Siap-siap baper di part ini. Dan bersiap kesal juga.
Senja mulai segaris, menyisakan warna jingga merona. Langit juga mulai menghitam dan kerlap kerlip bintang mulai mewarnai angkasa. Kunang-kunang berlampu kuning terbang rendah diantara rimbun pohon perdu.
"Wah, gue selama tinggal di sini nggak pernah keluar saat malam tiba. Selalu berdiam di dalam rumah." Pandangan Lilian mengedar ke sekitar rumah kayu, indah berhias kunang-kunang yang berterbangan.
"Kehidupan malam juga mempunyai sisi keindahan tanpa kita sadari."
Reza menyerahkan dua buah bantal pada Lilian. Gadis itu tampak bingung, tapi tetap saja meraih bantal dan mendekap di depan dadanya.
"Kita ke Pantai, bukankah lo ingin malam romantis di tepi pantai?"
"Tapi .... "
Kalimat Lilian terpotong saat mendengar suara deru mesin mobil mendekat. Tak lama sebuah mobil sedan warna hitam berhenti tepat di depan rumah kayu. Dua orang keluar dari mobil itu dan Lilian mengenali salah satunya sebagai putra Pak Gunawan, Luthfi.
"Hai, apa aku mengganggu?" tanya Luthfi menyapa Lilian dan Reza. Tangan kanannya melambai singkat dengan senyum tipis yang ramah.
"Tidak, kami hanya akan pergi ke pinggir pantai dan menikmati malam romantis," jawab Lilian.
Seorang pria yang bersama Luthfi segera berjalan ke arah bagasi mobil. Membuka dan mengeluarkan sebuah sterofoam berukuran sedang.
"Apa kalian akan dinner romantis? Kebetulan sekali, aku bawa makanan untuk kalian berdua." Luthfi menunjuk ke kotak sterofoam putih.
Lilian melirik Reza tapi cowok itu hanya berdiri mematung dan tak bereaksi. Tampak sekali kehadiran Luthfi sedikit mengganggunya.
"Sepertinya Reza tak menyukai kehadiranku. Lebih baik aku pergi saja," kata Luthfi. Menghela nafas kasar dan tampak sekali gurat kecewa dari wajahnya.
Cih, sejak kapan dia tertarik untuk menikmati hidup? Bukankah tumpukan kertas laporan, laptop dan pegawai misterius yang selama ini jadi teman hidupnya? sinis Reza dalam hati.
"Tinggallah bersama kami," pinta Reza membuka suara.
"Benarkah?" tanya Luthfi ragu. "Ah, tidak. Aku kesini hanya ingin menyapa dan memberikan ini untuk kalian. Nikmati malam ini dan bersenang-senanglah."
Penolakan Luthfi menghasilkan seulas senyum di wajah Reza. Luthfi melambaikan tangannya dengan senyum melengkung sebelum masuk ke dalam mobil. Mobil sedan hitam itu mulai beranjak pergi dan sebentar kemudian menghilang di balik rimbunnya pepohonan dan gelapnya malam.
"Lumayan, ada makanan gratis," celetuk Reza seraya melangkah pergi menuju pantai.
"Reza, tunggu! Siapa kalian?!" teriak Lilian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilian dan Pangeran Katak (SUDAH TERBIT)
Teen FictionSUDAH TERBIT DI STAR AKSARA FOLLOW SEBELUM BACA YA. "Perintah lo? Ogah. Lo cuma pegawai dan gue majikan," tegas Lilian seraya mencondongkan tubuhnya ke depan. "Gue paham posisi gue di rumah lo tapi di penawaran gue kali ini, lo babu dan gue majikan...