucap Gema terbata karena mulutnya terasa sakit. Bahkan lebam biru sudah tercetak disana.

"DENGAN NGASIH OBAT TIDUR HAH BANGSAT!" Atha masih berusaha melepas pegangan teman teman Gema yang kini malah bertambah menjadi dua orang yang menahannya.

Sorakan riuh berisi kekagetan orang orang yang menyaksikan hal tersebut terdengar jelas. Bahkan selain ada yang ketakutan, ada juga yang terang terangan memuji Atha yang tampil sangat keren. Bukan sangat, tapi sangat sangat sangat keren. Dengan balutan jas merah dan rambut yang mulai acak acakan pastinya, menambah pesona seorang Athafariz Fadhil Mahendra.

 Dengan balutan jas merah dan rambut yang mulai acak acakan pastinya, menambah pesona seorang Athafariz Fadhil Mahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shivviness  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang