happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)🍭🍭🍭
Alesha sudah berada di UKS saat ini, matanya masih tertutup rapat. Lelaki itu sedari tadi memandangi wajah Alesha, Anelis yang melihat itu pun langsung peka.
"Emm Kak gue mau beli teh anget dulu ya, titip Alesha." Lelaki itu pun mengangguk.
Wajah damai dari Alesha membuat lelaki itu mulai menatap nya lebih dekat, bahkan semakin dekat. Entah apa yang akan di lakukan lelaki ini, tiba-tiba saja ada pergerakan dari Alesha. Membuat lelaki itu terkesiap dan mengembalikan posisi nya seperti semula.
Alesha mengerjapkan matanya ber ulang kali hingga akhirnya terbuka sempurna, "Kak Arya..."
"Akhirnya lo siuman, gue bilang apa ini pasti karena lo hujan-hujan kemarin." Ujar lelaki yang ternyata dia adalah Arya, wajahnya menatap Alesha datar namun yang ditatap malah mengulas senyum.
"Ngapain senyum-senyum? udah gak waras?" Alesha menggeleng pelan, ia tak melepaskan pandangannya dari sorot mata Arya.
"Gue gak masalah kalau hujan-hujan bikin gue sakit, karena saat itu ada lo di sisi gue." Arya merasa jantung nya memompa cepat, terlihat sekali jika ucapan Alesha ini tulus.
"Ngaco lo, udah mending istirahat. Gue harus ke kelas udah bel masuk."
Saat Arya berbalik badan dan hendak melangkah, Alesha menahan pergelangan tangannya. Sebelum menoleh Arya menghela nafasnya, menetralkan jantungnya.
Arya pun menoleh, "Jangan tinggalin gue Kak."
Nampaknya ego Arya lebih tinggi dari rasa simpati nya, lelaki itu melepas tangan Alesha perlahan.
"Sorry, udah berapa kali gue bilang Les. Kalau gue itu gak ada rasa apa-apa sama lo, dan jangan pernah menganggap lebih kebaikan gue."
"Tapi kan Kak gue cuma minta lo buat jangan tinggalin gue sendiri di sini, kenapa bicara lo gitu?"
"Ya gue gak bisa gue gak mau lo mikir yang nggak-nggak tentang kebaikan gue."
"Nanti Anelis ke sini lo tunggu aja." Arya pun melangkah meninggalkan Alesha sendiri.
Air mata Alesha menetes satu butir, ia tersenyum getir. Yang gue mau lo temenin gue sebentar Kak, tapi lo selalu kayak gini.
Alesha pun menatap langit-langit ruang UKS, ia teringat saat Astha menyatakan cintanya di sini. Matanya pun terpejam, ia kembali mengingat bayang-bayang Astha.
Flashback on
"Gue mau balik ke kelas Kak, lo baik-baik ya di sini. Jangan galau-galau lagi, ntar kesambet hehe." Astha masih setia memandang wajah Alesha yang tersenyum manis itu, hingga...
"Tunggu Les," Alesha yang hendak melanjutkan jalannya pun menoleh kembali dan mengangkat kedua alisnya.
"Gue suka sama lo."
deg.
Rasanya jantung Alesha seperti berhenti berdetak, nafasnya tercekat. Alesha tak menyangka bahwa orang seperti Astha bisa jatuh hati padanya.
"Maaf Kak lebih baik lo jangan jatuh cinta sama gue,"
Alesha tersenyum penuh arti menatap Astha yang tampak bingung, "Kenapa Les? apa salah nya?"
Alesha menggeleng, "Gak ada yang salah kok, tapi lebih baik lo lupain perasaan lo ke gue Kak. Karena cinta sepihak itu gak enak, risiko nya sakit hati sendiri."
"Tapi Les-"
Alesha pun berjalan mendekati Astha, gadis itu memegang pipi kanan Astha. Ia mengusap pelan pipi itu, Astha yang di perlakukan seperti itu merasa sedang berada di hamparan rumput hijau dan angin yang berhembus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLEAN | one-sided love ( the end )
Подростковая литератураKisah ini bermula dari seorang murid kelas sepuluh bernama Alesha Citraningtyas, gadis yang baik hati, sederhana, dan pandai bergaul. Sejak acara demo ekskul waktu itu, Alesha mulai penasaran dengan dua orang lelaki bernama Arya dan Awan. Mereka ada...