Part 22

21 7 1
                                    

Malamnya, Kayla beristirahat di dalam kamarnya sembari terus memikirkan pernyataan dari dokter sore tadi. Sepulang dari sana Kayla langsung meminum obat sesuai dengan takaran yang ada di sampel obat. Kayla mengambil laptopnya di dalam lemari yang jarang dia pakai. Di sana dia membuka internet tentang Aids. Kayla terinfeksi sejak 1 tahun yang lalu. Namun, karena daya tahan tubuh Kayla kuat dirinya hanya merasakan gejala-gejalanya saja.

Salah Kayla juga kenapa dirinya selalu mengabaikan setiap gejala sejak satu tahun yang lalu. Kayla mencari informasi di internet tentang biaya pengobatan Aids. Di Singapura, perawatan Aids paling cepat adalah 2 bulan. Cepat, namun sangat mahal. Butuh dana sekitar 200 juta setiap bulannya. Kayla hanya bisa mendengus pasrah. Bagaimana bisa dia mendapatkan uang sebanyak itu sedangkan umurnya semakin hari semakin berkurang. Tiba-tiba Meisie mengetuk pintu kamar Kayla. Kayla langsung menekan tombol home pada internetnya.

"Kayla, bagaimana kondisimu?" tanya Meisie sambil mendekat ke arah Kayla.

"A-aku baik. Kata dokter aku hanya kelelahan. Don't worry, sist." Kayla tersenyum. "Kakak mau kemana?" tanya Kayla yang melihat Meisie memakai dress berwarna putih lengkap dengan tasnya.

"Mau ketemu orang. Gak papa kan ditinggal lagi?"

"Kak, aku mohon. Kakak berhenti jadi kayak gini. Masih banyak pekerjaan yang lebih baik lagi, Kak." Kayla merendahkan suaranya, dia sangat lemah.

Meisie menarik nafasnya dalam-dalam, "Kay, maafin kakak. Kakak tahu ini salah, tapi coba dengerin kakak. Kakak hanya lulusan SMP. Gak semudah itu bekerja dengan lulusan SMP saja. Kakak bekerja ini karena dapat uang dengan mudah. Itu juga buat biaya sekolah kamu. Buat kuliah kamu tahun depan biar kamu bernasib beruntung gak seperti kakak."

"Tapi Kayla tetep nolak buat kuliah jika kakak masih bekerja sebagai wanita pekerja seks komersial." Kayla sedikit menekan kata-kata terakhirnya yang membuat hati Meisie trenyuh.

"Kita selalu berbeda pendapat, Kay. Kakak lagi males debat, apalagi kondisimu sakit. Sekarang istirahatlah, kakak akan berangkat. Mungkin pulang besok pagi. Kamu tetap di kamar saja, biar sekertaris kakak yang urus rumah." Meisie memegang tangan Kayla sebelum dia keluar. Setelah keluar dari kamar mata Meisie tak bisa menahan tangis lagi atas ucapan kebenaran adiknya.

____

"Ris, gue pulang dulu, ya." Marchel sedang berada di rumah Faris karena ingin melihat ikan cupang baru koleksi Faris.

"Hati-hati, Chel." Marchel memakai helemnya dan akan menaiki motornya. Faris mendengar notifikasi dari handphonenya yang terus menerus berbunyi. Dia mengecek handphonenya dan terkejut saat melihat pesan-pesan yang ada.

"Chel, bentar. Lo lihat deh grub telegram SMA kita."

Marchel mengurungkan niatnya untuk pulang kemudian membuka handphonenya. Terkejutlah dirinya saat membuka rekaman video yang telah dishare beberapa kali oleh pengirim. Marchel dan Faris saling berpandangan dan larut dengan pikirannya masing-masing.

Di satu sisi, Ristha sedang menonton film favoritnya. Kefokusan Ristha terganggu saat suara notifikasi berjibun terdengar dari handphonenya. Karena penasaran Ristha mengecek media sosial yang tengah ramai itu. Jarinya mulai memencet aplikasi bernama telegram lalu membuka grub SMA mulai dari tingkat awal, pertengahan, dan akhir. Dia mendapati rekaman video dari reporter lambe turah. Dia bingung kenapa ada Kayla di sana akhirnya dia memutar rekaman video tersebut.

"Ka-kayla!?"

Ristha terkejut bukan main kala mendapatkan kabar jika sahabatnya terinfeksi Aids yang sudah reaktif 2 minggu yang lalu. Otomatis gejalanya sudah timbul sejak 1 tahun terakhir, dan kemungkinan besar penyakit Kayla sudah kronis. Ristha masih memikirkan tentang Kayla itu dikagetkan dengan panggilan telepon dari Faris.

"Halo, Ris?"

"Ini gue, Marchel. Ris, tanpa basa-basi gue mau tanya. Apa Kayla gak pernah cerita apa-apa tentang lo? Tentang penyakitnya?" tanya Marchel to the point lewat telepon.

"G-gue juga gak tahu, Chel. Gue juga kaget denger beritanya barusan."

"Terus kita harus gimana?"

"Ya bagaimanapun kondisinya kita harus support Kayla. Dia harus sembuh," kata Ristha.

Di satu sisi Kayla mendapati bahwa telegramnya sangat ramai. Dia tahu jika berita tentang dirinya sudah tersebar. Banyak pesan negatif yang tertuju pada Kayla. Please, Kayla butuh support untuk sembuh. Hujatan, cacian, masuk ke akun telegramnya. Dia yakin bahwa sahabatnya sudah tahu tentang kabarnya. Kayla menekan tombol home lalu beranjak ke media sosial WhatsAppnya.

— Keluarga Cemara —

Kayla: Guys ..
Sent.

Marchel, Faris dan Ristha masih teleponan. "Eh itu Kayla ngechat di grub. Kita udahan dulu, mungkin Kayla mau bilang sesuatu," kata Ristha lalu memencet tombol akhiri.

Ristha: iya Kay?

Faris: iya Kay

Marchel: Kay ...

Kayla: Gue tahu kalian pasti udah lihat berita di telegram. Gue cuma mau bilang mulai besok jangan deketin gue. Kalian tahu sendiri kalau penyakit ini nular. Thanks untuk selama ini kalian udah nemenin gue. Udah saatnya gue ngejauh dari kalian. Kenangan sama kalian tetep gue ingat. Maaf kalau selama ini gue bikin kalian susah. Gue pamit.

Sent.

Kayla left of grub.

Keesokan harinya, Kayla berangkat sekolah dengan jaket tertutup. Saat berjalan dikoridor sekolah banyak siswa maupun siswi yang mengatainya.

"Lihat deh si kupu-kupu malam bersekolah!"

"Iya, bukannya seharusnya melayani om-om, ya?"

"Dih, amit-amit gue kayak dia."

"Eh jangan deket-deket entar ketularan penyakitnya loh!"

"Kasian mana masih muda."

Kayla mendengarnya, tapi ia memilih untuk diam dan terus berjalan dengan menunduk. Ia mengabaikannya. Ia kesekolah bertujuan untuk belajar bukan meladeni lambe turah seperti mereka. Sampainya dikelas, Kayla langsung duduk di bangkunya. Ia menenggelamkan kepalanya di atas tumpuan tangannya.

"Eh Kay, udah dateng lo?" Seseorang itu langsung duduk di samping Kayla. Kayla mendongak siapa yang menyapanya tadi.

"Jangan duduk di sini, Ris," ujar Kayla.

"Loh kenapa? Kan gue duduknya emang di sini," jawab Ristha.

"Lo udah bacakan pesan gue kemarin? Kalo udah sana pergi jangan deket-deket gue!" perintah Kayla.

"Tapi Kay-"

"Lo yang pergi, atau gue?" tanya Kayla yang bersiap untuk berdiri meninggalkan tempat itu. Ristha diam, ia tidak bisa menjawabnya.

"Oke, gue yang pergi."

Kayla pergi meninggal Ristha. Ia memilih duduk di di belakang paling pojok. Ristha menatap sahabatnya itu dengan tatapan sedih. Tiba-tiba datang empat perempuan memasuki kelas Kayla dengan gaya sombongnya.

"Cantik-cantik tapi penyakitan," celetuk dari salah satu perempuan itu. Siapa lagi kalau bukan Chalondra?

"Heh, hewan diam lo!" bentak Ristha.

Ia marah karna sahabatnya itu dihina oleh Chalondra dan teman-temannya. Chalondra langsung menatap tajam ke arah Ristha yang tidak takut dengannya.

Save Me! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang