Reza tak menemukan keberadaaan Lilian di kelas kala dirinya kembali dari toilet. Pikirannya tertuju pada the Gordon Blue. Kemana lagi tujuan Lilian and the geng kalau bukan ke kantin.
Alamat nih, ngamuk kalo makan tuh cewek, Kan tadi malem dia nggak makan malem. Bisa berantakan rencana gue.
Kakinya melangkah cepat menuju kantin. Dalam hatinya semoga Lilian belum menyentuh makanan kantin dan memesan minuman soda. Bisa gagal usaha yang mulai di rancang rapi.
"Za."
Suara panggilan dari Ardan menghentikan langkah Reza seketika. Berbalik ke sumber suara dan melambaikan tangannya pada Ardan. Dirinya tak mau kehilangan banyak waktu lagi.
"Cepet, gue mau ke kantin."
Robi dan Ardan berlari kecil ke arahnya. Sepertinya tujuan mereka sama, the Gordon Blue. Maklum, hanya itu tujuan akhir di saat perut keroncongan dan kehausan.
"Kenapa muka lo tegang? Lo khawatir sama majikan lo, ya?" celetuk Robi sambil jarinya mencolek lengan Reza.
Reza berdecak sebal dengan lirikan tajam. Kembali dirinya berjalan cepat menuju kantin. Harapannya hanya satu, menemukan sang majikan.
"Za, lo nggak tertarik sama si Lilian itu, kan? Gue curiga sama lo, lo nempel terus ke Lilian," celetuk Ardan.
Langkah kakinya di percepat agar bisa sejajar dengan Reza. Menatap heran ke arah Reza yang terlihat tegang.
See, kalian koplak. Apa iya cowok berkelas kayak gue naksir cewek gendut dan jutek? pikir Reza dalam hati.
Reza tersenyum tipis di sertai gelengan kepala tegas.
"Gimana nggak nempel, gue serumah sama dia dan pulang pergi juga barengan. Gue kan babunya dia."
Robi dan Ardan terkekeh pelan.
"Iya juga, seandainya pun kalian pacaran, gue nggak dukung. Gak cocok," kata Robi mengomentari.
Langkah Reza terhenti. Menoleh cepat ke arah Robi dan tersenyum tipis.
"Bisa lo ulangi komentar lo barusan di depan Lilian? Komentar pedes juga nggak apa."
"Ta ...,"
"Stop! Simpan kata-kata lo. Gue akan traktir kalian berdua, makan sepuasnya di The Gordon Blue."
"Kalo komentar pedes, gue jagonya," ucap Ardan.
Tangan kanannya menepuk dada dengan sombongnya. Lirikan mata mengejek Robi tak juga membuat Ardan berhenti tersenyum.
"Ke kantin bro," ajak Reza.
Sesampainya di kantin, Reza segera mengedarkan pandangannya, mencari sosok Lilian and the geng. Bahunya di tepuk oleh Robi dan telunjuk temannya itu mengarah tepat ke pojok kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilian dan Pangeran Katak (SUDAH TERBIT)
Teen FictionSUDAH TERBIT DI STAR AKSARA FOLLOW SEBELUM BACA YA. "Perintah lo? Ogah. Lo cuma pegawai dan gue majikan," tegas Lilian seraya mencondongkan tubuhnya ke depan. "Gue paham posisi gue di rumah lo tapi di penawaran gue kali ini, lo babu dan gue majikan...