Hiperemesis Gravidarium

5.2K 544 291
                                    

Besok konser Bangtan 😭
Mau salto sampe LA

Kalian tim apa nih?
Nonton offline?
Nonton online?
Atau link haram 🤧
Aku tim nunggu siaran langsung deh kayaknya. Lagi sibuk 😭

Oke deh, mari menghempaskan sejenak

Happy Reading!

Setelah bertemu dengan Elko, Latisya memutuskan untuk pulang ke apartemen milik Hanisa. Dia benar-benar kacau, tidak mungkin dia pulang dengan keadaan yang seperti ini. Latisya benar-benar tidak menyangka dia memulai dan mengakhiri hubungan mereka di tempat yang sama. Mungkin setelah ini dia tidak akan pernah mengunjungi tempat itu lagu. Terlalu banyak kenangan manis sampai-sampai rasanya begitu menyakitkan kalau hanya untuk dikenang.

“Bisa antarkan aku pulang, Han?!” pinta Latisya setelah merasa keadaannya cukup membaik.

“Kamu yakin?” Hani bertanya dengan wajah yang masih khawatir melihat bagaimana kacaunya sahabatnya hari ini.

“Ini sudah pukul tujuh malam. Vin, pasti juga sudah pulang.” Entah apa yang harus ida katakan nanti pada Vin. Padahal dia sudah berjanji tidak akan pulang malam. Mungkin pernikahan mereka hanya sekadar formalitas. Lagi-lagi hanya karena rasa tanggung jawab. Tapi, setidaknya Latisya harus menghormati Vin sebagai seorang suami, bukan? Elko lah yang menyadarkannya.

“Aku mohon jangan benci, Vin. Dia juga sama terlukanya dengan kita. Jadilah istri yang baik untuknya, Tisya. Jodoh tidak akan ada yang tahu pasti, tapi setidaknya jagalah apa yang kamu miliki sekarang. Aku  tahu, Latisya yang aku kenal pasti bisa memahami itu, kan?”

Tepat pukul setengah delapan malam dia sampai di apartemennya.

“Sudah pulang?” tanya Latisya yang melihat Vin tengah duduk di meja dapur dengan laptop dan satu cangkir teh yang sepertinya baru saja dibuat. Terlihat asapnya yang masih mengepul di bawah lampu temaram.

Merasa tidak mendapat respon, akhirnya Latisya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Mungkin Vin tengah sibuk dengan pekerjaannya dan sedang tidak ingin diganggu. Sebaiknya dia segera mandi karena merasa tubuhnya benar-benar lelah.

Setelah lima belas menit, Latisya berjalan keluar dengan handuk yang masih menggulung pada rambutnya. Dilihatnya Vin yang masih duduk dengan posisi yang sama seperti beberapa saat yang lalu. Tanpa menghiraukan keberadaannya, Latisya berjalan menuju lemari pendingin. Diambilnya satu botol penuh air mineral dengan embun yang nampak segar menetes pada sisinya.

Brak!

Terkejut bukan main. Semuanya terlalu cepat untuk dapat direspon oleh kepala Latisya. Botol yang semula masih di tangannya, tiba-tiba terlempar ke lantai dengan begitu kerasnya.

“Sebenci itukah kamu menikah denganku?” Suara pelaku yang sudah berdiri tepat di belakang tubuh Latisya.

“Apa kamu marah karena aku pulang malam?” tanya Latisya dengan suara sedikit takut. “Aku minta maaf. Tadi aku ketiduran di apartemen Hanisa sampai tidak sadar kalau sudah malam.” Masih mencoba menjelaskan. Vin ketika sedang marah benar-benar menakutkan.

“Masih mau berbohong?”

Latisya mengerutkan kening. “Berbohong apa?” Tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Vin.

“Puas bersenang-senang seharian? Apa menyenangkan kencanmu hari ini?”

“Kencan?”

“Masih mau menutupi? Kamu memakai alasan temanmu untuk bertemu dengan pria lain. Kenapa harus berbohong?”

Vin [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang