ARLEAN - 07

846 54 3
                                    

happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)

🍭🍭🍭

Di ruang makan sebuah keluarga tengah berkumpul dan sedang makan malam bersama. Biasanya kalau di rumah Awan dan Arya selalu memperdebatkan hal-hal kecil sekalipun, namun beda dengan saat ini. Mereka saling mendiami satu sama lain, bahkan untuk saling melempar pandangan pun mereka merasa enggan.

"Loh Awan, Arya... Kok pada diem? Biasanya kalian punya banyak lelucon buat mama, ini pada kenapa sih?" Tanya Vivi-- Mama Awan & Arya  yang sekarang merasakan keanehan pada kedua putra nya itu.

Namun tak ada yang menjawab pertanyaan dari Vivi, mereka seakan fokus dengan acara makan mereka masing-masing.

"Awan! Kamu kenapa? Lagi berantem sama Arya?" Tanya-nya lagi dengan nada melembut kepada Awan.

"Gak tau Ma! Tanya aja sana sama Arya. Awan udah selesai, mau istirahat dulu capek!" Awan pun menyudahi acara makan malam nya dan beranjak naik tangga ke kamar nya meninggalkan Vivi dan Arya.

"Arya! Kamu buat Awan marah? Ada apa sih coba cerita sama Mama kalian ini sebenernya kenapa?" Vivi pun beralih melemparkan pertanyaan pada Arya, biasanya Arya yang akan menjelaskan apapun itu masalah nya saat ia sedang bertengkar dengan Awan.

"Maaf Ma, Arya juga capek mau tidur. Arya ke atas dulu ya, night Ma!" Setelah mengecup pucuk kepala Vivi Arya pun berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya.

Vivi di buat terheran-heran dengan tingkah yang tak biasa dari kedua putra kembar nya itu.

Gak biasanya Awan sama Arya kayak gini, kalian itu kenapa sih nak?, batin Vivi sembari memandang kepergian Arya.

•••

"Kaki lo masih sakit ya Les? Ini pasti gara-gara lo maksain buat ekskul basket kan?" Tanya Anelis sembari memperhatikan kaki Alesha yang terbalut sepatu.

"Udah gak papa Anelis sayang, ini kemaren udah di obatin kok hehe." Jawab Alesha dengan cengiran khas nya.

"Les!" Panggil Anelis dengan nada serius.

"Apaan?"

"Gue denger dari tukang gibah SMK Magma, lo abis di bentak ya sama Kak Arya? Gimana sih ceritanya? Cerita dong sama gue!" Ujar Anelis yang sepertinya penasaran dengan kejadian kemaren.

Alesha hanya bisa meghembuskan nafas nya pelan.

"Males ah gue bahas itu, malu banget sumpah!" Tukas Alesha yang terlihat tak suka saat Anelis menanyakan soal kemaren pada dirinya.

"Yaudah deh gak usah cerita, tapi saran gue ya! Lo sebaiknya menghindar aja dari Kak Arya, dia tuh cuma bisa buat lo sakit Les!" Ujar Anelis yang memang ada benar nya juga, tapi seperti ada maksud di balik ucapan nya barusan.

"Tapi gue masih bingung, Kenapa sih dia itu susah di tebak? kadang baik kadang dingin kadang ngebentak, aneh tau gak!"

"Dan gue malah tertarik buat tahu dia lebih dalam, Kayak ada magnet yang selalu maksa gue buat ke arah dia. Ya meskipun gue tau cuma rasa sakit yang akan gue terima." Lanjut Alesha yang sepertinya tampak gelisah.

Anelis pun merangkul bahu Alesha, ia tersenyum memberi Alesha semangat. Keduanya mulai memasuki ruang kelasnya.

Setelah berjam-jam berkutat dengan jurnal umum, buku besar, neraca saldo, dan lainnya. Arya keluar kelasnya dan ia terkejut di depan nya sudah berdiri saudara kembar nya, Awan.

"Awas minggir, gue mau ke kantin." Arya mencoba menghindari Awan, namun berulang kali lelaki itu menghalangi langkah Arya.

"Lo harus minta maaf Yak sama Alesha!"

ARLEAN | one-sided love ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang