happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)Arya terus menarik Alesha, membawanya menyusuri lorong yang mulai sepi karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
"Sakit Kak, lepasin!" Alesha mencoba melepaskan nya, namun kekuatan cekalan Arya lebih besar dari pada tenaganya.
Hingga berhentilah mereka di sebuah ruang kosong yang tidak terpakai, Arya pun melepaskan cekalan tangannya dari tangan Alesha.
Tatapan nya menatap dingin ke arah Alesha, sementara gadis itu menggumam sembari mengusap tangannya yang memerah karena tangan Arya yang mencengkram nya kuat.
"Gue mau lo jauhi Awan," Gadis berambut panjang itu tersentak.
Untuk apa lelaki bernama Arya memintanya menjauhi Awan? Memangnya di mana letak kesalahan Alesha?
Keduanya hanya diam Alesha masih tak mengerti kenapa lelaki ini berbicara seperti itu. Bukan kah harusnya dia senang kalau Alesha berpaling darinya? Tetapi kenapa sekarang dia meminta Alesha menjauhi Awan?
Arya mendekatkan wajahnya perlahan, membuat Alesha spontan memundurkan tubuhnya.
Sudah sedekat ini, lantas apa yang akan Arya lakukan? Alesha mengerjapkan matanya dua kali. Jantungnya sedang tak terkontrol saat ini, Arya tak kunjung melakukan pergerakan.
"Lo punya telinga kan? Gue mau lo jauhi Awan detik ini juga!" Bentaknya kemudian.
Alesha menghela napasnya pelan, Arya sudah kembali ke posisi semula. Lelaki itu tahu Alesha tidak akan bisa menanggapinya, terlihat dari wajahnya yang ketakutan.
"Ma-maksud lo apa Kak? Ke-kenapa memang nya?" Tanya nya terbata-bata, Arya menyeringai.
"Jadi ini cara lo? lo gak bisa dapetin cinta gue terus lo deketin Awan gitu? Cih, lo pasti cuma numpang kepopuleran kan sama Awan?!"
Deg.
Kenapa? Apa maksud Arya berbicara seperti ini pada Alesha? Siapa yang telah memprovokasi manusia es bernama Arya Budirafandra?
Alesha tertegun, matanya mulai berkaca-kaca. Bagaimana bisa Arya menilainya seperti ini?
"Lo-lo tega banget Kak nuduh gue kayak gitu." Ucapnya lirih, Arya sama sekali tak perduli reaksi yang di keluarkan oleh Alesha.
"Memang bener kan? Lo cuma junior di sini, gadis biasa yang sok akrab sama senior-senior. Lo dari awal ikut ekskul basket pasti juga cuma cari simpati kan sama senior?"
Alesha menggeleng tak percaya, buku yang ia pegang sedari tadi dengan satu tangannya itu pun terjatuh.
"Asal lo tahu ya Kak, gue gak kayak yang lo bilang barusan! Maksud lo apa bilang gue cuma numpang populer?!" Ujar Alesha dengan suara yang terdengar seperti menahan amarah.
"Haha oh ya? Emang apa yang bisa di banggain dari lo Les?"
Arya mulai tertawa remeh dihadapan Alesha, gadis itu menatap ke bawah lantai. Ia merasa apa yang di katakan Arya benar adanya, dirinya itu hanya gadis biasa yang terlalu berani untuk mencintai seorang pangeran tampan di sekolahnya.
"Gak ada kan? Makannya kalau jatuh cinta itu mikir pakai otak, lo pantes atau nggak bersanding sama dia." Ujar Arya dengan nada menyindir, entah kenapa dengan lelaki ini. Seperti ada yang berbeda dari sebelumnya, karena Alesha merasa ini bukan lah Arya.
Astha yang sedari tadi diam menguping pun beranjak keluar dari persembunyiannya. Tangannya mengepal kuat, ia melayangkan pukulannya dan langsung membuat Arya tersungkur di lantai. Hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLEAN | one-sided love ( the end )
Подростковая литератураKisah ini bermula dari seorang murid kelas sepuluh bernama Alesha Citraningtyas, gadis yang baik hati, sederhana, dan pandai bergaul. Sejak acara demo ekskul waktu itu, Alesha mulai penasaran dengan dua orang lelaki bernama Arya dan Awan. Mereka ada...