ARLEAN - 24

525 33 1
                                    

Happy reading friend b!
I hope you enjoy this part :)

Awan tengah berdiri di dekat gerbang saat ini, motornya ia parkir agak jauh dari tempat ia berdiri.

Orang yang di nanti nya belum juga terlihat, ia terus memperhatikan setiap siswa dan siswi yang keluar gerbang. Arya sudah pulang beberapa menit yang lalu, dan tidak perlu di tanya lagi. Arya pasti pulang bersama Aurel. Entah apa yang membuat Arya menjadi mengistimewakan gadis bernama Aurel itu.

"Alesha!" Awan memanggil nama gadis yang berjalan di tengah siswi-siswi lainnya.

"Eh Les Lo di panggil Kak Awan tuh." Ujar Anelis, membuat mata Alesha mencari di mana keberadaan Awan.

Setelah menemukan seorang lelaki yang tengah melambai ke arahnya, Alesha terdiam sejenak.

"Gak deh gue males, kayaknya ada yang mau dia omongin ke gue." Jawab Alesha dengan wajah lesu.

Anelis menatap datar Alesha. "Ihh temuin gak nih? Mau gue tampol? Hargain dong usahanya orang, Lo mau di cap kayak Kak Arya?"

Mendengar penuturan Anelis yang menyamakannya dengan Arya pun Alesha langsung menggeleng keras, dengan mata yang membulat.

"Yaudah makannya sana huss huss, dia masih manggilin Lo Mulu tuh." Alesha pun menatap bergantian antara Awan dan juga Anelis. Ia yakin kalau Awan akan mengungkit tentang masalah itu.

"Tapi Nel..." Anelis pun tak tahan, ia mendorong tubuh Alesha menerobos kerumunan siswa yang lewat.

"Duh Nel kok Lo tiba-tiba dorong gue sih? Kan sakit nabrak orang-orang!" Omel nya, namun Anelis langsung menatapnya tajam.

"Kak Awan sorry nih lama, emang telinga nih anak rada-rada konslet hehe. Ntar gue bawa dia ke THT biar bisa denger kalau Lo panggil-panggil." Ujar Anelis mencoba membuat Awan tak curiga dengan sikap Alesha tadi yang tidak menyahut-nyahut saat di panggil.

"Santai aja Nel, mm gue boleh kan ngobrol berdua sama Alesha?" Tanya Awan membuat Alesha menggenggam erat tangan Anelis, gadis berambut sebahu itu pun menoleh.

Alesha menunjukkan raut wajah seperti berharap agar Anelis tidak meninggalkannya berdua dengan Awan.

Anelis menggeleng pelan lalu berbalik menghadap Awan kembali, "Oh boleh banget Kak! Ini gue juga udah di jemput, duluan ya Les."

Anelis berjalan meninggalkan keduanya, Awan pun menatap Alesha lekat-lekat. Gadis itu malah menatap ke arah lain, seakan tak berniat membalas tatapan matanya.

"Ada apa Kak? Lo mau bicara tentang apa?" Tanya nya to the point, Awan pun langsung tersadar dari lamunannya.

Awan berkata, "Gue masih nunggu keputusan lo Les tentang..."

Alesha memotong dengan cepat ucapan Awan, "Gue tahu arah pembicaraan lo Kak, tapi gue bener-bener gak bisa."

Alesha mulai menatap Awan penuh harapan. "Gue mohon Lo stop bahas soal ini Kak, please Lo hargain gue. Gue juga gak tahu harus kayak gimana, Lo tahu kan posisi gue berat kalau di harusin memilih?"

Awan melihat itu, jauh di lubuk hati nya mungkin Alesha masih mengharap kan Arya menatap dan menyadari kehadirannya. Mungkin Alesha memang tidak bisa melupakan lelaki itu, yang notabenenya adalah kembaran Awan sendiri.

"Gue paham Les, tapi gue..."

Alesha meraih satu tangan Awan, "Kak lo masih mau kan kita bisa sedeket ini? Lo gak mau kan kalau kita jadi asing hanya karena masalah ini? Jadi tolong ya kita lupain aja tentang ini."

Awan terdiam, haruskah ia melupakan perasaannya untuk Alesha? Itu tidak akan mungkin bisa. Setega ini kah pilihan yang Alesha berikan padanya? Mengapa? Apa tidak ada setitik rasa untuknya di hati Alesha?

ARLEAN | one-sided love ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang