Flashback on ...
Reza memberikan dua buah apel dan satu buah pisang sebagai ganti makan malam. Bu Agnes menatap Lilian dengan dahi yang berkerut sempurna kala gadis itu melewati meja makan.
"Lilian, makan malam sini," panggil Pak Pranoto pada anak gadisnya.
Lilian menggeleng sambil mengangkat kantong plastik berisi buah pemberian Reza.
"Tumben kamu nggak makan malam, sayang?" tanya Bu Agnes.
"Kenyang, Ma, habis makan sama Reza." jawab Lilian.
Reza hanya mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah Pak Pranoto dan Bu Agnes. Memamerkan deretan giginya dan tangannya mencekal tangan Lilian. Ingin menjauh dari aroma hidangan agar Lilian tak tergoda.
"Kenyang? Makan apa tadi?"
"Eh ... anu...," Lilian menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak ada rasa gatal di sana.
Lilian tampak bingung dengan pertanyaan Mamanya. Lilian menatap Reza seakan meminta bantuan untuk menjawab pertanyaan dan Reza menangkap sinyal itu.
"Tadi Lilian udah makan pizza ukuran jumbo dan satu porsi garlic bread, Tante," dusta Reza.
Mencoba membantu Lilian dengan jawaban yang terlintas di otaknya. Mata Lilian mendelik tajam pada Reza seakan tak terima dengan kebohongan si babu.
'Pinter banget dah si babu kalo bohong' keluh Lilian.
"Tapi nggak diet, kan?" tanya Bu Agnes dengan wajah yang mulai tampak curiga.
Reza menyikut lengan Lilian dan memberi kode agar menjawab pertanyaan Mamanya kali ini.
"Eh, nggak kok, Lilian kenyang banget. Reza yang ganteng dan baik hati telah sudi mentraktir Lilian buat makan salad juga."
"Salad?"
"Iya, Ma," jawab Lilian tegas.
"Sejak kapan kamu suka makan salad?"
"Sejak tadi, Ya kan, Za?" Lilian melirik Reza dengan mengedipkan kedua mata dengan genitnya. Reza hanya tersenyum pada Bu Agnes sambil mengangguk pelan.
"Oh ... oke," ucap Bu Agnes sambil manggut-manggut tanda mengerti.
Flashback off ...
Lilian mengacak rambutnya kasar, gemas jika mengingat tingkah laku sang babu semalam, walaupun sebenarnya dirinya juga nggak tega buat manggil Reza dengan sebutan itu.
"Eh, tunggu ...," gumam Lilian.
Dirinya merasakan badannya lebih segar ketimbang biasanya. Matanya juga terasa fresh dan jauh dari kata ngantuk. Tak seperti biasanya, badan pegel dan bawaan matanya selalu ingin menutup, ingin tidur maksudnya. Otaknya mulai berfikir keras, kenapa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilian dan Pangeran Katak (SUDAH TERBIT)
Teen FictionSUDAH TERBIT DI STAR AKSARA FOLLOW SEBELUM BACA YA. "Perintah lo? Ogah. Lo cuma pegawai dan gue majikan," tegas Lilian seraya mencondongkan tubuhnya ke depan. "Gue paham posisi gue di rumah lo tapi di penawaran gue kali ini, lo babu dan gue majikan...