Part 4

43 11 4
                                    

KRINGGG KRINGGG!

"Jam pelajaran ibu sudah selesai. Sekian dari ibu. Selamat siang!" Bu Astri pergi meninggalkan kelas.

Jam ketiga waktunya pelajaran olahraga. Aku mengambil baju olahragaku di dalam tas. Setelah itu, aku keluar menuju kamar mandi untuk mengganti bajuku. Di depan pintu aku bertemu dengan Marchel.

"Mau kemana, Kay?" tanyanya.

"Ganti baju lah. Lo dari mana?" tanyaku.

"Biasalah, ke perpustakaan, ngadem. Males gue sama pelajaran Bu Astri." Aku menggelengkan kepala mendengar jawaban Marchel.

"Yaudah, deh gue mau ganti dulu. Lo juga ganti! Ikut pelajaran Pak Warno! Jangan bolos lagi!" tegasku.

"Siap tuan putri," jawab Marchel dengan menegakkan badannya dan hormat. Aku terkekeh dan langsung berjalan menuju kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi aku segera mengganti pakaianku. Tak butuh waktu lama, aku selesai mengganti pakaianku. Aku berjalan menuju kelas lagi, karna menyimpan pakaianku di laci. Aku bertemu dengan Chalondra dan antek-anteknya.

"Gimana tugas gue? Udah selesai belum?" tanyanya dengan berkacak pinggang.

"Sudah kak. Tapi, masih dikelas."

"Bagus deh. Nanti anterin dikelas gue, 12 IPA 1."

"Iya kak." Setelah itu Chalondra dan antek-anteknya itu berjalan pergi dan aku melanjutkan perjalananku menuju kelas.

Sampainya dikelas, aku menyimpan seragamku di dalam laci dan mengambil buku nenek jeruk purut. Tapi, sebelumnya Marchel menghampiriku dan bertanya, "Lo kok mau sih, Kay, disuruh-suruh kayak gitu?"

"Ya, gimana lo tau mereka, Chel. Mereka geng yang terkenal dan ditakuti banyak siswa," jawabku. Marchel hanya tersenyum getir.

"Yaudah, gue mau nganter buku dulu," imbuhku. Aku melenggang pergi. Sampainya di kelas nenek jeruk purut aku mengetuk pintu kelasnya.

TOK TOK TOK!

"Permisi kak, mau cari Kak Chalondra nya ada?" tanyaku pada orang-orang yang ada di kelasnya.

"Gue Chalondra. Sini masuk!" Aku masuk dan menyerahkan buku itu.

"Yaudah, kak, saya keluar dulu. Permisi." Setelah itu aku pergi dan menuju ke lapangan untuk mengikuti pelajaran Pak Warno.

Aku berlari takut telat mengikuti pelajaran itu. Karena Pak Warno karakter orangnya sangat disiplin. Beliau juga guru Bimbingan Konseling. Siapapun siswa yang melanggar aturan, Pak Warno tidak segan-segan menghukumnya. Entah itu cewek atau cowok.

Sampainya dilapangan aku melihat teman-teman kelasku sudah berbaris rapi.

"Kayla, sini kamu!" panggil Pak Warno.

"Kenapa, Pak?" tanyaku dengan napas ngos-ngosan.

"Kenapa-kenapa. Kamu tau nggak kesalahan kamu apa?"

"Tau, Pak," jawabku.

"Apa?"

"Telat pelajaran, bapak," jawabku.

"Bagus. Sekarang kamu lari mengelilingi lapangan lima kali!" perintahnya.

"Tapi, Pak-"

"Sekarang!"

Aku mulai berlari mengelilingi lapangan. Teman-teman yang sekelas denganku semua melihat kearah ku. Termasuk Marchel, ia tak lepas pandangan melihat kearahku.

********
Nafasku tidak teratur. Kepalaku rasanya sakit dan aku sangat mual. Aku tidak tahu ini putaran yang keberapa. Aku berlari ke arah Pak Warno yang sedang duduk di pinggir lapangan.

Save Me! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang