29. d u a s e m b i l a n

55 12 0
                                    

kamu indah, namun bukan untuksaya miliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kamu indah, namun bukan untuk
saya miliki

29. Indahnya seperti pelangi, perginya juga.

"Kenapa dah lo berdua? Kagetnya natural banget," tanya Atha karena komuk Arka dan Haikal benar benar seperti orang kaget.

"Kaget beneran gue nih om sumpah, tadi perasaan gue denger om belum kawin, atau jangan jangan om tekdung diluar kawin ye," terka Haikal membuat Atha melotot sedangkan Ara hendak terbahak.

"Mana ada sejarahnya hamil diluar kawin pinter, kawin dulu baru bisa hamil," ucap Arka lalu menjitak pelan kepala Haikal.

"Diluar nikah maksudnya aelah," ucapnya kesal karena walaupun pelan tetap saja ubun ubunnya terasa sakit.

"Kepo amat lo pada kaya Dora," tutur Atha lalu memutar bola matanya malas. Ia mengangkat tubuh Arsya untuk dibawa berdiri, "Arsya sama Mama dulu ya, Papa lagi ada tamu," ucapnya lalu memberikan Arsya pada Ara lagi. Ara yang melihat itu cengo.

"Mama gundulmu," ketus Ara setelah itu keluar rumah mengajak Arsya berjalan jalan.

Atha kemudian duduk kembali dan langsung dihadiahi tatapan curiga dari Arka.

"Naon?" tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Lo ga buat Ara tekdung duluan biar lo bisa nikahin dia kan?" tuding Arka yang kini matanya semakin menyipit menatap Atha.

"Pfftttt, enggak lah. Gue gak segila itu," ungkapnya namun urung membuat Arka yakin. "Sumpah, gue masih waras dan gabakalan ngelakuin hal gila semacam itu, gue juga gamungkin ngerusak berlian yang udah mati matian gue jaga,"

"Oke gue percaya,"

Setelah itu keduanya lanjut mengobrol hal yang menurut Haikal membosankan. Apalagi jika buka urusan kantor. Haikal memilih sibuk sendiri dengan kue dan minuman yang dibawakan Atha tadi.

Selang sepuluh menit kemudian, terdengar suara ricuh dari depan rumah.

"ASSALAMUALAIKUM SPADAAA!!"

"PUNTENNNN GOPUDDD!!"

"BANGGG PAKET BANGGGG!!"

"WAKKKK BELIII!!"

"Anjir bukan lagi ke warung,"

"Maap kebiasaan,"

"ARAAA MAEN YOKKK!"

Kalian pastinya bisa menebak siapa yang datang bukan? Ayolah pasti tau. Ciri cirinya tukang ngabisin makanan, beban negara.

Shivviness  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang