Part 26

23 7 8
                                    

Setelah Kayla menerima buku diary hitamnya Faris melenggang pergi. Kayla membuka isi buku diarynya menggunakan kunci. Dia tidak tahu gimana caranya bukunya bisa ada di Ristha. Kayla membuka lembaran tiap lembaran buku yang pernah dia tulis. Sampai Kayla berhenti membolak-balik lembaran itu di halaman terakhir. Dia menyadari itu bukan tulisannya seraya membaca tulisan itu.

13 November, musim dingin.

Hai Kayla! Maaf, ya gue udah lancang buka buku diary lo. Habisnya lo teledor, lupa bawa buku penting ini ke UKS. Ya, gue nemu buku ini di atas meja lo saat lo di suruh Bu Rossy pindah ke UKS tadi. Setelah pelajarannya Bu Rossy kan jamkos, jadi gue lagi gabut nih hape gue dipinjam noh ama si Faris buat nge-game sama Marchel emang dasar tuh anak.

Eheq ngomong-ngomong maaf juga udah coret-coret diary lo. Tenang aja, walaupun gue buka diary lo gue gak baca isinya kok karena gue tahu itu privasi lo.

Jadi, Kay,gue mau nulis apapun yang ada di dalam hati dan muncul di otak gue. Gue sangat beruntung punya sahabat sebaik elo. Ya, walaupun persahabatan kita masih seumur jagung tapi gue rasa persahabatan kita udah lamaaa banget. Persahabatan dengan keluarga Cemara juga. Gue sayang sama lo, Kay. Gue udah anggep lo saudara gue sendiri.

Pegang kata-kata gue, Kay. Lo bisa ngelewatin semua ini ya walaupun gue gak tahu kedepannya kek gimana. Lo bisa sembuh dan harus sembuh! Gue pengen lihat lo ceria lagi. Gue pengen lo duduk di sebelah gue lagi. Kita cerita-cerita bareng, ngegosip bareng, makan bakso bareng di kantin. Gue rindu sama lo Kay padahal kita cuma dijauhkan doang. Lo di UKS gue di kelas. Sedih rasanya kek merasa ditinggal seabad gue padahal baru sehari.

Jangan lupa minum obatnya dan entah kenapa gue mau omongin ini sama lo. Lo harus terbuka sama kak Meisie, kakak lo kay. Karena dialah satu-satunya keluarga yang lo punya. Perlahan jelasin deh ke dia apapun masalah lo. Memendam masalah itu gak baik loh. Mendingan semua tahu alias lo terbuka sama dia biar lo gak kebanyakan pikiran. Karena apa? Setiap lo cerita pasti kak Meisie akan kasih solusi yang tepat. Percaya deh sama gue.

Oh ya satu lagi, jaga diri lo baik-baik.

Udah ah capek gue nulis ehehe. Dah segini aja coretan gue mon maap kalau tulisannya jelek eheq. Btw sekalian gue tempel foto gue ya. Siapa tahu jadi kenangan. Gue kasih foto yang cantik nih dari Ristha cansss. Bye bye Kay! Lo gak boleh sedih, OK. Lo bisa! Jangan rindu gue yap^^

Tertanda,

RISTHAAA :3

Begitu tahu jika itu surat dari Ristha, Kayla menangis lagi. Dia sangat merindukan Ristha walaupun pemakaman baru saja dilakukan kemarin. Ini surat terakhir yang ditulis oleh Ristha untuknya. Surat terakhir sebelum dia meninggal secara tragis sorenya. Kayla mengingat kenangannya bersama Ristha.

"Kayla, gue kebelet pipis!"

"Kayla, gue mau ke taman."

"Kay, gue mau es krim."

"Kay, ayo main ayunan!"

Dan Kayla mengingat terakhir kali Ristha mencium pipinya. Ciuman pertama dan terakhir darinya. Ciuman yang masih bisa dia rasakan kasih sayang dari seorang sahabat bernama Ristha. Sampai Kayla mengingat kejadian mengecewakan ....

"Lo jauh-jauh deh dari gue!"

"Lo pergi atau gue yang pergi!?"

"Lo lihat sendiri kan? Gue gak papa! Jangan deket-deket sama gue, Ris!"

Seketika Kayla menyesal seumur hidupnya telah mengatakan itu kepada Ristha. Kau selalu berjalan di sampingku, namun kini kau berada di samping Tuhan. Rest in pleace, Ristha.

____

Seminggu kemudian Kayla menjalankan ulangan akhir semester ganjil. Dan hari ini dia akan menerima raport. Meisie lah yang mengambilnya karena raport harus wali murid yang mengambil. Dengan setelan baju swag masa kini dan kacamata hitamnya Meisie mendatangi kelas Kayla. Tiba-tiba di perjalanan dirinya bertemu Chalondra.

"Loh, Chal, lo juga sekolah di sini?" tanya Meisie.

"Hehe i-iya," jawab Chalondra gugup.

"Kelas berapa lo?" tanya Meisie.

"Anu kak, kelas 12," jawab Chalondra gelisah.

"Gausah gugup gitu kali, Chal. Biasanya juga kita bicara biasa aja, lo nggak gugup gitu," ujar Meisie terkekeh.

"Hehe, iya," jawab Chalondra.

"Yaudah kalo gitu gue keruangan kepala sekolah dulu dipanggil beliau soalnya. Bye, Chal." Chalondra membalasnya dengan anggukan. Ia melihat Meisie sudah lumayan jauh, Chalondra menghembuskan napasnya lega.

"Kenapa kalian!?" sinis Chalondra saat siswi-siswi itu sedang berbisik-bisik tentangnya.

____

"Permisi, Bu." Meisie masuk keruangan itu dengan sopan.

"Iya, silakan masuk," ujar kepala sekolah mempersilakan Meisie masuk dan duduk.

"Kenapa ya, bu?" tanya Meisie sopan.

"Begini saya mau tanya, kenapa Kayla bisa reaktif HIV AIDS?" tanya kepala sekolah to the point. Meisie kaget mendengar pertanyaan dari kepala sekolah itu. Jujur, ia baru mengetahui penyakit Kayla itu.

"Ibu tidak bercanda 'kan?" tanya Meisie.

"Iya saya tidak bercanda. Jelas-jelas semua video tentang Kayla sudah menyebar di seluruh sekolah."

"Video apa, Bu?"

"Video ini." Kepala sekolah memperlihatkan video percakapan Kayla dengan dokter. "Video ini diambil kurang lebih 2 Minggu yang lalu."

"Saya tidak tahu, Bu."

"Loh beneran ibu nggak tahu?" tanya kepala sekolah memastikan.

"Beneran bu, saya tidak tahu. Saya baru tahu sekarang," jelas Meisie.

"Kalau begitu, pesan saya Kayla segera diobati sebelum terlambat. Kasihan, dia anak yang pintar di sini. Kami selalu melihat kegiatan positif selama Kayla belajar di sini. Ku mohon, ibu merawatnya."

"Baik, Bu. Terima kasih atas infonya."

Setelah itu Meisie keluar dari ruang kepala sekolah dan mendapati Marchel dan Faris yang sedang melintas di sana.

"Marchel! Di mana Kayla?" tanya Meisie tiba-tiba.

"Eh kak Mei, Kayla sudah pulang dari tadi kak katanya badannya nggak enak."

"Ya sudah." Setelah itu Meisie bergegas pergi.

"Kenapa kakak Kayla?" tanya Faris yang hanya dibalas gelengan kepala dari Marchel.
___

"Kenapa kamu tidak cerita ke kakak, Kay?!"

"Kamu anggap kakak itu apa? Hah?!"

"Kamu nggak menganggap kakak kamu iya!? Sampai kamu nggak cerita masalah penyakit kamu ke kakak?!" Kayla hanya menunduk saat di marahi Meisie, ia sangat takut jika kakaknya sudah marah.

"Kita itu adik kakak loh, Kay. Kenapa kamu nggak cerita? Kenapa!?"

"Lihat mata kakak!" Kayla menatap mata Meisie dengan rasa takut.

"Jelasin semuanya!" Kayla menelan ludahnya, ia mengambil napas lalu, membuangnya. Bersiap untuk menjelaskan semuanya ke kakaknya itu.

Save Me! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang