EPILOG

43 7 11
                                    

Setelah pulang dari makam, Kayla mampir ke toko bunga yang ia temui di sudut jalan kota. Kayla mengingat bahwa Marchel sangat menyukai bunga mawar berwarna putih. Kayla memutuskan untuk mampir ke toko bunga itu.

Dia memilih-milih bunga mawar putih yang masih segar. Kayla akhirnya membeli setangkai bunga mawar putih untuk Marchel. Setelah membayar Kayla pulang. Di pertigaan gang rumahnya dia bertemu dengan Faris. Faris terkejut dengan kedatangan Kayla.

Mereka berbincang-bincang sebentar di sana. Lalu Kayla meminta Faris untuk mengantarnya pulang. Kayla juga meminta untuk diantar ke rumah Marchel setelahnya.

Akhirnya Faris mengantarkan Kayla pulang. Setelah mengambil kunci di tetangga dan menaruh koper, Kayla dan Faris berjalan ke rumah Marchel. Di perjalanan Kayla banyak bercerita tentang kegiatan-kegiatannya di Singapura selama dia berobat.

Entah kenapa Faris banyak diamnya dan hanya merespon Kayla dengan kekehan kecilnya. Kayla juga bingung kenapa Faris berubah. Biasanya dia tukang lawak, sekarang macam kulkas berjalan. Ah jadi ingat Zora, si kulkas sombong.

Sampainya di depan rumah Marchel, Kayla tertegun saat melihat adanya banyak buket bunga di depan rumah Marchel. Lebih terkejut lagi dia melihat buket bunga bertuliskan "Selamat Jalan Kawan." "Turut berdukacita." "Rest in pleace."

Kayla menoleh ke arah Faris. "Ris, si-siapa yang meninggal?" Faris kebingungan.

"Ris, jawab!" Kayla mengguncangkan bahu Faris.

"Mungkin buket tetangga," jawab Faris asal.

"Lo jangan bohong, Ris! Ini di depan rumah Marchel! Jadi siapa yang meninggal di keluarga Marchel?" Kayla gemetaran, pikirannya tidak bisa diajak kompromi.

"Kita masuk ke dalam, yuk," ajak Faris sambil merangkul pundak Kayla menuntunnya masuk ke dalam rumah Marchel yang banyak orang di dalamnya.

Tepat Kayla masuk di depan pintu gerbang, Kayla bertemu mama Marchel. Kayla nampak ragu untuk bertemu mama Marchel karena tahu sendiri mama Marchel tidak menyukai Kayla.

"Siang, Tante," sapa Kayla ramah kepada wanita paruh baya yang berumur sekitar 40 tahun itu. Mama Marchel terlihat sangat sedih, rambutnya tidak tertata rapi serta air mata berlinangan membentuk sungai kecil di sana.

"Hai, Kayla! Kamu sudah pulang?" tanya Rosita ramah. Namun terlihat jelas jika suaranya parau khas orang habis menangis.

"Sudah, Tante. Saya kesini mau cari Marchel. Ada 'kan?" Rosita memandang ke arah Faris. Faris pun juga memandang ke arah Rosita.

"M-marchel lagi keluar kota," jawab Rosita.

"Kemana? Perasaan Marchel gak suka jalan-jalan atau berpergian ke luar kota. Marchel pernah cerita," kata Kayla yang membuat Rosita terdiam.

Tiba-tiba dari belakang ada Chika, si ketua kelas yang dulu pernah disuruh Chalondra untuk mencari Kayla di kantin sekolah. Chika berjalan mendekat ke arah Rosita. Dia belum menyadari jika ada Kayla di sini.

"Tante Rosi, ini Chika udah beresin perlengkapan Marchel di rumah sakit. Semua bajunya juga udah di laundry di rumah sakit." Chika menyerahkan 2 tas besar ke pada Rosita. "Oiya, nanti malam ada doa bersama 'kan? Biar Chika yang belanja kebutuhannya sama Faris, ya 'kan Ris ... Hah Kayla!?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Save Me! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang