part 11

106 68 52
                                    

Membereskan semua peralatan tulis dan bukunya dengan cepat, memasukkannya ke dalam tas ransel miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membereskan semua peralatan tulis dan bukunya dengan cepat, memasukkannya ke dalam tas ransel miliknya. Netranya seketika menoleh saat Reza yang tepat berada di depannya telah berdiri dan hendak melangkah pergi.

"Za, tunggu!" teriak Lilian.

Reza berhenti dan segera membalikkan badannya cepat.

"Gue mau ke toilet, ikut?"

"Nggak!!" jawab Lilian cepat.

"Ya udah. Lo tunggu di parkiran," ucap Reza seraya melangkah pergi.

Lilian segera beranjak pergi, bergabung dengan ketiga temannya yang sudah menunggunya di depan pintu kelas.

"Nggak nunggu Reza?" Kali ini Amel terlihat heran dan hanya di jawab Lilian dengan gelengan kepala pelan.

"Dia ke toilet," jawab Lilian.

Lilian dan ketiga temannya berpisah di depan parkiran sepeda motor. Lilian berdiri sambil memainkan gawainya. Sesekali menoleh ke arah belakang, berharap Reza segera muncul.
Lilian menghembuskan nafasnya lega saat sosok Reza terlihat berjalan mendekat ke arahnya.

"Maaf, lama."

Lilian menggeleng. "Nggak apa-apa."

Reza mengambil motornya dan mulai menghidupkan mesinnya. Motor itu berjalan pelan dan berhenti tepat di depan Lilian.

"Gue anter lo sampe rumah. Setelah itu gue pergi. Baru ...."

"Kemana?" potong Lilian cepat.

Reza tampak berfikir sejenak. "Gue mau kemah di pinggir pantai."

Lilian mendelik, rasa tak percayanya tiba-tiba muncul. Tapi keraguannya segera terjawab kala Reza tertawa lepas. Tertawa melihat ekspresi Lilian yang menurutnya lucu.

"Gue becanda. Gue mau ngumpul sama teman-teman gue. Barusan gue telfon bokap lo dan dia ngasih ijin."

Lilian menghela nafasnya pelan. "Oh."

"Cuma, oh?" Dahi Reza berkerut. Tanggapan Lilian sungguh di luar dugaannya. Dia berharap gadis itu penasaran dan menginterogasinya.

"Trus?"

"Mau ikut?" tanya Reza dengan senyum tipis.

"Emang boleh?" tanya Lilian Ragu.

Matanya berbinar saat anggukan kepala Reza menjadi tanda bahwa dirinya boleh ikut. Lilian tak menyia-nyiakan waktunya untuk lebih lama lagi berdiri di depan parkiran. Segera naik motor dan berpegangan pada pundak Reza.

Reza tersenyum melengkung. Netranya menangkap sosok Sulthan and the gengs yang berdiri tak jauh dari mereka. Wajah Sulthan tampak kaku melihat dirinya dan Lilian yang berboncengan.

"Pegangan yang erat, gue mau ngebut nih," pinta Reza sembari tangannya menarik tangan Lilian agar memeluk tubuhnya.

Mendengar kata 'ngebut' Lilian segera mengeratkan pelukannya hingga kepalanya bersandar di punggung Reza. Sejatinya Lilian hanya takut saat di bonceng Reza tapi bagi orang lain yang melihat, menyangka Lilian bersikap mesra pada Reza.

Lilian dan Pangeran Katak  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang