Sweety Lemon

5.2K 507 319
                                    

Selamat pagi.
Mari kita sarapan dengan yang uwu-uwu Poeny 👀

.
.
.
.
.

Happy Reading!
.
.
.
.

Kalau diingat kembali, semuanya masih terasa seperti mimpi. Di mana Latisya akhirnya bisa 'menerima' Vin dalam dirinya lagi. Masih tidak percaya bahwa tadi malam telah terjadi sesuatu di antara mereka. Namun, tubuh polosnya pagi ini menjadi bukti bahwa mereka memang telah melakukannya.

Katakanlah Latisya mudah ditakhlukkan. Kemarin bilang masih mencintai Elko, tapi dia malah menikmati apa yang diberikan oleh Vin. Namun, yang wanita itu pikirkan, ini adalah salah satu cara agar dia bisa melanjutkan hidupnya. Tidak mungkin untuk terus-menerus hanya berjalan di tempat yang sama, bukan? Seperti yang dikatakan oleh Elko waktu itu. Bagaimana pun hidup mereka harus terus berlanjut. Memilih maju atau tenggelam dengan kenangan.

"Selamat pagi," sapa Vin yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Latisya yang sebelumnya masih bergelung di bawah selimut, semakin menutup rapat tubuhnya. Bahkan kepalanya jadi ikut tenggelam di dalamnya. Seharusnya dialah yang bangun terlebih dulu, setidaknya Vin tidak akan menemukan dirinya dalam keadaan yang seperti ini. Namun, sepertinya memang tidurnya tadi malam begitu nyenyak sampai membuat dia bangun kesiangan.

"Ayo bangun. Kamu harus mengisi sesuatu ke dalam perutmu," ucap Vin yang kini sudah duduk di sebelah Latisya tidur, meletakkan segelas susu di atas nakas.

"Kamu tidak berangkat kerja?" Latisya mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimana bisa aku berangkat ke kantor dengan keadaanmu yang masih sakit."

"Aku baik-baik saja."

"Apanya yang baik-baik saja? Kata Mommy, kamu mimisan kemarin."

Pagi-pagi sekali Martha sudah memberondong banyak nasihat pada Vin melalui telepon. Kemudian ditutup dengan ancaman lagi dengan Martha yang akan mengambil istrinya untuk tinggal di rumah mereka. Tentu saja Vin menolak. Baru juga tadi malam sudah sepakat. Lagi pula dia juga tidak ada niatan untuk menelantarkan Latisya lagi.

"Kan kemarin. Sekarang sudah tidak."

"Tetap saja. Aku akan kerja dari rumah untuk beberapa hari ke depan."

Latisya sedikit membuka selimutnya, kemudian menolehkan kepalanya untuk menghadap Vin masih dengan posisi tidur. "Jangan berlebihan seperti itu. Aku benar-benar sudah baik-baik saja."

"Iya, aku juga tahu kalau kamu sudah baik-baik saja. Buktinya tadi malam- aw!"

Latisya sudah melotot dengan satu tangan yang berhasil mencubit perut laki-laki itu. Bagaimana Vin bisa dengan enteng mengatakan hal itu di depannya?

"Apa kamu malu?" goda Vin sekali lagi. Bahkan kini Latisya sudah menarik lagi selimutnya untuk menutupi wajahnya yang memanas.

"Jangan tanya hal itu lagi, Vin. Itu benar-benar memalukan."

"Kenapa harus malu? Tadi malam saja malah suka."

"VIN!!"

"Iya ... iya, maaf." Vin mulai meredakan tawanya. Sepertinya memang cukup untuk hari ini. "Aku sudah membuat sarapan. Mau makan di sini apa di meja makan?"

"Di meja makan saja," jawab Latisya yang masih bersembunyi di balik selimut tebalnya.

Vin [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang