Part 11

26 9 0
                                    

Kayla membawa seikat kayu yang ia pegang di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya untuk memegang senter yang diberikan Faris tadi. Tiba-tiba senter yang ia bawa batrainya mulai habis dan mati. Kayla takut, keadaan hutan saat ini sangat gelap dan penerang yang ia bawa habis batrainya. Ia bingung harus berjalan lewat mana karna sangat gelap. Apalagi Kayla fobhia gelap.

BRUKKK!

Tiba-tiba Kayla terjatuh tersandung dengan ranting pohon yang cukup besar. Kaki Kayla mengeluarkan darah segar. Kayla menahan perih. Sebisa mungkin ia tidak mengeluarkan air matanya. Ia mulai berdiri dan berjalan tertatih-tatih mencari jalan pulang.

Kayla merasa semakin jauh jalan yang ia tempuh. Akhirnya Kayla memutuskan untuk beristirahat, duduk di bawah pohon besar yang lebat. Kayla duduk sambil memeluk kedua kakinya. Udara malam ini sangat dingin, Kayla tidak memakai jaket atau pun sweater. Ia hanya mengenakan baju biasa.

*********

Sampainya dihutan, Marchel terus berteriak memanggil Kayla. Ia sangat khawatir dengan gadis itu. Ia takut jika terjadi apa-apa dengannya.

"Kayla! Kay!?" teriak Marchel. Ia menyinari semak-semak yang cukup tebal di sekitarnya.

"KAYLA LO DIMANA KAY!?" teriak Marchel lebih keras. Marchel terus mencari gadis itu. Ia pantang kembali sebelum menemukan Kayla.

Tiba-tiba ia menemukan seorang gadis di bawah pohon lebat yang sedang duduk dengan memeluk kedua kakinya. Ia mengarahkan cahaya senter yang ia bawa ke arah gadis itu. Ya, dia Kayla, gadis yang ia cari. Marchel berlari mengarah ke Kayla.

"Kayla," panggil Marchel menepuk pelan pundak Kayla. Kayla melihat Marchel lalu memeluknya erat.

"Lo nggak papa kan?" tanya Marchel khawatir. Kayla menjawab dengan gelengan pelan di pelukan Marchel.

"Syukurlah. Yaudah, sekarang kita pulang." Kayla menjauhkan tubuhnya lalu berdiri. Hampir saja dia terjatuh, untung Marchel cepat menangkapnya.

"Lutut lo berdarah, Kay." Marchel melihat lutut Kayla yang berdarah, ia langsung mengeluarkan sapu tangan yang ia bawa, lalu mengikatnya di lutut Kayla yang terluka.

"Sini naik." Marchel berjongkok. Kayla yang peka apa yang dimaksud Marchel ia langsung naik di punggung Marchel. Dan mereka berdua mencari jalan keluar dari hutan. Keadaan Kayla sangat lemas. Jadi, ia hanya bisa menggeleng, menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Marchel.

Akhirnya, Marchel dan Kayla keluar dari hutan dengan keadaan selamat, walaupun dengan lutut Kayla yang terluka.

"Pak Warno! Pak!" panggil Marchel pada Warno yang duduk didepan tenda uks. Ia berlari kecil menuju Pak Warno.

"Eh, Marchel, kenapa dengan Kayla?" tanya Pak Warno.

"Tersesat di hutan tadi, Pak," jawab Marchel.

"Astaga, cepat bawa masuk ke tenda UKS. Kasihan dia lemas dan kakinya juga berdarah," kata Pak Warno. Marchel masuk kedalam tenda. Lalu, membaringkan tubuh Kayla dibankar uks dan menyelimuti tubuh Kayla dengan selimut yang tersedia ditenda uks.

"Lo istirahat aja dulu, Kay. Gue ambil teh hangat dulu buat lo," kata Marchel. Kayla mengangguk sebagai jawabannya.

Tak lama kemudian, Marchel membawa segelas teh hangat. Ia duduk disamping Kayla.

"Nih, Kay minum dulu," kata Marchel memberikan teh hangat itu pada Kayla. Kayla menerimanya lalu meminum teh hangat itu. Marchel membantu Kayla meminum teh itu pelan-pelan.

"Gimana bisa lo sampai tersesat dihutan, Kay?" tanya Marchel. Kayla menceritakannya dari awal sampai akhir.

"Lain kali ajak gue, biar nggak kayak gini jadinya," kata Marchel.

"Kan beda tenda, Marchel."

"Iya juga."

"Ini jam berapa, Chel?" tanya Kayla.

"Jam sepuluhan lebih kayaknya."

"Lo nggak kembali ke tenda?"

"Gue nunggu lo disini," jawab Marchel.

"Beneran nggak papa?"

"Nggak papa, Kay. Yaudah, sana tidur,"

"Tapi, lo tidur dimana, Chel?" tanya Kayla.

"Dimana aja bisa. Tidur di samping bankar lo juga bisa," jawab Marchel.

"Oh iya, Ristha gimana, Chel?" tanya Kayla. Ia ingat dengan Ristha.

"Ristha udah tenang," jawab Marchel.

"HAH?"

"Maksudnya, Ristha udah tenang ditenda. Dia juga sudah tidur kayaknya. Tadi gue pas-pasan sama dia pas waktu ambil teh," jawab Marchel.

"Syukurlah. Gue khawatir, takut dia kenapa-kenapa," kata Kayla.

"Heh, lo nggak khawatir gitu sama diri lo sendiri?" tanya Marchel.

"Besok gue juga udah sembuh," jawab Kayla.

"Gaya lo, Kay. Tadi aja pas dihutan lo lemes, kaki berdarah, muka pucet, di tanya nggak jawab. Berasa kek gendong mayat hidup gue," celetuk Marchel. Kayla mendengar apa yang diucapkan Marchel ia memukul pundak Marchel.

"Au sakit, Kay."

"Lagian, kalo ngomong difilter dulu."

"Iya-iya, maaf tuan putri," ucapan minta maaf Marchel tapi dengan nada tidak ikhlas.

"Iya, pangeran kodok. Dimaafin kok," kata Kayla.

"Kok kodok sih, Kay?" tanya Marchel tidak terima.

"Suka-suka gue lah. Salah sendiri tadi ngomongnya nggak difilter dulu,"  kata Kayla juga tidak kalah terima.

"Iya dah cewek selalu benar," kata Marchel mengalah.

"Itu tahu."

"Udah sana tidur. Udah malam juga," kata Marchel.

"Iya, bawel," jawab Kayla.

"Anak pintar," kata Marchel membelai pelan rambut Kayla.

Malam itu pun Marchel dan Kayla tertidur lelap ditenda UKS. Marchel tertidur dengan keadaan duduk disamping Kayla dengan tangan masih di kepala Kayla.

Mereka selalu berterima kasih kepada Tuhan. Karena, Tuhan telah mempertemukan mereka. Sehingga mereka menjadi sahabat yang saling menguatkan dan selalu ada satu sama lain.

**********
Pagi ini jadwalnya senam pagi. Marchel terbangun dan melihat Kayla masih tertidur lelap. Ia sengaja tidak membangunkannya karna ia tahu pasti Kayla sangat kecapean karna semalam. Toh kaki Kayla lagi sakit pasti tidak bisa senam.

Marchel berjalan keluar tenda. Sampainya di depan tenda ia menghirup udara segar pagi ini. Ia merenggangkan badanya setelah itu ia berjalan menuju tenda dia dan teman-temannya.

Sampainya ditenda, ia melepas jaketnya.

"Gimana keadaan Kayla, Chel?" tanya Faris.

"Dia udah mendingan sekarang," jawab Marchel.

"Syukur kalo gitu."

"Yaudah yok ke lapangan. Sekarang waktunya senam pagi kan?" ajak Marchel.

Mereka keluar bersama. Mereka berjalan beriringan menuju lapangan. Sampainya dilapangan Marchel melihat Chalondra tersenyum ke arahnya. Bukannya Marchel membalas senyum Chalondra, tetapi ia malah terlihat jijik. Chalondra mendengus kesal dengan sikap Marchel.

********
Kayla terbangun dari tidurnya, ia melihat kesamping ternyata Marchel sudah tidak ada. Ia melihat ke arah luar dan ternyata di sana siswa-siswi lagi senam pagi. Kayla berpikir pasti Marchel juga ikut senam di sana. Kayla tersenyum keingat kejadian semalam. Mulai dihutan, ditenda UKS. Ia bersyukur bisa kenal Marchel.

"Au," desah Kayla. Ia menggerakan kakinya. Mengganti posisi kakinya. Ia lupa kalo kakinya sedang sakit karna kejadian semalam saat ia terjatuh dihutan.

Lo kuat kok, Kay! batinnya.

Save Me! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang