31

4K 309 64
                                    

(Dari sudut pandang Winwin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dari sudut pandang Winwin)

Dua tahun berlalu begitu cepat setelah kepergianku dari Korea. Masa muda yang memberiku kenangan suka maupun duka. ah, kota itu; Seoul apa kabar? masihkah kau ingat, aku si pengunjung yang datang hanya untuk singgah di hati seseorang. kemudian pergi. Sebab, seindah-indahnya kota Seoul, kau tetap bukan rumah bagiku. rumahku sedari dulu disini, di Cina.

Sore ini, aku sedang bersantai dihalaman rumah. Dengan teh hijau panas seperti biasa. Sekarang sedang musim dingin, jadi aku juga menggunakan syal di leherku.

Tiba-tiba suara knop pintu mengalihkan atensiku yang sedang melamun. Ah, Nenek. Satu-satunya orang yang aku punya saat ini. Sebab, Papa meninggal beberapa bulan lalu, beliau terkena serangan  jantung. Beristirahatlah dalam damai, Papa.

"Win, nenek membuatkan bakpao kacang merah kesukaanmu." Ucapnya dengan suara yang tidak lagi keras, tangannya membenarkan kacamata yang merosot di hidung dengan mata memicing.

Aku hanya tersenyum, "lain kali tidak perlu repot seperti ini."

Nenek menatapku dengan raut wajah yang tidak suka, "Tidak boleh menolak pemberian orang! apalagi aku nenekmu. ayo cepat di makan sebelum dingin." Nenek menggerutu sebelum kembali masuk kedalam rumah. Nenekku memang sedikit emosional, tapi percayalah bahwa dia memiliki hati yang seperti malaikat.

Teh hijau yang tidak lagi panas aku teguk sampai habis. Dan beranjak dari kursi, memasuki rumah untuk membawa jatah bakpao ku.

Sesampainya di ruangan tengah, aku didapati dengan tiga buah bakpao di atas meja yang wangi khas kacang merahnya tercium begitu jelas.

Aku meraih tiga buah bakpao tersebut dengan satu piring. Membawanya kedalam kamar untuk disantap di musim dingin ini. Setelah memasuki kamar, aku menyimpannya dia atas meja belajar yang dipenuhi tumpukan buku.

Berantakan sekali....

Sebagai orang yang menyukai pemandangan yang rapih. Tentu saja aku membereskan buku-buku yang menumpuk di atas mejaku.

Hingga tidak sengaja aku membuka laci paling bawah. Isinya adalah buku diary ku yang penuh dengan debu. kan, jadi rindu.

Karena rindu dengan isinya. Aku kembali membuka lembaran-lembaran buku yang telah usang. Tersenyum lebar melihat isinya yang dipenuhi tentang seorang Yuta. Yang sempat membuatku jatuh cinta sebegitu dalamnya.

Tapi, seiring berjalannya waktu. Perasaanku padanya mulai memudar. aku kembali pada diriku yang sebelumnya belum mengenal Yuta.

Lembaran demi lembaran aku buka hingga halaman terakhir. Halaman terakhir ini kosong. Jadi ingin menulis kembali.

Kira-kira terakhir kali aku menulis di buku ini pada tahun 2019. Di tahun itu, aku membuang-buang waktu untuk terus merindukanmu. bahkan berharap kau akan menyusul. Ah, bodoh memang.

Aku mulai memegang pena dengan tinta hitam yang siap aku coretkan di halaman terakhir ini.

Yuta, apa kabar?
Cuaca di jepang bagaimana?

aku rindu. tapi tenang saja, aku hanya sebatas rindu. bukan ingin bertemu.

Yuta, janjiku untuk menjadi mahkluk tuhan paling bahagia sudah terkabul. bahkan sebelum aku meninggalkan Korea.

Ketika kau bilang bahwa aku telah menjadi Heather. saat itu aku bahagia. sungguh.

Meski perasaanku tidak lagi ada. dan tidak lagi untukmu. aku senang bisa mengenalmu. aku senang ketika mengingat masa lalu, meski terkadang menyesakkan.

Maaf ya, halaman terakhir dari buku ini aku akhiri dengan perasaan yang tidak lagi sama seperti di awal halaman.

Jika dulu buku ini adalah sebuah buku untuk menuangkan perasaan suka ku padamu.

Maka di akhir halaman ini, aku tuliskan bahwa perasaan suka ku padamu; selesai.

—Heather, 23 Maret 2021.


a/n:

Anyway....

siapa tau ada yang suka cerita m-preg bisa mampir, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

siapa tau ada yang suka cerita m-preg bisa mampir, hehe.

HEATHER | YUWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang