Setelah makan siang di kantin bersama Jimmy, Jørgen dan Siobhan, dengan cepat Lorinda melangkahkan kakinya menuju perpustakaan sekolah. Ada janji pada Carlotta dan Blanco yang harus ia tepati.
Di belokan, Lorinda tak sengaja menabrak guru superioritas yang sama sekali belum mengajar anak kelas satu. Namun, bisa dipastikan, besok Lorinda dan kawan-kawannya akan bertemu dengan orang itu di kelas.
"Eh, hati-hati, Nona," ucap Yewberry sambil menarik tangan Lorinda yang hampir terjengkang ke belakang.
"Terima kasih," ucap Lorinda.
"Terburu-buru?"
"Tidak juga, tetapi lebih cepat lebih baik. Ada janji yang harus ditepati."
"Sebelum kau pergi, boleh kutahu siapa namamu?"
"Lorinda," jawab Lorinda singkat.
"Lorinda siapa?"
"Castillian," jawab Lorinda sambil membungkuk, kemudian segera berlari menuju perpustakaan.
Sesampainya di perpustakaan, Lorinda segera mencari Carlotta dengan membabi buta.
"Tenanglah, Sayang, kami tidak menghilang," ujar Carlotta begitu melihat Lorinda melintas di lorong yang ia huni bersama Blanco.
"Apa yang kau temukan?" Lorinda duduk di samping Carlottta.
"Michelle Forgotten adalah penyihir murni," Carlotta berbicara dengan nada serius, "tanpa alergi keluarga. Di Taika, sejauh yang kuketahui, keluarga penyihir murni yang tidak memiliki alergi turunan hanyalah Fillion dan Galaxy. Memang benar, Forgotten berasal dari kerajaan lain, tetapi, tetap saja, berarti mereka sedikit istimewa karena tidak terikat perjanjian abadi dengan makhluk apa pun."
"Cukup menarik," Lorinda menanggapi.
"Tetapi, menurut segala informasi yang kudapat, bisa disimpulkan bahwa keluarga Forgotten bukan hanya mempelajari, melainkan juga mempraktekkan ilmu hitam demi mencapai apa yang mereka inginkan," Carlotta menjelaskan.
"Keluarga Galaxy, Nilda, dan Fillion juga menguasai ilmu hitam," imbuh Blanco, "tetapi tidak menggunakannya secara sembarangan."
"Kita harus memperingatkan pada Jørgen agar berhati-hati dengan gadis ini," ucap Carlotta dengan mata kuningnya yang semakin menyala-nyala, "dan meminta Siobhan manjaga Jørgen, karena kita tidak bisa selalu bersama Jørgen, tetapi Siobhan bisa."
"Juga guru baru itu," celetuk Blanco, "dia dari keluarga Darkage. Itu adalah keluarga penyihir murni yang terkenal suka menggunakan ilmu hitam. Jangan sampai kalian lengah hanya karena keramahannya."
"Kami tidak sebodoh itu, Blanco," sahut Lorinda.
***
Jauh dari sekolah, di bawah sebuah pohon, Martina menyendiri, bersemedi, memusatkan pikirannya untuk menyatu dengan semesta.
"Martina."
Martina hanya diam dan tetap menutup mata. Merasa sendirian, Martina mengira ia telah memanggil-manggil dirinya sendiri.
"Martina Riario!"
Martina tetap bergeming.
"Miss Riario!"
Ketika suara itu memanggil untuk ketiga kalinya, dan jelas-jelas bukan hanya khayal dalam kepalanya, barulah Martina membuka mata dan mendapati seorang pria berpakaian serba hitam berdiri di hadapannya. Pria berambut pirang terang dan berhidung bak paruh elang.
"Kenapa Anda berada di sini, Profesor?" tanya Martina pada sosok tersebut.
"Aku hendak menanyakan itu kepadamu," Adalbaro tidak menjawab pertanyaan Martina. "Kau cukup jauh dari wilayah sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIHIRA
FantasyApa yang akan terjadi ketika seorang gadis yang biasanya hidup normal tiba-tiba harus berkecimpung dengan dunia sihir, apalagi menjadi korban? Lorinda Castillian menjadi siswi Sihira di kerajaan sihir Taika, dan akan mengalami banyak hal di luar ken...