07

2.7K 406 12
                                    

Sore ini, kedua anak Adam sedang menikmati segelas kopi hangat di balkon, berbagi cerita tentang keluh kesah hidup yang mereka alami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore ini, kedua anak Adam sedang menikmati segelas kopi hangat di balkon, berbagi cerita tentang keluh kesah hidup yang mereka alami.

"Oh, jadi itu adalah alasan kau tinggal sendirian?" tanya Winwin.

Yuta menghela napas dan mengangguk. "Mau bagaimana lagi, daripada aku di anak tirikan."

Winwin tersenyum dan mengangguk paham. Ternyata temannya ini sangat membutuhkan kasih sayang, ya?

"Ekhem—kau tidak ada keluhan apapun lagi, Win?" Yuta bertanya, tidak heran dengan pertanyaannya. Ia tahu bahwa Winwin memiliki kakak perempuan yang sangat emosional, sehingga ia dipaksa untuk bisa memasak dan mencuci piring.

Jujur saja, bagi Yuta, hal semacam itu memang sering terjadi di kalangan keluarga. Jadi, itu tidak begitu menyiksa menurutnya.

Winwin hanya tersenyum manis. Persetan dengan keluarga.

"Tentu tidak," jawabnya, meneguk kopi yang sudah tidak panas.

"Bosan sekali, ya? Ayo bermain basket!" ajak Yuta.

"Ayo!"

Tak lama kemudian, mereka tiba di halaman rumah Yuta yang cukup luas untuk dihuni satu orang. Kedua anak Adam itu bermain sambil diselingi canda tawa, tanpa menyadari bahwa langit mulai gelap.

Mereka mulai lengah, keringat membasahi kaos dan dahi. Yuta kemudian membaringkan badannya di lapangan basket, diikuti oleh Winwin.

Yuta melirik pria di sampingnya yang sedang menatap langit yang semakin gelap. Merasa diperhatikan, Winwin pun melirik balik ke arah Yuta.

Mata mereka bertemu, saling menatap dalam keheningan. Tangan kiri Yuta mengusap lembut surai hitam milik Winwin.

"Terima kasih sudah mau menjadi temanku, Win."

Perasaan hangat mengalir di antara mereka. Yuta tidak pernah merasa sehangat ini dengan teman, terutama—ekhem—pria.

Tidak ada senja, tapi rasanya lebih indah dari senja. Winwin tiba-tiba berdiri. "A-aku, pulang dulu ya."

Yuta mengernyitkan dahinya. "Kenapa kau gug—" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Winwin sudah berlari pergi.

Pria aneh.

HEATHER | YUWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang