Chapter 16

1.4K 231 50
                                    

Wendy dan Jaehyun masuk ke rumah bersama dengan Winter. Wendy masih belum boleh banyak beraktifitas sehingga dirinya wajib menggunakan kursi roda selama di rumah. Winter akhirnya memutuskan untuk tinggal sementara dengan sang kakak dan berangkat sekolah dari sana supaya dapat membantu Jaehyun jika ternyata Jaehyun kerja lembur.

"Apa kau mau tidur di kamar bawah saja? Dengan kursi roda pasti kau akan kesulitan naik turun tangga." Tanya Jaehyun. Wendy merengut sedih. Ia adalah tipe orang yang suka dengan teritorialnya, ia benci ketika ada orang yang tidak begitu dekat dengannya masuk ke dalam teritorialnya, begitu juga dengan dirinya yang harus keluar dari zona nyamannya.

"Baiklah... aku ingin tidur di kamar yang jendelanya paling besar." Pinta Wendy, yaitu kamar yang biasa dipakai oleh para orang tua ketika berkunjung. Jaehyun mendorong Wendy ke arah kamar tersebut. "Nanti saja! Saat mau tidur, sekarang aku mau nonton TV saja." Tahan Wendy.

Jaehyun memutar balik kursi rodanya kemudian membawa Wendy ke ruang TV sesuai permintaannya. "Kau mau duduk di sofa?" Tanya Jaehyun. Wendy mengangguk. Jaehyun mendekatkan tubuhnya kemudian melesakkan kedua tangannya ke bawah ketiak Wendy kemudian memeluknya.

Wendy langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher Jaehyun sebagai tumpuan ketika dirinya akan berdiri. "Ssh... aw..." Wendy mendesis sakit ketika tubuhnya berdiri tegak. Jaehyun dengan sabar diam sejenak sembari memeluk Wendy erat menunggu Wendy baik-baik saja.

"Apa terasa sangat sakit?" Bisik Jaehyun tepat di telinga Wendy. Yang ditanya ternyata sudah menempelkan keningnya pada bahu Jaehyun, upaya berusaha meredam suara yang keluar dari mulutnya akibat rasa sakit luar biasa di tubuh bagian depannya terutama perut.

Jaehyun mengusap lembut punggung Wendy berharap hal tersebut dapat mengurangi rasa sakit yang sang istri rasakan. "J-Jaehyun..." Panggil Wendy. "Hm?" Jawabnya.

"Aku jadi takut melahirkan jika perut robek ternyata sakitnya luar biasa begini..." Jaehyun terkejut namun tersenyum kemudian terkekeh dengan ucapan tiba-tiba Wendy mengenai memiliki keturunan.

"Tidak ada yang memaksamu untuk melahirkan seorang anak Wan. Kau ini tiba-tiba sekali ㅋㅋㅋ" Jaehyun kini menarik perlahan tubuh Wendy supaya dapat menempel pada tubuhnya karena jika terus tertekuk, ia takut luka di perut Wendy juga tidak kunjung kering.

Dengan pergerakan perlahan yang Jaehyun lakukan, Wendy mencengkram erat kaos yang Jaehyun kenakan sebagai tanda bahwa dirinya kesakitan. "Hanya tiba-tiba terpikirkan... hehe~" Jawab Wendy.

Mereka terdiam di posisi tersebut hampir 5 menit lamanya sampai akhirnya Winter muncul dan bertanya, "Hangat sekali berpelukan dalam kondisi sudah sah." Sindirnya kemudian pergi ke dapur meninggalkan Jaehyun dengan telinganya yang memerah.

"J-Jae... ayo dudukan aku di sofa..." Wendy mengingatkan kembali niatan awal kenapa mereka berpelukan. "O-Oh iya, pelan-pelan," Jaehyun menggiring tubuh Wendy supaya dapat duduk di sofa dengan nyaman.

Wendy berhasil duduk dan kini dirinya saling tatap dengan Jaehyun yang malah berdiri menghalanginya untuk menonton TV. "Kenapa?" Tanya Wendy bingung. "Kau mau aku bawakan apa? Selimut? Makanan? Minuman?"

Wendy tidak terbiasa dengan Jaehyun yang perhatian, malah diam cengo. "Ti...dak ada."

"Baiklah. Panggil aku jika butuh sesuatu. Aku akan ke atas untuk mengambil barang-barangmu supaya pindah ke kamar bawah untuk sementara waktu." Wendy hanya bisa mengangguk menanggapi apa yang Jaehyun katakan padanya.

...

"Winter!" Panggil Wendy dari ruang TV setelah sekitar 45 menit anteng menonton sendirian. Winter yang sedang berada di dapur—entah sedang apa—bergegas menuju ruang TV untuk memenuhi panggilan sang kakak. "Apa sayang." Jawabnya.

We Got Married ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang