part 7

174 99 186
                                    

Lilian celingukan mencari mobil yang biasa mengantarnya sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lilian celingukan mencari mobil yang biasa mengantarnya sekolah. Dan Pak Asmo yang biasanya sudah stand by didekat mobil sambil membaca koran, kali ini tak terlihat batang hidungnya.

Lilian mendengus pelan, merogoh ponselnya dan menghidupkan layar benda pipih itu.

"Udah jam segini, tumben Pak Asmo belum datang," gumam Lilian.

"Lo bareng gue pagi ini."

Suara Reza mengagetkan Lilian, sontak gadis itu menoleh ke sumber suara. Berdecak kagum melihat Reza yang datang dengan dua helm di tangannya. Seragam putihnya tertutup jaket kulit warna hitam.

"Wow, lo persis cast di cerita fiksi remaja. Ketua geng motor yang badboy dan ganteng."

Baru nyadar nih cewek kalo gue ganteng. Kemarin-kemarin pikirannya hiatus apa gimana ya? Baru ngeh sekarang dan semoga dia nggak tau kalo gue ketua geng motor beneran ... batin Reza.

Reza tersenyum miring dan tangannya menunjuk ke badan Lilian.

"Dan lo cast utamanya, gadis cantik dan gendut yang merasakan bullyan sebelum berubah jadi putri yang cantik."

"Yup."

Reza mendekatkan wajahnya pada Lilian hingga jarak mereka hanya beberapa centi. Lilian sontak memundurkan kepalanya, mencoba mengatur detak jantung dan napasnya. Bukan karena gugup berdekatan dengan Reza tapi lebih ke rasa malas aja.

"Tapi pertanyaannya adalah ... lo siap nggak berubah seperti yang ada di cerita itu? Atau lo enjoy dengan keadaan lo sekarang?"

"I hate my self," cicit Lilian.

"So, I will make you, love your self again. Are you ready, Lilian?" tantang Reza.

Reza memundurkan wajahnya dan mengulurkan salah satu helm di tangannya pada Lilian dan gadis itu, meraih helm dengan malasnya.
Reza melepas jaket kulitnya dan mengikatkan lengan jaket ke pinggang Lilian.

"Buat nutup paha lo yang bergelambir," sindir Reza seraya terkekeh ringan.

Mata Lilian membulat sempurna, mulutnya menganga tak percaya. Matanya beralih menatap jaket milik Reza yang menutup perut dan tubuh bagian depannya.

"Babu kurang ajar!" teriak Lilian dengan tangan mengepal dan kaki yang menghentak lantai

Dan Reza, cowok itu berlalu pergi sambil mengangkat jari tengahnya tanpa susah-susah membalikkan badannya pada Lilian.

Cowok jelek dengan lagak sok kaya. Pingin gue musnahin aja biar Pak Pranoto nyari babu yang bener-bener serius kerja. Lah, babu satu ini malah serius ngerjain majikan, kita ketuker nasib ... teriak Lilian dalam hati.

"Woy, lo mau sekolah apa bolos?" teriak Reza yang sudah sampai di dekat motornya.

"Bolos!" teriak Lilian ketus.

Lilian dan Pangeran Katak  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang