Adalbaro tentu sangat mengenal aroma cokelat ini. Dari kejauhan pun, ia pasti bisa mengenalinya.
Ternyata Martina juga mengalami hal yang sama. Samar-samar aroma kopi tumbuk ia dapati ketika mendekati pintu asrama Abu-Abu, dan semain menguat, tetapi terganggu oleh bau kuda liar.
"Bau ini..." Martina mencoba menebak sampai akhirnya ditabrak hingga terpental dengan kasar ke lantai. Tidak perlu ditanyakan lagi seberapa sakitnya ditabrak oleh seekor kuda.
"Maaf!" seru Priapus, agak panik.
"Oh my," isak Martina yang masih dalam keadaan tengkurap di lantai, "mungkin rusukku patah."
"Priapus, jangan sampai kau mati di tangan kawan lamamu!" Emilia memukul perut kuda Priapus terlebih dahulu sebelum membantu Martina bangkit. "Rusukmu benar-benar sakit?" Emilia mengkhawatirkan Martina, mengingat pagi itu Martina juga telah mendapat serangan fisik dari Shebiba.
"Tidak, hanya bercanda," Martina kembali bersikap biasa.
"Mau kutempeleng?" geram Emilia.
"Untuk apa kau menabrakku seperti orang gila di lingkungan sekolah, Priapus?" tanya Martina pada si centauride, "Ini bukan habitatmu."
"Aku baru saja mengobati bocah Castillian itu," jawab Priapus, kemudian menarik tangan Martina menjauh dari asrama Abu-Abu, "tapi obatku itu efeknya akan sangat lambat. Kupikir, kau mungkin bisa mencari penawar yang jauh lebih kuat mulai dari sekarang. Kasihan anak itu."
"Apa yang harus kucari?" Martina menelan ludah dengan berat.
"Ekor huldra, lemak siren, dan kulit elf telunjuk, yang kemudian semuanya diekstrak menjadi minyak, lalu dicampur dengan air dan dibasuhkan ke seluruh permukaan rambut gadis itu hingga ke kulit kepalanya," Priapus menjelaskan.
"Untuk huldra dan siren, oke, aku yakin itu bisa didapatkan walau agak sulit, tetapi, elf telunjuk?" wajah Martina berubah keruh, "Kau gila?! Mereka makhluk yang sangat tenang dan tidak pernah mengusik makhluk lain!"
"Ada apa, Martina?" sahut Ignacio yang baru datang dan memberikan segelas es kopi espresso kepada Martina.
Priapus menjelaskan kembali, dan Ignacio mengangguk paham.
"Itu mudah," Ignacio menoleh pada Martina, "kita bisa meminta bantuan Indamira untuk hal semacam itu."
"Apalagi Indamira!" jerit Martina, "Dia akan membantai habis satu perkampungan elf telunjuk! Bagaimana mungkin kau mempercayakan hal ini kepadanya?!"
"Indamira memang memiliki jiwa yang gelap, tetapi kau menggambarkannya secara berlebihan, Martina," Ignacio menepuk-nepuk pundak Martina. "Jangan melebih-lebihkan kekejaman saudari kembarku."
"Jika kalian setuju untuk mencari bahan-bahan itu," Adalbaro turut bicara, "maka aku akan menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk proses pengekstrakan."
"Kami akan berangkat sekarang juga," Ignacio mengangguk.
***
"Bagaimana, Sayang?" tanya Shebiba pada Yewberry sambil meletakkan teh di meja, "Masih sakit?"
"Tidak terlalu," Yewberry menggeleng. "Dari mana saja kau? Kenapa baru datang sesiang ini?"
"Aku harus memeriksakan diri ke rumah sakit, karena Peramal Gila itu menendang perutku! Semua orang juga tahu kalau perutku baru dioperasi sesar sepuluh bulan yang lalu!"
"Kenapa dia menyerangmu seperti itu? Tanpa alasan?"
"Dia memergoki aku menerkam Martina dan menendang anak asrama Abu-Abu yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIHIRA
FantasyApa yang akan terjadi ketika seorang gadis yang biasanya hidup normal tiba-tiba harus berkecimpung dengan dunia sihir, apalagi menjadi korban? Lorinda Castillian menjadi siswi Sihira di kerajaan sihir Taika, dan akan mengalami banyak hal di luar ken...