part 6

209 111 294
                                    


Lilian masih menekuk wajahnya hingga membuat Pak Asmo menyikut lengan Reza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lilian masih menekuk wajahnya hingga membuat Pak Asmo menyikut lengan Reza.
Keduanya berdiri mematung di samping mobil yang kini sudah terparkir di halaman rumah keluarga Pranoto.

"Sakit, Pak Asmo," tegur Reza sambil mengusap lengannya pelan.

Tatapan malasnya pada sang sopir pribadi membuahkan senyuman segaris di wajah renta Pak Asmo.

"Kamu suka ya sama Mbak Lilian? Mas Reza kan ganteng dan Mbak Lilian cantik."

"Panggil Reza aja, gak pake Mas!" bentak Reza ketus.

"Jangan, saya nanti di marah sama Bapak dan Ibu. Wong saya kenal sama Pak Gunawan. Sa ...."

Bekapan tangan Reza pada mulut Pak Asmo membuat suara sang sopir menghilang.

"Pak Asmo berani bilang macem-macem dan nggak menuruti perintah saya, saya akan pecat tanpa pesangon! Sudah cukup dengan saya dibuang ke sini oleh Papa. Jangan bikin saya marah!" peringat Reza dengan nada yang di tekan.

Anggukan kepala Pak Asmo membuat Reza melepaskan bekapannya. Menatap tajam dan menyerigai marah.

"Gue benci kalian semua. Gak ada yang sayang sama mahluk yang namanya Reza. Gak usah pura-pura sayang," ketus Reza.

"Gue mau berteman sama lo, kok."

Reza dan Pak Asmo sontak menoleh ke arah Lilian yang berdiri tak jauh dari mereka. Gadis itu tersenyum dan jauh dari kesan marah.

Reza tersenyum pada Pak Asmo. Mengedipkan sebelah matanya pada Pak Asmo agar sang sopir itu pergi meninggalkan dirinya dan Lilian.

"Gue juga mau. Tapi, ada syaratnya," tuntut Reza dengan mengangkat jari telunjuknya.

"Gak jadi deh. Gue mau musuhan sama lo lagi aja," kilah Lilian dengan wajah cemberut.

"Syaratnya adalah lo harus ikuti kemauan gue! No penolakan!"

Mata Lilian terbelalak lebar, tak percaya dengan ucapan sang babu barusan.

Ngelindur nih cogan. Tahun 2020 kayaknya lagi zaman keemasan buat seluruh babu. Babu naik kasta termasuk babu gue. Edisi ngelunjak ... teriak Lilian dalam hati.

"Pak Pranoto. Babu anda kumat! Usir Pak," teriak Lilian dengan kencangnya.

"Tapi kan, Pak Pranoto lagi kerja, jadi lo teriak pun percuma," ejek Reza dengan senyum penuh kemenangan.

"Lo selamat kali ini dari pemecatan dan pengusiran," sindir Lilian dengan berkacak pinggang.

"Lo ngusir gue? Lo lupa penawaran gue?"

"Apa?"

"Mari kita buat Sulthan bertekuk lutut."

"Hah??" Mata Lilian terbelalak lebar dan mulut yang menganga sempurna. Tak percaya dengan yang barusan di dengarnya dari mulut Reza.

Lilian dan Pangeran Katak  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang