Part 8

27 10 0
                                    

Chalondra dan para antek-anteknya berjalan menuju ke arah kelas 11 IPA 1. Semua orang memberikan jalan kepada mereka. Setelah sampai di kelas yang mereka tuju, Chalondra membuka pintu kelas itu dengan kasar.

"MANA YANG NAMANYA KAYLA!" tanya Chalondra sambil mengamati wajah anak kelas satu persatu.

"Kayla nya lagi di kantin kak," ujar salah satu siswi sedikit ketakutan.

"Sama siapa?"

"Tadi saya lihat dia sama Marchel."

"APA?! LO IKUT GUE!"

"Ke-kenapa ya kak?" tanya siswi itu takut.

"Tunjukkin di mana tempat mereka. Lo gak usah takut, gue juga gak bakalan bunuh lo asal lo nurut sama gue. Ngerti Lo?" Siswi itu menurut saja daripada dia mendapatkan masalah dengan Queen Cans.

Siswi itu adalah Chika, si ketua kelas. Chika langsung menuju ke kantin dan mencari Kayla di mana. Setelah ketemu dia memanggilnya.

"Kayla!" panggil Chika. Kayla yang sedang duduk sendiri itu menoleh kepada Chika.

"Chika? Kenapa?"

"I-ikut gue, ada yang mau ketemu sama lo." Dari sorot mata Chika terlihat ketakutan.

"Iya, ayo." Kayla membuntuti Chika di belakangnya. Chika menggenggam tangan Kayla karena suasana kantin sedang ramai dia takut kehilangan Kayla karena nyawanya akan berurusan dengan geng Queen Cans.

Queen Cans menunggu di depan kantin bagian selatan. Datanglah Kayla dan Chika dari arah kerumunan.

"Ini kak, Kayla nya." Chika menatap Kayla. Kayla hanya terdiam saat menyadari bahwa dia akan bertemu dengan geng ini.

"Kita bertemu lagi, adik manis," ucap Frissy. Tidak bohong, Kayla sangat takut dengan ucapan Frissy tentang itu.

"Kenapa? Lo takut?"

"Sa-salah aku apa ya kak?" Kayla benar-benar tidak tahu.

"Sialan!" Chalondra langsung menjambak rambut Kayla. "Gue udah sabar ya sama lo, gue udah tahan buat gak main kasar tapi sorry gue gak bisa."

"Aw ... Sakit kak," rintih Kayla. Sedangkan Chika, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Sini lo!" Chalondra berjalan menuju keramaian yang masih menjambak rambut Kayla. "Heh kalian tolong dengerin gue!" teriak Chalondra di kantin. Sontak semua orang yang ada di kantin pun diam dan melihat ke arah Chalondra yang masih setia menjambak rambut Kayla.

"Kalian tahu siapa dia? Dia adalah seorang adik dari seorang pelacur. Kalian tahu pelacur? Ya, orang yang menjual harga dirinya ke laki-laki hidung belang dengan harga yang, wah amazing!"

Kayla tahu siapa yang dimaksud Chalondra. Meisie, kakaknya. Seisi kantin berbisik-bisik. Semua orang memang sudah tahu berita itu namun mereka menganggapnya rumor belaka.

"Kakaknya seorang pelacur, apa adiknya juga kupu-kupu malam?" tanya Chalondra remeh. Sungguh Kayla sangat hina di sini. Chika hanya bisa melihatnya prihatin saat Kayla mulai terisak.

Aku harus apa ya? batin Chika. Kemudian dia keluar dari kerumunan dan berjalan menuju lapangan basket. Dia mencari seseorang dan mengedarkan pandangannya.

"Marchel!" panggil Chika dari pinggir lapangan.

"Kenapa?"

"Itu, Chel anu itu apa ...."

"Apa?"

"Kayla! Kayla nganu dianu!" Kini Chika semakin membuat Marchel kebingungan.

"Kayla kenapa!? Cepat jelasin!"

"Kayla! Kantin! Geng Queen Cans!" Marchel mengangguk paham dan langsung berlari menuju ke arah kantin.

"Chik, kenapa Marchel?" tanya Faris.

"Itu si Kayla di bully Chalondra di tengah ramainya kantin."

"Emang kejam sih itu geng. Yaudah kita nyusul Marchel aja yuk." Mereka berempat berjalan menuju kantin.

Marchel memecah belah kerumunan orang untuk menemui Kayla. Dia melihat Kayla tengah disiram kuah mie ayam oleh Chalondra. Rambutnya acak-acakan, bajunya kotor.

"Kayla ... Kayla ... Seharusnya lo sadar diri dikit bego! Lo gak pantes sama Marchel. Lihat deh diri lo, adik seorang pelacur, kasta lo di bawah, palingan lo punya uang itu hasil dari om-om," ucap Frissy tepat di telinga kiri Kayla.

"Heh lihat gue, muka lo lebih cantikan gue. Gue yang cocok jadi pacar Marchel. Bukan elo," kata Chalondra.

"Tapi aku nggak pacaran sama Marchel, berita kemarin hanya sekedar rumor." Kayla mengelak.

"Gak peduli, intinya lo jauhin Marchel karena dia hanya cocok sama gue." Chalondra melirik sekilas ke samping. Ada salah satu cowok yang membawa jus di tangannya. Chalondra merebut paksa jus itu.

"Lihat, adik dari seorang pelacur ini perlu diberi pelajaran!" Saat Chalondra ingin menumpahkan jus ke baju Kayla marchel dengan sigap menangkas tangannya.

"Chalondra! Apa yang lo lakuin?!" Chalondra senang saat Marchel datang. Chalondra makin giat mempermalukan Kayla. Marchel mencoba melepas tangan Chalondra yang masih menjambak rambut Kayla.

"Marchel, lo datang disaat yang tepat." Chalondra menyeringai senyum.

"Kayla lo gak papa kan?" Marchel memegang kedua pipi Kayla. Hati Chalondra memanas saat Marchel bersikap baik kepada Kayla.

"Lo kenapa sih, Chal, ngebully Kayla mulu?!" bentak Marchel.

"Gue sayang sama lo, Chel! Bahkan sejak dulu! Gue cemburu lo deket sama Kayla! Makanya gue benci dan ngebully Kayla!"

"Sorry, gue gak mau pacaran sama orang jahat kayak lo. Lo bisa ngebeli semuanya pakek uang lo, Chal. Tapi nggak buat hati gue! Hati gue cuma buat Kayla!" Marchel meluapkan amarahnya tanpa jeda.

"Sejak dulu gue tahu lo nindas Kayla tapi masih gue biarin. Tapi ini sudah kelewatan, Chal! Jangan harap gue bisa buka hati buat orang kayak lo!" Hati Chalondra kini bagaikan ditusuk oleh 1000 pisau. Ucapan marchel memang tidak salah tapi sangat menyakitkan.

"Gue sakit hati lo bilang kayak gitu!" kata Chalondra sambil terisak.

"Gue gak peduli. Oh ya, satu lagi. Sampai lo ngebully Kayla lagi jangan harap gue bisa maafin lo. Ini masih peringatan pertama, ingat itu Chalondra!"

"Oh ya, untuk kak Amora. Aku tahu kakak adalah member geng Queen Cans yang lebih tua. Kakak jangan gila hormat deh sama kami. Kalau kakak mau dihormati ya hormatilah kami dulu kak. Aku bicara kayak gini karena mewakili seluruh isi hati anak-anak yang selalu kalian tindas. Kakak kelas yang baik tidak seperti ini. Tolong ubahlah kebiasaan jahat kalian. Mau sampai kapan kalian kayak gini?"

"Dan ingat, gue tidak pernah takut dengan geng kalian. Silahkan kalian mau apa sekarang. Karena yang kalian bisa hanyalah, membuli, menindas, dan semua berlaku tentang uang. Coba deh kalau kalian tidak punya uang. Kalian bisa apa?"

"Marchel udah," lirih Kayla.

"Sampai terjadi apa-apa sama Kayla, gue gak segan-segan untuk melaporkan kalian ke pihak kepolisian!" ucapan marchel membuat semua geng cans terbungkam.

"Ayo Kayla kita bersihin badan kamu," ajak Chika. Kepergian Kayla diikuti Chika, Marchel, Faris dan 2 teman laki-laki marchel tadi.

Save Me! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang