Chapter 9

1.3K 235 15
                                    

Pelatihan menyelam berjalan selama 5 bulan, dan selama itu pula Wendy seperti menjalani terapi ketakutannya terhadap laut. Tidak sepenuhnya hilang, tapi tidak setakut awal-awal. Ia sudah bisa menyelam sendiri walau masih harus menempel pada koleganya yang lain, dia bisa memasang dan melepas sendiri atribut menyelamnya, dia juga bisa kembali ke permukaan sendiri, progresnya terlihat sangat membaik dengan cepat.

Khusus di hari itu, tiba-tiba Jaehyun mendapat panggilan bahwa ada keadaan darurat dimana ada laporan seorang anak balita terjebak di dalam goa yang terletak tak jauh dari tempat pelatihan menyelam.

Terpaksa Jaehyun harus kembali ke kantor untuk mendengarkan informasi tersebut lebih detail dan lebih seksama meninggalkan anggotanya di tempat pelatihan secara mandiri karena tinggal membiasakan diri dan berlatih lebih giat lagi.

...

"Bagaimana bisa anak balita terjebak di dalam sana? Tidak mungkin dia masuk sendiri bukan?" Tanya Jaehyun masih mencoba memahami situasi tersebut. "Berdasarkan keterangan saksi, dia masuk ke dalam sana dengan sang ibu sebelum akhirnya turun hujan. Kejadian tersebut terjadi 3 hari yang lalu. Sang ibu sepertinya sengaja meninggalkan anaknya di dalam sana." Jelas Yunho, selaku ketua yang menangani kasus tersebut.

"Ya tuhan..." Jaehyun terlihat seperti tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. "Lalu apa yang bisa kami lakukan?" Tanya Jaehyun.

Yunho memulai presentasinya di depan dengan foto keadaan lokasi saat ini dimana si balita itu berada. "Seperti yang bisa kita lihat, akibat hujan deras yang turun 3 hari terakhir ini, jalur goa yang pada dasarnya naik turun, itu semua tergenang air. Kedalamannya bisa mencapai 10-30 meter tergantung daratan yang ada didalamnya."

"Ada berapa kubangan dan ada berapa undakan daratan di dalamnya?" Tanya Jaehyun lagi dengan sangat serius. "Sejauh ini ada 2 kubangan dan 1 undakan. Untuk bisa mencapai ke kubangan kedua, harus melewati banyak lubang atau lorong batu yang berdiameter sekitar 85-90 cm."

"85-90 cm? Itu sangat kecil... tubuhku belum tentu bisa masuk melewati lubang itu." Jaehyun mulai terlihat khawatir. Ia mengenali tubuhnya sendiri dimana lebar bahunya saja sudah 55 cm, belum dengan otot lengan, belum dengan tabung oksigen, terlalu beresiko untuk tersangkut lalu paling parahnya merusak tabung oksigen beserta regulator kemudian terjadi kebocoran oksigen.

Yunho menatap Jaehyun cemas. "Maka dari itu aku butuh kau mengerahkan anggota penyelam wanita untuk kasus ini. Siapa kandidat yang mungkin melewati lubang itu?" Tanya Yunho. Jaehyun terlihat berpikir untuk beberapa saat.

"Mungkin... Rose, Jennie dan..." Memikirkan nama Wendy saja sudah membuat Jaehyun panik dalam diam. Ia tidak jadi menyebutkan nama Wendy secara sengaja. "Kalau begitu kerahkan mereka berdua. Atur siapa yang akan standby di undakan, dan sisanya menjaga di mulut goa. Kita tak ada pilihan, ini perintah langsung dari presiden dan menjadi kasus nasional, kau dan anggotamu harus sanggup."

...

Jaehyun kembali ke tempat dimana anggotanya berada, dan dia lihat mereka masih mengenakan drysuit mereka hanya saja tanpa atribut menyelam. Mereka semua berdiri menunggu kabar dari Jaehyun mengenai tugas pertama mereka yang hanya mereka dengar sayup-sayup sebelum Jaehyun pergi.

"Dengarkan aku, kasus kita kali ini melibatkan anak balita berusia 4 tahun. Ia sengaja ditinggal oleh sang ibu di dalam goa dekat sini. Ada beberapa kondisi tertentu dimana komandan meminta secara spesifik untuk mengerahkan penyelam wanita untuk yang satu ini."

Mendengar ucapan Jaehyun, semua orang menegang dan terlihat menatap satu sama lain dengan khawatir. "Tapi mereka baru saja dilatih selama 5 bulan Jae, apa tidak berbahaya?" Tanya Johnny. Jaehyun menarik nafas dalam.

"Tentu beresiko tinggi, namun kita tidak ada pilihan. Perintah tersebut langsung turun dari presiden dan menjadi kasus nasional. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus sanggup." Jawab Jaehyun dengan berat hati. Wendy terdiam mendengarnya.

"Lalu siapa yang akan kau kerahkan untuk masuk ke dalam sana?" Tanya Doyoung. Jaehyun menatap Doyoung lalu membuang muka dan terlihat sangat cemas. "Rose, Jennie dan..." Jaehyun menjeda kalimatnya karena memang Wendy masuk ke dalam kriteria yang dibutuhkan.

"Wendy. Tapi Wendy akan aku izinkan turun hanya sebatas sampai mulut goa. Tidak boleh lebih." Mendengar namanya disebut, tubuh Wendy mematung.

"Oh tentu Wendy akan diam di mulut goa. Biar aku dan Jennie saja yang masuk." Tolak Rose mengingat trauma yang Wendy miliki mengenai laut. "Kita harus lihat dulu situasinya... Kau lebih handal dalam menyelam, aku butuh kau memasuki goa dari mulut goa yang ada dalam laut untuk survey apa bisa di lewati atau tidak, di dampingi oleh beberapa kolega priamu."

Jaehyun menghela nafas panjang. "Akan aku coba lihat segala kemungkinan antara Jennie atau Wendy yang harus menjemput balita itu, karena... situasinya rumit."

"Kenapa tidak aku dan Seulgi saja?" Joy bertanya khawatir seperti tidak mau membiarkan Wendy pergi melewati hal ekstrim dan traumatis padahal dirinya belum mahir. "Karena ada banyak lubang di dalam sana yang diameternya hanya 85-90 cm. Kau dan Seulgi akan tersangkut bersama dengan tabung oksigen yang ada di punggung kalian."

Mereka semua terdiam tidak dapat membantah lagi. Disisi lain ada Wendy yang hanya bisa diam dan sibuk dengan isi pikirannya sendiri.

"Kapan kita mulai mengevakuasi?" Tanya Yuta. "Malam ini juga."

...

Jaehyun sibuk kesana kemari mempersiapkan upaya penyelematan balita yang ada di dalam goa bersama anggota militer pria lainnya. Ada Seulgi dan Joy yang mengatur kamera yang akan ditempel di baju selam Wendy, Rose dan Jennie, karena mereka yang akan memonitor seluruh keadaan visual lewat layar komputer.

Anggota militer pria sebagian besar sibuk mengangkut pasokan tabung oksigen yang harus siap tanpa cacat, karena tabung oksigen akan menjadi alat utama penyelematan.

Lalu ada Wendy yang melamun dan berusaha untuk tenang. Walau Jaehyun bilang dirinya hanya akan berada di mulut goa, hatinya tetap saja takut karena mulut goa disini juga tidak sedangkal yang kalian kira. Wendy tetap harus masuk lebih dalam mendekati dimana siapapun nanti yang menjemput balita tersebut kembali.

Ketakutan tiga kali lipat bagi Wendy. Gelap, sempit, air laut.

"Jennie! Kau menyelam duluan untuk melihat keadaan lubang yang di maksud komandan!" Panggil Doyoung sesuai perintah Jaehyun. "Siap!" Jennie langsung berlari menuju ke dalam goa, dan Wendy hanya bisa gugup dalam diam.

Joy yang menyadari Wendy sendirian dan terdiam di dalam tenda perlengkapan, memutuskan untuk menghampirinya dulu karena Jaehyun sedang sibuk. 

"Unnie, kau mau aku ambilkan minum?" Tawar Joy lembut karena merasa iba melihat wajah pucat pasi sang kakak senior. "Euh? T-Tidak, hehe. Aku baik-baik saja." Jawab Wendy tidak fokus. Joy dapat melihat bahwa Wendy sedang sibuk dengan isi kepalanya sendiri.

"Joy, jika aku harus masuk ke dalam sana... a-aku sepertinya siap." Ucap Wendy tiba-tiba. Joy menoleh terkejut. "Unnie, jangan dipaksakan. Tidak apa-apa  kita kan bekerja sebagai tim. Kau tenang saja." Joy menatap Wendy cemas. Lagi-lagi Wendy terdiam.

"Aku serius Joy." Wendy menatap Joy lurus.

...



Ditinggal 2-3 hariiii Terkezud sayah😭❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditinggal 2-3 hariiii
Terkezud sayah😭❤️

We Got Married ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang