happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)🍭🍭🍭
Sore hari yang sunyi di SMK Magma, terlihat seorang siswi yang sibuk membawa setumpuk kertas yang sudah di pastikan untuk tugas Akuntansinya. Sekolah memang sudah lumayan sepi karena tidak ada kegiatan ekskul, karena Alesha pulang paling akhir matanya tak sengaja melihat sosok lelaki yang sampai saat ini masih ia cintai. Seulas senyum tipis terlukis manis di wajahnya, matanya terus menatap lelaki yang sedang bermain dengan bola basket.
Saat hendak melangkah lagi, Alesha mendengar suara seperti orang kesakitan. Saat ia spontan menengok ia mendapati Arya tengah terduduk dan memegang lututnya.
"Kak Arya?!" Raut wajah panik menyelimuti gadis berambut terurai itu, ia mempercepat langkahnya menghampiri Arya.
"Kak Arya, kenapa? itu lututnya berdarah!" Alesha hendak menyentuh lutut Arya, namun ia urungkan. Tangan mungilnya beralih mengambil kotak p3k miliknya, ia berniat mengobati lutut lelaki pujaan hatinya itu.
Arya masih enggan menatap wajah Alesha, lelaki itu lebih memilih meniupi lututnya yang masih mengeluarkan darah. Sebenarnya ia sempat melirik ada Alesha di sampingnya, namun gengsi yang ada dalam dirinya lebih tinggi dari pada rasa simpatinya pada Alesha.
"Gue obatin ya Kak, lo tahan." Tangan gadis itu mulai mengobati lutut Arya, Arya hanya diam saja saat Alesha mengobati. Manik matanya tak sengaja menatap wajah Alesha yang terlihat telaten sekali mengobati lukanya, terbesit di hatinya ketika ia ingat gadis ceria ini pernah menyatakan cinta untuknya.
Saat tersadar Arya pun menjauhkan badannya dari Alesha, membuat Alesha terkejut dengan respon tiba-tiba dari Arya.
"Gue bisa sendiri."
"Tapi Kak itu dikit lagi selesai kok, sini biar gue aja ya?" Alesha memaksa Arya dengan tatapan mata yang tersirat kekhawatiran.
"Gue kan udah bilang gue bisa sendiri! sini in kapas sama plesternya." Pinta Arya sambil menengadahkan satu tangannya, namun Alesha tak kunjung memberikannya dan malah melamun menatap wajah Arya.
Dingin. Itu yang di rasakan Alesha ketika melihat tatapan mata Arya padanya, tidak terlihat rasa peduli di sana.
"LO PUNYA TELINGA KAN LES?! GUE BILANG SINI IN YA KASIH KE GUE!"
Alesha pun tersentak, jantungnya berdegup tak beraturan. Nafasnya mulai memburu, tangannya bergetar ketika memberikan kapas dan plester yang tadi ia gunakan untuk mengobati lutut Arya.
"Mending lo pergi dari sini, gak usah sok peduli lagi sama gue." Perintah Arya yang selesai memakaikan plester di lututnya dan mencoba berdiri kembali.
Alesha menahan lengan Arya ketika cowok itu hendak pergi, "Tunggu Kak!"
"Apalagi sih Les? kan gue udah bilang mending lo pergi." Jawab Arya dengan nada terdengar ketus, dan lagi-- kepalanya sama sekali tidak ingin menoleh ke belakang menatap Alesha.
"Nggak gue gak akan pergi, kenapa lo nyuruh gue pergi Kak? salah apa gue sama lo?" Pertanyaan Alesha sukses membuat Arya bungkam.
Hening.
Sedetik kemudian Arya berbalik, Alesha pun tanpa ragu menatap wajah Arya dengan tatapan yang sama dinginnya.
"Lo mau tahu kenapa gue nyuruh lo pergi? dan lo mau tau salah lo sama gue apa?" Arya pun menyeringai dan tersenyum miring.
"Pertama karena gue gak punya perasaan apa-apa sama lo, dan kedua salah lo sama gue itu..." Arya menggantungkan ucapannya menatap ke arah lain, sementara Alesha sudah menanti jawaban yang keluar dari mulut Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLEAN | one-sided love ( the end )
Fiksi RemajaKisah ini bermula dari seorang murid kelas sepuluh bernama Alesha Citraningtyas, gadis yang baik hati, sederhana, dan pandai bergaul. Sejak acara demo ekskul waktu itu, Alesha mulai penasaran dengan dua orang lelaki bernama Arya dan Awan. Mereka ada...