12

1.9K 322 4
                                    

Wanita paruh baya itu menatap putranya dengan sorot mata dingin, napasnya terdengar kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita paruh baya itu menatap putranya dengan sorot mata dingin, napasnya terdengar kasar. Winwin, yang berdiri di hadapannya, memasang raut bingung. Sorot mata ibunya seakan-akan bertanya, ada apa?

"Kakakmu sedang sakit," ujarnya seraya melangkah mendekat. "Kuharap kau mengerti maksudku." Ia tersenyum, tapi senyum itu dipaksakan, seperti sebuah perintah terselubung.

Winwin mengangguk tanpa keberatan, meskipun hatinya merasa tertekan. "Tentu, Ma," jawabnya patuh, membalas senyuman ibunya dengan tulus meskipun hatinya bergejolak.

Setelah memastikan Winwin setuju, sang ibu berbalik dan berjalan pergi layaknya seorang ratu yang baru saja mengeluarkan perintah. Winwin pun mengikuti langkahnya menuju dapur.

Ia mencuci tangan terlebih dahulu, lalu mendidihkan air. Setelah itu, Winwin menyiapkan wadah berisi air hangat dan mencelupkan kain bersih ke dalamnya. Ia kemudian melangkah dengan hati-hati menuju kamar saudari perempuannya, membuka pintu perlahan. Di sana, di atas kasur, tubuh sang kakak terbaring lemas.

Suara langkah kaki Winwin membuat kakaknya membuka mata. Winwin mengangkat kain dari air hangat dan meremasnya perlahan sebelum meletakkannya di dahi kakaknya. Melihat ekspresi prihatin adiknya, sang kakak mendecih, suara pelan yang masih terdengar jelas di telinga Winwin.

"Kenapa bukan Mama yang datang?" tanya kakaknya dengan suara rendah.

"Karena Mama yang memintaku untuk merawatmu, Kak."

"Wanita itu," gumam sang kakak, dengan nada pahit, "bahkan merawat putrinya sendiri pun dia tak mau."

Winwin tak terkejut mendengar kata-kata itu. Keluarga mereka memang sudah lama terpecah. Rumah ini tidak lebih dari sekadar tempat tinggal bagi mereka; cinta dan kasih sayang seolah lenyap entah ke mana.

Setelah memastikan kondisi kakaknya tidak semakin buruk, Winwin pergi ke kamarnya. Ia memasang kacamata dan mulai membuka ponselnya, berharap ada sesuatu yang menarik untuk menghilangkan kebosanan. Tapi setelah menelusuri beberapa aplikasi, semua terasa sama saja: membosankan.

Perhatiannya tiba-tiba tertarik pada sebuah artikel di salah satu situs web: Fenomena Bintang Jatuh Akan Terjadi Sabtu Malam Ini. Mata Winwin membulat ketika membaca judul tersebut. Tidak mungkin ia salah baca. Fenomena langka yang sudah lama dinantikannya akan terjadi besok malam. Ia merasa bersemangat dan tidak sabar menunggu.

Saat itu juga, sebuah pesan masuk ke grup chat, menarik perhatiannya.

Group Chat

YUTA N: Guys, ayo kita rayakan fenomena bintang jatuh di rumahku.

Tanpa ragu, anggota grup lainnya langsung menyetujui ajakan itu. Tidak semuanya, tapi cukup banyak yang antusias.




HEATHER | YUWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang