Part 12

30 9 0
                                    

Chalondra dan Zora menyusul Kayla yang tengah mengambil kayu di dalam hutan. Mereka mengikuti Kayla secara diam-diam. Mereka juga melihat bahwa Faris sedang di sana. Chalondra mengikuti Kayla sampai di tengah hutan melewati jalan setapak. Jalan setapak itu sudah ada rambu-rambunya jadi mereka yang sedang masuk ke hutan tidak akan tersesat.

"Kayla, gue kebelet pipis!" kata Ristha.

"Ya udah ke kamar mandi aja."

"Tapi kan nanti elo sendirian."

"Gak papa, masih terang kok. Gue hafal jalannya." Kayla tersenyum.

"Yaudah lo hati-hati, ya. Buruan balik, gue bawa sekalian kayu gue tadi."

"Iya, Ristha." Ristha mulai berjalan menjauh dari hutan melintasi jalan setapak. Dia juga melewati Chalondra dan Zora yang tengah bersembunyi di balik semak-semak.

"Kak, ayo kita ubah rambunya!" kata Chalondra berbisik. Zora mengangguk, mereka melancarkan aksinya.

Chalondra mengubah semua posisi arah rambu di jalan setapak. Sedangkan Zora dia mengamati Kayla yang masih mencari kayu bakar. Rambu bergambar anak panah itu menunjukkan ke arah selatan, tapi Chalondra mengubahnya ke arah timur. Arah selatan adalah arah untuk menuju ke bumi camping, sedangkan arah timur menuju ke dalam hutan yang lebih jauh lagi.

Kayla mulai mengikat kayu bakarnya. Dia dikagetkan dengan ular yang sedang menuju ke arahnya. Kayla berlari, awan pun mulai menggelap. Kayla berlari sekuat tenaga mengikuti jalan setapak sesuai rambu. Naas, Kayla mengikuti arah jalan setapak yang dirubah oleh Chalondra. Kayla terus berjalan melewati jalan setapak yang membawanya masuk ke dalam hutan yang lebih dalam lagi. Sampai tubuh Kayla hilang, Chalondra dan Zora baru keluar dari persembunyian.

"Kayaknya dia udah pergi, Kak." Chalondra mendongakkan kepalanya.

"Syukurlah, semoga dia tersesat dan gak akan kembali." Zora mengeluarkan senyum smirk nya.

"Ya, dengan itu aku bisa memiliki Marchel."

"Ayo kita balik, sebentar lagi malem," ajak Zora.

Mereka berdua kembali ke arah camping dengan gembira. Seakan tanpa dosa dan perbuatan salahnya mereka biarkan begitu saja Kayla memasuki ke arah hutan. Bagaimana jika Kayla tersesat dan bertemu hewan buas? Sebegitu kah Kayla dibenci oleh Chalondra.

Setelah senam pagi seluruh siswa siswi beristirahat di bawah pohon-pohon rindang sambil meminum air. Queen Cans sedang berteduh di bawah pohon. Mereka saling bercerita satu sama lain.

"Jadi begitu, Kak ceritanya." Chalondra menceritakan kejadian kemarin ke Amora dan Frissy.

"Hebat, gue suka cara lo!" kata Frissy.

"Kemarin heboh tau kalau Kayla hilang di hutan. Gue seneng sih tapi ternyata Marchel nyelamatin dia. Padahal gue berharap kalau Kayla itu hilang dan gak bakalan bisa ditemuin," kata Amora.

"Sudahlah, yang penting ini bisa buat dia jera." Zora menengahi.

Ternyata dari balik pohon ada seseorang yang mendengar percakapan mereka berempat sedari tadi.

"Oh jadi ini ulah kalian?!" Marchel meninggikan suaranya, membuat pusat perhatian semua siswa-siswi yang sedang beristirahat.

"Ma-Marchel?" kata Chalondra. Frissy yang sedang minum itu hampir tersedak.

"Jadi lo yang udah ngejebak Kayla di dalam hutan? Sedangkan dia berjuang melawan dingin dan fobhia gelapnya!?" Marchel menggelengkan kepalanya.

"Bu-bukan gitu maksud gue. Em, Marchel dengerin gue dulu lo salah denger." Chalondra mendekat ke arah Marchel sambil memegang tangannya. Tapi Marchel langsung menepis tangannya kasar.

"Kuping gue masih berfungsi Chal! Lo jahat banget sih sama Kayla? Di mana letak hati lo? Udah mati rasa kemanusiaan apasih lo? Bukan lo aja, tapi kalian berempat!" kata Marchel sambil menunjuk Amora, Chalondra, Zora, dan Frissy. Di sini Chalondra lah yang sedikit takut.

"Gue udah ingetin jangan ganggu Kayla lagi. Tapi kalian hampir membuat Kayla celaka! Kalian masih punya otak kan?" Semua geng Queen Cans tidak ada yang berani menjawab. Faris mencoba menenangkan Marchel.

Mendengar suara keributan pak Warno pun menuju ke sumber suara yang sekarang sudah dikerumuni banyak orang.

"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut!?"

"Mereka, Pak. Merekalah yang membuat rencana menyesatkan Kayla di hutan. Mereka mengubah posisi rambu ke arah camping malah menuju ke arah hutan."

"Apa?! Kalian tahu nggak yang kalian lakukan itu membahayakan?! Ini nggak bisa dibiarkan, kalian ikut bapak setelah ini."

"Ingat, gue gak bakalan maafin kalian. Terutama elo, Chal!" Tatapan Marchel tajam sambil berlalu pergi.

"Gue nggak ikut-ikutan anjing!" umpat Frissy lirih.

Mereka mendengus sebal sembari pergi mengikuti Pak Warno. Sudah 2x mereka dipermalukan oleh Marchel di depan umum. Dan itupun ulah Chalondra. Sudah sepantasnya mereka berempat ditegur seperti itu.

*****

Kayla berjalan menuju tendanya diantar Bu Evi wali kelasnya. Bu Evi menyuruh Kayla untuk bersih diri. Kayla memasuki tendanya dan mulai membuka tasnya. Perutnya lapar karena sejak tadi malam dia belum makan karena tersesat dan kelelahan. Dia membuka snack jajanan yang dia bawa dari rumah dan memakannya. Chalondra membuka pintu tendanya yang menampakkan pemandangan yang indah.

Dari dalam tenda dia melihat gunung-gunung yang samar-samar tertutup kabut. Pohon-pohon yang hijau tumbuh menyejukkan mata. Hati Kayla ikut adem melihat keindahan ini. Namun dia mendengar suara Pak Warno yang tak jauh dari tendanya. Dia menoleh ke samping di tempat cuci piring. Di sana ada pak Warno, Chalondra, Amora, Zora, dan Frissy.

Kayla mengerutkan keningnya, "Mereka kenapa ya?"

"Kalian cuci semua peralatan dapur yang kotor sampai bersih. Inilah akibatnya jika kalian berbuat jahat. Ini hukuman masih ringan dan tolong jadikan kesalahan ini yang pertama dan yang terakhir. Kalian mengerti!?"

"Mengerti, Pak!"

"Ya sudah silahkan kerjakan. Saya kembali ke sini semua harus sudah beres."

Mereka berempat langsung mencuci piring kotor, gelas, panci dan peralatan dapur. Sungguh, ini sangat menjijikkan bagi mereka. Tangan halus nan putih teroles lotion mahal kini harus mencuci piring kotor yang bisa menyebabkan kutu air jika kulitnya sensitif. Tidak ada rasa bersalah dan menyesal dari hati mereka namun rasa dendam ke Kayla semakin menjadi-jadi.

"Kayla! Lo sejak kapan di tenda?" tanya Ristha sambil mencopot sepatunya untuk memasuki tenda.

"Baru saja kok. Nih mau nggak?" kata Kayla sambil mengunyah jajannya lalu menawarkan jajannya.

"Oh gitu. Eh gue tahu kenapa lo bisa tersesat kemarin!" kata Ristha sambil menyomot jajan Kayla.

"Kenapa?"

"Ternyata itu kelakuan Chalondra dan Kak Zora. Mereka ngikutin kita dari belakang. Pas aku balik duluan mereka mengubah arah rambu yang seharusnya ke selatan malah ke timur. Itu arah menuju hutan yang lebih dalam. Untung aja lo belum jauh hingga Marchel bisa nemuin lo."

Kayla tahu apa alasan Pak Warno menghukum Queen Cans.

Save Me! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang