part 2

368 158 409
                                    

Bu Desi memasuki kelas XI IPA dua, kelas Lilian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bu Desi memasuki kelas XI IPA dua, kelas Lilian. Dan Reza mengekor di belakang Bu Desi, wali kelas XI IPA dua.
Seketika tatapan mata mengarah ke depan kelas, lebih tepatnya ke arah Reza.

Amel menyikut lengan Lilian yang masih sibuk dengan ponselnya. Berharap gadis itu melihat siapa yang datang. Decakan sebal malah keluar dari bibir Lilian.

"Sabar, gue masih liat cogan gue di IG nih," protes Lilian pada Amel.

"Lili, lo liat bentar deh ke depan," pinta Amel dan di barengi sikutan yang kedua kalinya pada lengan Lilian.

"Ntar," ketus Lilian.

"Itu 'kan cowok yang tadi bareng sama lo," bisik Amel.

Lilian terdiam dan mencerna ucapan Amel dengan seksama.

"Cowok? Siapa?" tanya Lilian yang kembali fokus pada ponselnya.

Amel merebut ponsel Lilian dengan cepat dan menaikkan dagu teman sebangkunya agar menatap ke depan kelas.

"Tuh!" bentak Amel dengan nada yang di tekan.

Mata Lilian terbelalak lebar saat melihat Reza sudah berdiri tegak di depan kelas, di samping Bu Desi si guru killer.

Busyet, dia di kelas ini juga? Gue harus senang apa sedih ya? Senenglah, kan gue bisa nyontek dia tapi ... sedih karena dia bisa jadi spionase bokap dan nyokap gue nih ... batin Lilian.

"Kalian kedatangan teman baru," ucap Bu Desi dengan suara lantang. Pandangannya mengedar ke seluruh wajah muridnya.

Suara yang lebih mirip komandan upacara ini mampu membuat siswa satu kelas, mendadak diam dan menjadi manequin.

Ardan berdiri, dengan senyum jahil dia memajukan dagunya pada Reza. "Intro cuy, nama, askot, nomer whatsApp, akun IG, twitter, FB dan nama pacar."

Semua siswa tergelak mendengar permintaan Ardan. Tangan Bu Desi menggebrak papan tulis dengan kerasnya hingga suasana hening kembali tercipta. Ardan kembali duduk, tak mau lama-lama berdiri kalau Bu Desi sudah mulai marah.

"Kenalkan dirimu," pinta Bu Desi pada Reza.

Reza menoleh ke arah Bu Desi. Mengangguk singkat dan pandangannya kini tertuju pada wajah-wajah teman barunya.

"Salken, aku Reza Nofrizal. Askot kepulauan Riau, nomer whatsApp ... ntar aku kasih tau. Akun IG, twitter, FB dan nama pacar, aku nggak punya."

Ardan berdiri dan terkekeh. "Eh, di jawab coy."

Kembali siswa seisi kelas tertawa lepas. Reza tersenyum kikuk menyadari kekonyolannya yang sudah masuk perangkap Ardan, teman barunya. Dalam hati dia mengumpat akan kejahilan Ardan.

"Udah, duduk dekat Hesa!" titah Bu Desi.

Reza menatap Bu Desi dengan tanda tanya besar di kepalanya. Menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak ada rasa gatal di sana.

Lilian dan Pangeran Katak  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang