Behind Story

4.9K 531 334
                                    

Aku tim ga pengen lihat TL
Tapi, dengan sengaja malah nyari tahu mulu
Seneng sih lihat Army yang pada bisa ke LA nonton Bangtan, but 😭
Iri,
Semoga aja suatu hari nanti Bangtan bakal live konser di rumahku pas nikahan sama Yoongi :)










Happy Reading!



Sebelumnya Latisya tidak pernah merasa segelisah ini. Ada sedikit rasa tak menentu tepat pada dadanya, semenjak kepergian Vin tadi pagi yang terlihat sangat buru-buru. Membuat pemikiran-pemikiran konyol mulai bertaburan di kepalanya lagi. Bahkan sampai sekarang pukul satu siang, Vin belum juga mengirim pesan apa pun padanya.

Pada akhirnya dia memilih untuk pergi ke pusat perbelanjaan yang kemarin dia dan Vin kunjungi. Bosan sekali rasanya. Seandainya dia bisa mengajak Hanisa pasti akan lebih seru. Namun sayang, sahabatnya itu sekarang tengah dikejar-kejar deadline. Jadi, tidak bisa bersenang-senang semaunya.

“Setelah kamu dan Elko tidak d sini, semua pekerjaan rasanya jadi semakin berat saja. Aku pusing sendiri. Setiap hari harus over time terus.”

Bukannya mau sombong atau membanggakan diri sendiri. Bisa dibilang itu adalah pengaruh kerja sama tim yang bagus. Elko merupakan seseorang yang profesioanl dan pekerja keras. Sebelum menemukan jalan dari setiap permasalahan dalam pekerjaannya, dia tidak akan mudah menyerah begitu saja. Itulah sebabnya banyak karyawan yang menyukainya, menyukai hasil pekerjaan laki-laki itu.

Elko selalu membereskan setiap kendala yang ada. Lebih  tepatnya dia tidak ingin terlalu membebankan pekerjaan berat pada bawahannya, selagi dia bisa meringankan pekerjaan orang lain, kenapa tidak?

Lagi-lagi Latisya tersenyum ketika mengingat akan hal itu lagi. Sebegitu sayangnya dia pada Elko sampai susah sekali mengikis sedikit saja perasaannya. Tangannya turun meletakkan kembali satu kotak susu rasa pisang yang sebelumnya sempat dia ambil. Hanya reflek sebenarnya, karena biasanya setiap minggu sekali dia akan memenuhi kulkasnya dengan minuman itu. Namun, sekarang dia tidak lagi membutuhkannya. Untuk apa dia membelinya sekarang? Bahkan hanya melihat kemasannya saja dadanya terasa sakit.

Sekelebat ingatan melintas begitu saja, menampilkan Elko yang tengah asyik tidur di sofa dengan pahanya yang menjadi bantalan dengan membawa satu kotak susu di tangan. Gemas sekali. Dan hanya di depan dirinya saja Elko bersikap seperti itu. Dia jadi kembali bertanya, apakah nantinya Elko juga akan seperti itu dengan penggantinya nanti?

Rasanya kalau memang benar, Latisya tidak rela. Dia hanya ingin dirinyakah yang dapat melihat sisi lain dari Elko. Egois? Biarkan saja, nyatanya dia benar-benar belum sanggup ketika dirinya bisa tergantikan oleh orang lain.

“Latisya?!” sapa seseorang dari belakang tubuhnya. Latisya hanya melihat dengan iris menyipit. Siapa? Apakah dia pernah bertemu dengan wanita itu?

Mencoba mengamati dari atas sampai bawah. Kalau dilihat-lihat dari penampilannya, Latisya tidak memiliki teman yang seperti itu. Bukan yang bagaimana, hanya saja wanita itu cukup berkelas kalau dibandingkan dengan circle-nya.

Dres merah menyala di atas lutut dengan tas Gucci keluaran terbaru. Dia yakin kalau tas itu tidak banyak diproduksi sembarangan. Rambutnya yang kecoklatan menambah kesan seksi di wajahnya dengan riasan yang cukup berani.

“Pasti tidak ingat,” tebak wanita itu seolah bisa membaca raut wajah bingung Latisya.

“Maaf, ingatanku memang terlalu buruk. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” Latisya berkata jujur.
Walaupun sudah mencoba diingat tetap saja dia tidak menemukan jawabannya.

Vin [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang