Chapter 11

1.4K 234 16
                                    

"Jaehyun, apa memungkinkan jika aku berenang terbalik melewati lubang ini? Karena jika dilihat lagi, bentuknya tidak sepenuhnya bulat. Lebih ke semi setengah lingkaran yang terbalik."

Jaehyun yang melihat melalui monitor, terdiam sejenak untuk berpikir apakah aman atau tidak bagi Wendy melakukan hal tersebut tanpa latihan sebelumnya. "Bisakah kau coba perlihatkan tiap sisi lubang itu secara perlahan supaya aku dapat melihatnya dengan jelas?"

Wendy menurut kemudian memberikan tampilan lubang tersebut dengan baik. "Jika kau menyanggupinya, aku mengizinkan. Tapi perhatikan juga tabung oksigenmu karena bisa tersangkut ketika kau berenang telentang." Jawab Jaehyun sedikit ragu namun tak ada pilihan.

"Baiklah. Aku akan masuk sekarang. Doakan semoga semuanya lancar." Wendy mulai mundur beberapa senti untuk dapat memutar balik tubuhnya dengan aman. Wendy mulai mencoba melewati lubang tersebut dengan cara yang cerdas menurut Jaehyun.

Dengan sengaja Wendy menempelkan tubuh bagian depannya ke permukaan lubang bagian atas supaya tabung oksigen yang sekarang posisinya ada di bawah, tidak akan tersangkut. Jaehyun yakin Wendy melakukannya karena ia merasa dirinya bisa mengontrol apa yang bisa ia lihat, jadi dirinya melakukan semua hal yang menurutnya aman baginya selama semua itu berada di jangkauan penglihatannya.

"Bagus! Kau melakukannya dengan baik!" Puji Jaehyun terkejut dengan apa yang baru saja Wendy lakukan. "Kau berhasil melewati bagian sulitnya Wan!" Jaehyun tersenyum lebar untuk pertama kalinya. Semua teman-temannya hanya bisa tertawa lucu melihat sisi Jaehyun yang baru kali ini mereka lihat.

"ㅋㅋㅋ Rasa bahagiamu bisa aku rasakan bahkan ketika aku sedang jauh di dalam air. Aku berhasil~" Suara tenang Wendy ternyata sangat berpengaruh pada reaksi mental Jaehyun selama dirinya menunggu Wendy kembali. Jaehyun merasa jauh lebih tenang sekarang.

...

"ㅋㅋㅋ Maafkan aku, aku tak kuasa menahan rasa cemas disini jadi tolong jangan menertawaiku." Wendy tersenyum mendengarnya. "Siap salah." Goda Wendy masih menjahili Jaehyun yang kini terdengar tertawa bersama yang lain.

"Aku dapat melihat undakan pertama, itu artinya aku akan segera sampai setelah satu kubangan lagi kan?" Tanya Wendy memastikan. "Bingo. Kau hanya perlu melewati satu kubangan lagi." Jawab Jaehyun.

"Aku baru tau ada kubangan seraksasa ini. Yang kutau kubangan air itu hanya air yang menggenang, bukan air yang dapat kita selami." Wendy benar-benar menyampaikan apa yang ada di otaknya, namun Jaehyun menerimanya sebagai lawakan. "Apa kau baru saja melucu Nona Sohn? ㅋㅋㅋ"

Wendy terkekeh. "Aku tidak melucu! Kau saja yang humornya rendah. Aku benar-benar mengutarakan apa yang sedari tadi mengganggu pikiranku!" Wendy berupaya membela diri dengan benar-benar berusaha menjelaskan tujuannya mengatakan hal tersebut.

"Sebentar, jangan dulu berbicara, aku harus naik ke permukaan."

...

Jaehyun tersenyum lega ketika dapat melihat Wendy akhirnya naik ke permukaan di undakan pertama. "Istirahat dulu sejenak, kubangan yang kedua tidak sulit dan tidak jauh dari keberadaan si balita. Jadi kau tidak perlu terlalu cemas."

Dengan cekatan Wendy mengecek kadar oksigennya dan menghela nafas lega ketika melihat tabung oksigennya masih berada di radar hijau. "Aku berhasil menghemat oksigen walau banyak berbicara denganmu."

Jaehyun tersenyum. "Kau tidak perlu banyak bicara jika ingin lebih menghemat lagi, aku yang akan banyak bicara supaya kau tidak kesepian dan cemas dengan keadaan sunyi senyap disana."

Jaehyun dapat mendengar suara nafas Wendy yang terdengar sedikit kelelahan. "Apa kau lelah? Tidak perlu terburu-buru, ambil waktumu." Perintah Jaehyun yang kembali khawatir. "Tenang saja, aku hanya perlu kembali memberi sugesti pada otakku bahwa sebentar lagi selesai. Mendengar soal sunyi senyap membuatku sedikit panik karena sadar kalau aku hanya sendirian di tempat gelap dan sempit."

"Maafkan aku, aku tidak akan mengatakannya lagi." Ujar Jaehyun dengan cepat. Rose tersenyum kemudian mengusap punggung Jaehyun yang sedari tadi tegang. "Tenangkan dirimu, dia akan baik-baik saja." Bisik Rose mengingatkan Jaehyun untuk tidak terlalu cemas.

"Ayo meditasi pernafasan bersamaku, supaya kita berdua rileks. Rose akan membantumu melakukannya karena aku sering terkena serangan panik ㅋㅋㅋ"

...

Jaehyun menoleh ke arah Rose yang sudah siap akan membantunya melakukan meditasi pernafasan. "Kau tegakkan punggungmu," Perintah Rose membiarkan walkie-talkie tetap menyala supaya Wendy juga dapat mendengarnya.

"Caranya sangat mudah, kau hanya perlu memejamkan mata selama 5-10 menit, lalu di tiap tarikan nafas juga saat dihembuskan keluar, rasakan tiap udara yang melewati rongga tubuhmu. Lakukan berulang kali dengan nafas yang teratur."

Jaehyun dan Wendy melakukannya secara bersamaan di tempat yang sangat berbeda. "Bagaimana?" Tanya Rose menanyai apa yang Jaehyun rasakan. "Aku merasa lebih... tenang."

"Kubilang juga apa." Ucap Wendy. "Kenapa kau tak memberitahuku metode meditasi ini sebelumnya? Ini akan sangat membantu ketika aku stress di kantor!" Protes Jaehyun. "Karena aku selalu stress karenamu. Mana sempat aku memberitahu hal begini."

Doyoung tertawa untuk ke sekian kalinya. "Aku banyak melihat sisi kehidupan rumah tangga kalian yang sebenarnya hari ini ㅋㅋㅋ ternyata kalian banyak bertengkar ya." Ujarnya sambil menggelengkan kepala.

"Oh, kau hanya mengetahu 1% nya saja Doyoung-ssi. Kau akan melihat lebih banyak selama aku jauh di dalam air, persiapkan dirimu." Jawaban Wendy membuat Jaehyun stress tapi malah sebaliknya untuk teman-temannya yang kini tertawa bahagia mendengar hal tersebut.

...

"Aku akan menyelam kembali." Wendy kembali bersiap untuk menyeburkan dirinya kembali agar dirinya dapat segera bertemu dengan si balita yang ia yakini pasti sangat ketakutan.

BYUR!

Kali ini dirinya tidak banyak berbicara dan berusaha fokus agar dapat segera sampai di tujuan. Hampir sekitar 15 menit, akhirnya dirinya melihat ada daratan tak jauh dari jangkauan mata juga tangannya.

Begitu ia naik ke atas-

...

Semua orang yang berada di darat ikut terdiam melihat apa yang mereka saksikan lewat layar monitor. "W-Wan..." Panggil Rose dengan panik segera memanggil Wendy yang hanya tertegun dengan nafas yang memburu.

...

Wendy menghampiri si balita yang sudah tergeletak terbujur kaku di tanah dengan perlahan. Ia melepas alat-alat selam di tubuhnya lalu segera menyelimuti si balita dengan aluminium foil yang ia bawa sebagai media penghangat tubuh.

Wendy memeluk erat tubuh balita tersebut setelah membungkusnya dengan aluminium foil, sambil berusaha memberikan kehangatan bagi si balita yang nampaknya sudah tidak bernyawa.

Wendy tidak mendengar suara apapun dari in-ear nya selain suara nafas Jaehyun yang sepertinya sama-sama terkejut dan bingung dengan apa yang terjadi. "Wendy..." Panggil Jaehyun yang akhirnya memecah keheningan.

Tiba-tiba Wendy menangis cukup hebat dengan tubuh bergetar. Mendengar tangis pilu tersebut, seluruh tim penyelamat di darat, ikut tertegun dan bersedih karena sepertinya mereka tau apa yang terjadi.

...

"A-Aku tidak dapat merasakan denyut nadinya dimanapun Jae... hiks- apa aku terlambat menjemputnya? Dilehernya tidak ada, di tangannya tidak ada, semuanya tidak ada..."

Jaehyun dapat mendengar betapa putus asanya Wendy dari cara bicaranya yang terdengar panik, sedih bercampur dengan rasa bersalah. "Bukan salahmu Wan... bukan. Jangan menyalahkan dirimu sendiri." Jawab Jaehyun sambil terlihat kosong ketika melihat wajah pucat pasti si balita yang ada di pangkuan Wendy lewat monitor.

...



😞😞😞

We Got Married ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang