Roman tersenyum melihat Reza yang baru saja datang dan berdiri di sampingnya. Keduanya menatap tenangnya air pantai pagi ini. Ombak berdebur pelan dengan sapuan angin pantai yang lembut.
"Rencana lo apa? Apa lo akan memberi kenangan terindah buat Lilian di sini?" tanya Roman membuka percakapan.
"Gue hanya ingin membuat dia menyadari bahwa cinta bisa datang kapan saja tanpa memandang fisik semata," jawab Reza datar.
"Lo curhat?"
Reza menghela nafasnya pelan. "Fokus aja sama kerjaan lo. Pilih menu diet sehat buat dia. Bayaran lo, gue kirim via transfer bank."
Roman terkekeh pelan. Pengalihan topik dari Reza tak menyurutkan penasaran yang ada di kepalanya.
"Jujur, lo buat gue heran. Perlakuan lo ke Rara nggak seistimewa perlakuan lo ke Lilian. Bahkan lo gak ijinin kita untuk sentuh kulit tuh cewek."
Reza menoleh sinis pada Roman. Tatapan tak suka mampir menghunus wajah sang hacker. "Maksud lo?"
"Lo gak nyadar? Sikap protektif lo itu nyebelin dan nunjukkin kalo dia milik lo. Lo sedang klaim kepemilikan atas dirinya. Hanya rasa cinta yang bisa buat kita melindungi seseorang seperti itu."
"Gue hanya lindungi dia dan tak lebih," kilah Reza.
"Tanya sama hati lo. Ini perasaan babu ke majikan atau rasa jatuh cinta. Pastikan itu karena ...,"
"Kenapa?" potong Reza cepat.
"Sulthan mulai menyelidiki penyusup yang masuk ke kamarnya dan mulai bergerak perlahan tapi pasti. Dan pisau lo, sudah ada di tangannya."
"Gue udah siap jika dia datang dan buat perhitungan," ketus Reza.
Tak ingin membahas Lilian dan Sulthan lagi, pikirannya terlalu rumit saat ini. Ketika hendak melangkah pergi, lengannya di cekal oleh Roman kuat-kuat.
"Bukan itu maksud gue. Tapi Lilian."
"Lilian?" tanya Reza seraya memiringkan kepalanya, tak mengerti dengan arah pembicaraan Roman.
"Jangan sampai gadis itu menjadi umpan untuk dia balas dendam sama lo."
"Dia akan hancur di tangan gue seandainya berani ganggu Lilian."
"Siapa lo? Lo bukan siapa-siapa buat Lilian, kan?" Pertanyaan dari Roman tak bisa di jawab oleh Reza hingga dirinya lebih memilih diam.
Tapi gue adalah pelindung dia... gumam Reza dalam hati.
Mengibaskan cekalan Roman dan pergi meninggalkan sejuta tanya dibenak temannya. Roman hanya bisa menggeleng pelan melihat Reza yang terlihat kacau.
Reza merogoh ponselnya dan menggeser layarnya cepat. Menelfon 'My Guardian angel' sebagai tempat pelarian.
"Tumben kamu menelfonku?" suara tanya di sertai kekehan lirih membuat sudut bibir Reza terangkat satu. Kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilian dan Pangeran Katak (SUDAH TERBIT)
Teen FictionSUDAH TERBIT DI STAR AKSARA FOLLOW SEBELUM BACA YA. "Perintah lo? Ogah. Lo cuma pegawai dan gue majikan," tegas Lilian seraya mencondongkan tubuhnya ke depan. "Gue paham posisi gue di rumah lo tapi di penawaran gue kali ini, lo babu dan gue majikan...