Part 25

19 6 2
                                    

Keesokan harinya.

Hari ini Kayla sedikit kesiangan. Baru saja Kayla sampai di sekolah, siswa-siswi heboh berlarian menuju perpustakaan. Kayla kepo, ia ikut ke perpustakaan. Sampainya di perpustakaan, Kayla melihat Marchel dan Faris juga ada di sana.

"Ada apa sih, Chel, Ris?" tanya Kayla heran. Banyak juga siswa maupun siwi yang ada disana.

"Eh, Kayla." Marchel dan Faris kaget keberadaan Kayla tiba-tiba. Kayla menangkap mata sembab Faris.

"Ada apa?" tanya Kayla sekali lagi dengan kesal.

"Ada yang bunuh diri, Kay," jawab Marchel.

"Ha? Siapa yang bunuh diri?" tanya Kayla. Marchel dan Faris hanya diam.

"Chel? Ris? Siapa yang bunuh diri?" tanya Kayla kesal.

"Minggir!" Kayla kesal. Ia langsung menubruk bahu Marchel dan Faris. Ia melihat sendiri ada apa di dalam perpustakaan itu.

DEG!

Kayla kaget, air matanya langsung turun begitu saja setelah melihat seseorang tergeletak kaku dengan darah mengalir di sekujur tubuhnya. Darah itu ada yang sudah mengering dan ada yang masih menetes, menimbulkan bau anyir yang menyengat. Kayla berlari menerobos garis polisi.

"Risthaaa! Ris bangun! Hiks Ristha ...." Kayla menangis sambil memeluk tubuh Ristha. Jujur, ia kaget dengan berita ini. Kayla terus menangis sambil memeluk tubuh Ristha. Ia tak peduli jika darah Ristha mengenai seragam sekolahnya. Banyak paparanzi lambe turah yang mengabadikan momen tragis tersebut.

"Maafin gue yang kemarin, Ris. Bangun Ris! Bangun! Kalo lo bangun, gue janji apapun yang lo mau gue turutin. Tapi lo bangun, Ris! Jangan tinggalin gue hiks. Ristha!" Kayla menangis sejadi-jadinya. Ia menyesali perkataannya yang kemarin menyuruh Ristha untuk jauh darinya.

"Ayo, Ris bangun! Ristha bangun hiks! Ayo kita makan es krim lagi! Kita jalan-jalan di taman lagi sampai lo puas deh. Gue turutin semua kemauan lo, gue janji Ristha. Tapi buka mata lo, sadar! Gue kangen sama lo, Ris." Kayla menggoyangkan tubuh Ristha. Ia berharap agar Ristha cepat sadar. Kayla kembali memeluk tubuh Ristha, ia mencium kening Ristha. Marchel dan Faris datang, mereka menenangkan Kayla.

"Yaudah yuk, Kay. Ristha mau dibawa pulang ke rumah keluarganya, mau dimakamin juga. Kita ikut ke pemakaman Ristha yuk, ungkapin semuanya disana. Kita antar Ristha di rumah terakhirnya," kata Marchel menggandeng tangan Kayla. Kayla mengangguk, ia menurut apa yang dikatakan Marchel. 

Banyak siswa-siswi yang tidak kuat karena bau anyir darah langsung mundur seketika saat mayat Ristha diangkat oleh petugas ambulan. Tak henti-hentinya Kayla menangis ditemani Marchel dan Faris yang sedang menahan tubuhnya yang lemas. Mereka masih berfikir apa yang membuat Ristha bunuh diri.

---------

Kayla, Marchel, Faris datang ke pemakaman Ristha. Guru-guru serta kerabatnya juga hadir. Semua juga tak mengira jika Ristha, seorang anak yang ceria pergi secepat ini dengan cara yang tragis. Kayla masih menangis, Marchel menggenggam erat tangan Kayla, menguatkan Kayla. Setelah pemakaman selesai dan sudah berdoa untuk Ristha juga, semua orang yang ada di sana memutuskan untuk pulang. Tinggal Marchel, Kayla, Faris dan keluarga Ristha.

"Kamu Kayla, ya?" tanya seorang wanita paruh baya yang diyakini Kayla itu ibunya Ristha.

"Iya, tante saya Kayla. Kenapa, ya?" tanya Kayla balik.

"Tante cuma mau ngucapin, makasih udah jadi sahabatnya Ristha. Ristha bilang ke tante ia bahagia punya sahabat seperti kamu. Ia juga bilang katanya ia juga senang punya sahabat seperti kalian," ujar ibunya Ristha. Air mata Kayla turun di deras di pipinya. Marchel menenangkan Kayla dengan menepuk pelan punggungnya.

"Makasih, Te, udah ngelahirin anak seperti Ristha. Ia perempuan baik, cantik, kami bangga punya sahabat seperti dia," ujar Faris yang menahan agar air matanya tidak turun. Ibunya Ristha tersenyum lalu pamit pulang. Tinggal Kayla, Marchel, dan Faris yang ada di pemakaman Ristha.

Kayla langsung berlari dan duduk didekat makam Ristha, ia berkata, "Hai Ris, senang ya ninggalin gue di sini yang sedih karena lo? Gimana di sana? Semoga bahagia, ya. Gue kangen banget sama lo. Gue pengen denger suara lo lagi, gue pengen lihat lo senyum lagi, gue pengen lihat lo berantem lagi sama Faris. Gue janji gak akan lupain lo dan kenangan yang udah kita buat. Makasih selalu ada untuk gue dan keluarga cemara. Maaf gue belum bisa jadi sahabat baik untuk lo. Makasih untuk semuanya, Ris." Kayla tak kuat menahan air matanya, ia menangis di pelukan Marchel.

"Makasih, Ris, udah ada untuk kita. Gue harap lo bahagia di sana. Kita gak bakalan absen untuk kirim doa. Dan kita janji, nggak akan lupa sama lo, Ris," ujar Marchel.

"Ris, gue balik dulu sama Kayla. Lo mau balik bareng nggak?" tanya Marchel pada Faris.

"Lo duluan aja, tenangin Kayla, kasihan dia." Marchel mengangguk. Sebelum pulang Kayla mencium batu nisan bertuliskan "Ristha" setelah itu ia dan Marchel pulang.

"Hai cantik, cepet banget pergi ninggalin gue dan temen-temen. Gue harap lo bahagia ya di sana. Kalo lo sedih cerita aja datang ke mimpi gue, gue akan dengerin semuanya. Gue akuin gue mulai suka sama lo. Walau semuanya sudah terlambat, rasa sayang gue ke elo ga akan pernah pudar sekalipun cinta gue bertepuk sebelah tangan. Yaudah ya, gue pulang dulu, lain waktu gue datang ke sini bawain lo bunga. Dada cantik." Faris mencium batu nisan Ristha setelah itu ia langsung pulang.

_____

Keesokannya sekolah terus menerus kedatangan polisi dan wartawan. Sekolahnya mendadak viral di dunia pertelevisian karena tragedi salah satu siswa yang bunuh diri. Kayla yang termasuk teman dekat korban pun sempat diwawancarai wartawan. Kayla membungkam karena dirinya tidak tahu apa-apa. Kayla juga malas untuk berbicara karena dia lemah entah dari dalam ataupun luar. Kayla juga merasa risih karena terus ditanyai oleh pihak sana sini. Seperti Kayla tersangka korban pembunuhan Ristha.

Kayla berdiam diri di UKS. Tatapannya kosong saat melihat salah satu media sosial akun Instagram Ristha. Ristha mengunggah postingan terakhirnya 2 Minggu yang lalu, tepat di mana mereka mengadakan camping. Ristha tersenyum dengan latar belakang pegunungan. Dia juga menulis caption, "Be your self and never surrender." Foto itu diambil oleh Faris sebelum pulang memasuki bus dan berdebat dengan Marchel.

"Lo tenang di sana, ya, Ris." Kayla mencium layar ponselnya.

Faris melihat Kayla dari pintu. Faris masuk ke dalam sembari menyerahkan buku diary berwarna hitam lengkap dengan kuncinya.

"Ini buku lo kan? Gue nemuin di lokernya Ristha. Tenang, gue gak baca isinya." Kayla menatap bukunya dalam.

Save Me! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang