Kelas riuh di jamkos siang ini. Sebagian ada yang mojok untuk bermain game, sebagian cewek berdiskusi ala lambe turah. Sebagian lain berkumpul dengan geng mereka, bercanda tawa dan ditemani cemilan di meja. Sebagian kecil memilih merapat ke kantin.
Lilian memilih mendengarkan cerita ketiga temannya yang sedang seru-serunya mengincar cogan dari kelas sebelah. Dan Reza, cowok itu lebih asyik membuka sosmed dan berselancar di dunia maya.
"Lo tau cogan yang namanya Ayyas? Itu tuh, cogan berdarah campuran Turki dan Indonesia."
Kali ini Hesa sedang membayangkan cogan dari kelas sebelah yang sedang viral di sekolah karena ketampanannya. Yang lain hanya mengangguk mendengar ucapan Hesa.
"Berdarah campuran? Kayak istilah di film Harry Potter's aja," celetuk Amel berkomentar.
Hesa menepuk punggung tangan Amel dengan kesal. Tak suka komentar Amel yang menyamakan cowok incarannya dengan sebutan di film.
"Ihh, Amel nih. Awas kalo lo ntar jatuh cinta sama Ayyas, gue timpuk kepala lo!" bentak Hesa memperingatkan Amel.
Amel mengusap punggung tangannya yang panas dengan tatapan malas.
Lilian hanya bergumam hingga semua temannya menoleh ke arahnya."Kalo lo, Lilian? Masih stuck with Sulthan?"
Lilian hanya mengangguk singkat. "Masih."
Reza berdecak pelan. "Lo belum nyerah juga ternyata. Gue mah, ogah kalo suruh mencintai secara sepihak. Nyesek," celetuk Reza tanpa membalikkan badannya.
Lilian menendang kaki kursi Reza yang memang tepat di depannya. Entah mengapa ia tak suka kalo Reza berkomentar tentang kisah 'Pengagum Rahasia' ala dirinya. Suara kekehan pelan terdengar dari bibir Reza yang tambah membuat Lilian gemas.
"Nggak ada yang tanya pendapat lo! Diem aja, nggak usah komentar," ketus Lilian di sertai dengusan sebal.
"Gue cuma ngingetin aja. Jangan sampe lo terlalu berharap dan jatuh terhempas dari mimpi yang terlalu tinggi. Dunia tak selebar daun kelor, lo bisa cari cowok yang lebih baik dan lebih tampan dari si Sulthan."
"Diem, Za!!"
"Gue ganteng, gue diem."
Jawaban Reza membuahkan gelak tawa ketiga temannya. Tatapan tajam Lilian seketika menghentikan tawa ketiganya. Hesa bahkan menutup mulutnya dengan tangan kanannya agar suara tawanya tak terdengar oleh rungu Lilian.
"Bagus. Urusin si Rara, nggak usah urusin kisah cinta gue!" bentak Lilian.
Reza berdiri dan memasukkan ponselnya ke saku celana seragamnya. Menatap ke arah Lilian dan tersenyum melengkung.
"Gue nggak akan urusi kisah cinta lo. Tapi, suatu saat lo akan paham akan arti cinta yang saling memberi dan menerima. Bukan hanya memberi tapi tak menerima."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilian dan Pangeran Katak (SUDAH TERBIT)
Teen FictionSUDAH TERBIT DI STAR AKSARA FOLLOW SEBELUM BACA YA. "Perintah lo? Ogah. Lo cuma pegawai dan gue majikan," tegas Lilian seraya mencondongkan tubuhnya ke depan. "Gue paham posisi gue di rumah lo tapi di penawaran gue kali ini, lo babu dan gue majikan...