08

2.5K 386 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siang ini, suasana tidak seperti biasanya. Kali ini cuacanya mendung. Yuta mengangkat ranselnya dan menggendongnya.

"Yuk, Win, pulang," ajak Yuta.

Winwin mendongak melihat temannya sebelum mengangguk dan mengikuti Yuta dari belakang. Mereka tidak berjalan beriringan—Yuta melangkah tiga langkah lebih cepat dari Winwin.

Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk mencapai area parkir motor setelah meninggalkan kelas. Sebelum mengeluarkan kunci motor, Yuta merasakan tetesan air di permukaan kulit tangannya. Dan benar saja, hujan tiba-tiba turun.

Yuta melepas hoodie yang ia pakai dan menyodorkannya ke arah Winwin. "Untukmu," ujarnya.

"Untuk?" Winwin bingung dengan apa yang dilakukan temannya.

"Pakailah," jawab Yuta.

Tanpa banyak bicara, Winwin langsung mengambil hoodie dari tangan Yuta dan memakainya dengan cepat. Hoodie itu berwarna abu-abu.

Suara gemercik hujan, atmosfer dingin, jalanan kota, dan kedua anak Adam yang menaiki sepeda motor di tengah langit mendung menciptakan suasana hangat ketika Winwin memeluk Yuta dari belakang.

Sepanjang jalan, tidak ada percakapan. Hening.

Hujan semakin deras, dan karena Yuta masih waras, ia menghentikan perjalanan dan berteduh di halte bus yang sepi.

"Hujannya semakin deras, ya?" ucap Yuta sambil membuka helm dari kepalanya.

Winwin mengangguk sambil memeluk tubuh kecilnya sendiri.

Keduanya duduk di halte, dengan pakaian yang sudah basah. Winwin tersenyum saat menyadari di mana mereka berada. Ia menoleh ke arah Yuta, yang sedang menyisir surai blondenya dengan jari-jarinya.

"Kau masih ingat tempat ini tidak?" tanya Winwin, mengawali topik pembicaraan.

Yuta mengernyit dan menggelengkan kepalanya. Tempat ini? Maksudnya?

Winwin terkekeh. "Malam itu, saat kau berbagi earphone denganku dan mendengarkan musik dari Gracia Abrams yang kalau tidak salah judulnya I Miss You, Im sorry."

Oh, jadi itu adalah pertemuan pertama mereka. Yuta menepuk jidatnya dengan tangan kanan. "Ah, aku lupa lagi. Tapi tentu saja aku akan selalu mengingat malam itu," ucapnya, tersenyum ke arah Winwin yang juga tersenyum kembali.


HEATHER | YUWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang