Chapter 28

1.3K 191 45
                                    

Pagi itu Wendy mendapat panggilan dari Yunho untuk menjadi pembicara kepada teman-teman militer lain mengenai pengalamannya selama menjalani misi penyelamatan balita di dalam goa yang menyebabkan dirinya harus vakum dari dunia kemiliteran untuk beberapa saat.

Salah satu pertanyaan yang dilontarkan pada saat ifu oleh salah satu juniornya adalah, "Apa yang kau rasakan ketika di dalam sana?"

Wendy sempat terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Kau tau, itu pertanyaan yang sangat bagus. Karena aku rasa... dengan segala situasi kacau saat itu, tidak ada satupun yang bertanya padaku apa yang aku rasakan ketika berada di dalam sana. Atau mungkin pernah? Tapi aku tidak ingat?"

Wendy menghela nafas. "Aku tidak bisa ingat secara menyeluruh, tapi aku ingat betul ada beberapa hal yang sangat menonjol ketika aku berada di dalam sana. Yang pertama, rasa tak ingin kembali hidup setelah melihat ternyata subjek yang seharusnya kembali dengan selamat bersamaku, berakhir sebaliknya."

"Kondisiku saat itu baru saja memulai pelatihan menyelam dan aku punya trauma pada air, jadi kau bisa bayangkan sesulit apa aku ketika melakukan penyelamatan itu. Lalu yang kedua, ketika aku merasa putus asa, aku ingat ayahku yang sudah tua. Aku merasa aku harus hidup untuknya."

"Ketiga, aku tiba-tiba ingat pada adik semata wayangku, Winter. Aku ingat dia masih belum lulus SMA, aku tidak akan meninggalkannya sebelum dia stabil dan bisa hidup mandiri. Aku makin merasa kalau saat itu belum waktunya aku mati."

Wendy tiba-tiba tertawa sebelum mengatakan hal yang terakhir. "Lalu terakhir, aku ingat pada salah satu rekan kerjaku." Jaehyun yang berdiri jauh di paling ujung tersenyum tanpa sadar ketika Wendy membicarakan soal dirinya.

"Yang kala itu bertengkar hebat denganku sebelum aku melakukan misi penyelamatan. Situasi yang sangat ideal untukku menyelam melewati banyak batu tajam di dalam sana bukan?" Teman-temannya yang lain tertawa mendengar pertanyaan jenaka Wendy.

"Kalian tau, jika diceritakan kembali seperti ini, aku merasa aku sangat gila dengan sukarela mau masuk ke dalam sana ㅋㅋㅋ" Wendy kembali menaikkan mood di sekelilingnya supaya cerita yang ia ceritakan tidak sekelam yang sebenarnya.

"Alasan terkuat aku bisa kembali selamat ya karena rekan kerjaku yang satu itu. Si musuh yang jika tidak memohon padaku supaya kembali dengan selamat, maka aku tidak akan berada di atas sini berbicara dengan kalian. Bukan begitu Jung Jaehyun?"

Dengan jahil Wendy memanggil nama lengkap Jaehyun yang otomatis membuat seluruh aula bersorak sorai menggoda sepasang sejoli tersebut habis-habisan.

"Jung Jaehyun, si rekan kerja yang sekarang jadi rekan kasur juga!" Teriak Yuta dengan tidak ada akhlaknya.

"Yuta-ssi, jika masih asal bunyi maka akan ku jadikan kau sasaran tembak minggu depan." Ujar Wendy karena Yuta berteriak tepat ketika semuanya sedang hening.

Jaehyun tertawa sedari tadi sambil menatap Wendy dengan tatapan penuh cinta. Jika orang lain bersaksi, mereka bilang mata Jaehyun seperti menangis madu. Semanis itu tatapannya.

"Iya, rekan kerja yang menjadi rekan hidup ternyata. Jadi, begitulah yang dirasakan. Maaf jawabannya jadi terlalu panjang ㅋㅋㅋ"

Kemudian ada pertanyaan lagi yang muncul, "Apa kau masih akan menjadi tim penyelamat setelah kecelakaan tempo hari?"

"Tentu saja!" Jawabnya tanpa ragu. "Aku masih belum kembali dikarenakan butuh waktu yang lebih lama untuk pulih sepenuhnya. Secara fisik maupun mental. Tapi aku tidak akan berhenti."

"Jika ternyata ada misi penyelamatan serupa, apa kau akan kembali masuk ke dalam goa?"

"Tidak boleh." Jaehyun mengambil mic dari dekat sound system hanya untuk menjawab pertanyaan yang satu itu. Seluruh aula tertawa geli mendengar jawaban singkat padat jelas dari Jaehyun.

We Got Married ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang