Bab 58

53 6 12
                                    

Sebisa mungkin, Andre berusaha membuat Lorinda merasa senang. Mereka menikmati makan siang di Stardust Restaurant, membeli camilan dari satu tempat ke tempat lain, dan mengunjungi tempat apa pun yang mungkin akan Lorinda sukai.

"Toko bunga!" Lorinda menunjuk toko bunga Claudetta Gardener.

"Kau mau ke sana? Kau menyukai bunga?" tanya Andre.

"Tidak juga," jawab Lorinda pada pemuda berjubah jam tersebut. "Aku hanya pernah bersembunyi di sana dan melihat Profesor Coldman membeli dua ikat bunga berbeda warna. Dan yang aku tahu, bunga tulip biru yang ia beli adalah untuk Martina."

"Tapi, kenapa kau bersembunyi?" mata Andre menyipit.

"Ya, uhm, aku, kau tahu, berkencan dengan Mr. Darkage," jawab Lorinda ragu-ragu.

"Oh," Andre membuang muka, "rupanya, rumor itu bukan sekedar rumor."

"Apakah kau menyesal mengajakku pergi hari ini?"

"Kenapa aku harus menyesal?" Andre kembali menatap Lorinda, "Ayo, banyak tempat yang akan kau sukai."

***

Viola, Shobab, dan Lana sudah sampai di Malek Castle. Dengan langkah tegap, Shobab memimpin yang lain menuju salah satu aula yang ada di kastil kediaman keluarga Malek tersebut.

Di sana, para petinggi dewan sihir agung dan semua yang terkait sudah berkumpul, kecuali keluarga Darkage.

"Di mana anak-anak Fillion?" tanya seorang pria berambut karamel mirip Shobab.

"Kami tidak mengajak mereka," jawab Viola.

"Kirimkan surat pada mereka! Gunakan merpatimu, Shobab!" titah pria tadi kepada Shobab.

"Baik, Ayah," Shobab mengangguk dan lekas pergi menuju kamarnya untuk menulis surat pada anak-anak Fillion.

"Ismael, jangan biarkan emosi menguasaimu," seorang pria berambut pirang platinum menenangkan ayah Shobab. Dialah Amadeus Galaxy -ayah Blanco.

***

Emma segera menyembunyikan diri di samping pintu ketika hendak memasuki asrama Abu-Abu. Dia melihat ada Yewberry sedang berbicara dengan Samsara. Emma begitu geram karena telah mendengar keterangan dari saudara kembarnya bahwa pria itu berusaha mencelakainya.

"Jadi, dia pergi bersama pemuda berambut pirang platinum dengan sedikit surai cokelat?" Yewberry memastikan.

Emma menguping dengan wajah yang mengernyit benci, dan rahang yang mengeras. Tentu saja Emma tahu jika orang yang mereka bicarakan adalah Lorinda dan Andre. Lalu, apa? Kenapa Lorinda tidak boleh berbahagia bersama Andre jika Yewberry bisa bermesraan dengan Shebiba?

"Iya, Pak," jawab Samsara, "saya sudah bilang padanya jangan pergi, nanti Mr. Darkage marah, tapi begitulah dia, tidak mau mendengarkan nasihat orang lain. Keras kepalanya anak itu!"

Mata Emma berkilat penuh amarah. Sumpah demi apa pun, Emma yakin jika wanita itu berkata dusta.

"Kau sudah memperingatkannya?"

Batin Emma sudah gatal ingin mengutuk, karena menurutnya, pria ini juga bodoh sekali. Mana mungkin orang seperti Samsara memperingatkan agar Lorinda tidak pergi.

"Sudah, Pak, lebih dari seribu kali saya katakan padanya jangan sampai membuat Mr. Darkage marah!"

Dusta, dusta, dusta. Emma bisa mendengar getaran itu. Andai Viola ada di sini bersamanya, maka gadis itu akan langsung mengiyakan pendapatnya.

"Baiklah, terima kasih, Samsara."

Mendengar ucapan pamit itu, Emma segera mundur beberapa langkah dan berpura-pura seakan ia baru saja hendak mencapai pintu asrama.

SIHIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang